when thinking cannot SOLVE your PROBLEM, REMEMBER a sincere DUA can.

Saturday, December 17, 2016

Bukan Tiba-tiba

Tidak tau bagaimana kedepannya
Tidak perlu menduga-menduga 
Tidak mau memaksa
Tidak usah banyak bertanya

Seperti musibah 
Hidayah pun datang tak di sangka
namun bisa di minta

Ini bukan tiba-tiba
Semua sudah di tuliskan oleh-Nya


#friendstilljannah #Hijrahyok 
0

Lah Berubah lagi?

Adalah sebulan nggak ngeblog
Ini pas mau nulis (awalnya udah kebayang mau cerita apa)
tapi gara-gara lihat tampilan blog agak berubah dikit
eh buyar deh tadi mau cerita apa. hmm
malah termuncul ide buat bahas perubahan si blog

yap. begitulah adanya
sosial media cepat sekali berubahnya
selalu ingin menjadi yang lebih baik dan lebih canggih lagi

niat perubahan sebenarnya untuk memudahkan
tapi untuk belajar sesuatu yang baru kan butuh proses
pasti ada kekakuan di setiap memulai sesuatu yang baru
gak bisa langsung mudah dan lancar jaya

semua menjadi bisa karena terbiasa
terbiasa sama yang lama, ya tentu lebih mudah sama yang lama
untuk terbiasa dengan perubahan , ya harus belajar
biar jadi terbiasa dengan yang baru

tapi ya namanya sosial media, pasti gak berapa lama berubah lagi
belum juga fasih-fasih banget sama tampilan yang baru , sudah berubah lagi

mau tak mau agar bisa terus eksis bersosial media,
kitapun mencoba belajar lagi

kalau saya sih bukan mau maksain banget biar eksis
cuma terkadang suka penasaran heuheu
dan suka belajar juga sih eaa~

jadi suka dicari-cari apa perbedaannya
bagaimana cara menggunakannya
gak puas kalau belum nemu 

kalau dalam kasus blog ini, 
baru mau nulis pas sudah menemukan apa yang berubah dan bagaimana cara mengoperasikannya ketika sudah berubah
eaaah!
ribet yak, iya kadang. 
soalnya kalau belum nemu penyebab kejanggalan itu kayak-kayak gak enak.
apasih. lebay~

hmmm..
terus jadi kepikiran,

*  sosial media saja terus berubah untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya masak kita enggak?
   Hijrah Yok! 

*  buat bisa terus eksis di dunia maya saja kita rela buat belajar dalam setiap perubahannya, masak untuk biar bisa        mendapatkan ketenangan hidup di dunia nyata kita masih enggan buat belajar ?
   Kajian Yok!

Heuheu~
Hujung-hujungnya ku mengajak hijrah. :)

#anggapsajamuqodimah 
#akibatbloghijrahpenampilan 
#ceritabuyar 
#pokoknyagakpernahlelahngajakhijrah 
#keepistiqomah


0

Sunday, November 06, 2016

On The *Sunnah* Way~


Bismillah..

*Minggu Lalu ketika melakukan perjalanan ke taman surgaNya Allah di dunia bersama keluarga yang sedang berjuang untuk istiqomah di atas Sunnah*

Qaddarullahi, Beberapa bulan yang lalu, Saya dipertemukan dengan dua orang akhwat di sebuah bus ketika saya menuju medan dari siantar untuk menghadiri kajian. Saya sudah curiga sih kalau mereka memiliki tujuan yang sama dengan saya, melihat tampilan mereka yang syar'i. Tapi belum berani menyapa. Dan Ternyata dugaan saya benar, kami bertemu lagi di tempat kajian. Akhirnya berkenalan dan singkat cerita, ternyata salah satu dari akhwat tersebut tinggalnya tak jauh dari rumah Saya. Dari si kakak tersebutlah saya jadi tau kalau ada juga kajian sunnah di Siantar. Sayapun sering di anter jemput kalau mau ke kajian, secara rumah deket. Dan minggu kemaren Saya diajakin oleh si kakak beserta keluarga buat ke kajian yang diadakan di medan.

Begini ya rasanya kalau satu perjalan dengan orang-orang yang mengenal Sunnah. Masya Allah!~

No Merepet ketika ada anak-anak yang susah dibilangin dan Alhamdulillah anak-anaknya hanya bandel-bandel manja. Antara kakak dan adek saling sayang, padahal masih kecil-kecil banget yang masih bisa dibilang memiliki ego masing-masing. Salut buat orangtuanya yang bisa mendidik anak-anaknya bisa saling akur begitu.

No Mengumpat ketika ada hal yang tak sesuai selama di perjalanan, seperti macet, atau abang mopen yang ngerem mendadak. Banyak-banyakin Istighfar saja.

No Cengeng. Gak ada deh saya mengalami kesal-kesal karena anak-anaknya ada yang berantem terus nangis meraung-raung mintak di cubit hehe Aman, Tenteram, Damai. Alhamdulillah..Ada sedikit-sedikit merajuk tapi sepertinya mereka dilatih bersabar sehingga ketika ada hal yang tak sesuai di hati, mereka memilih diam dan mending tidur saja haha (ini si kakaknya). Gak mau ngurangin pahala, mengalah sajalah. Ada beberapa kali saya menangkap ekspresi kesal di wajah mereka tapi tidak berangsur lama , sebentar saja mereka sudah lupa dan tersenyum kembali apalagi kalau sudah dikasi izin main hape. heuheu

No Ghibah yang gimana kali gitu. Maksudnya gak ngomongin orang seperti artis, politikus, dan hal-hal duniawi yang sebenarnya cuma nambah-nambah dosa kita saja dengan memberi komentar padahal bukan ranah kita dan tidak mengubah apa-apa juga. Ada sih si adek-adek cerita tentang kehidupan sekolahnya, nyelip-nyelip cerita kalau ada teman atau gurunya yang begini dan begitu tapi terus ada kakaknya yang mengingatkan ”Gak boleh ghibah loh, ibu itu baik kok” hehehe lucu yah, terharu. (apalagi kalau pas ada di TKP).  
Selain itu isi percakapan kebanyakan tentang agama, seperti adab-adab, sejarah nabi dan para sahabat, hapalan doa-doa dan hadits. Ada juga tentang pelajaran akademik, sekalian mengulang-ngulang pelajaran si adek-adek selama di sekolah. Sering juga sih kaget sama pertanyaan si adek-adek yang menurut saya jarang sekali anak seusia mereka bisa menanyakan, seperti ini “Ma, Dajjal itu katanya…..” (pokoknya dia nanyain si dajjal sepulang dari Kajian yang membahas tentang fitnah Dajjal tapi sepertinya dia salah dengar). Salut saja, masih kecil sudah tau Siapa itu Dajjal, saya seumur mereka boro-boro tau, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam siapa saja saya masih belum ngeh ketika itu. Astaghfirullah..

No Musik. Yang di dengar selama perjalanan adalah Murottal Alquran. Masya Allah! Semuanya, gak mamanya, ayahnya, anak-anaknya yang jumlahnya 3 orang pada menghapal Alquran. Si kakak yang karena memang dari sekolah dan tempat mengaji ada program menghapal Alquran , memiliki hapalan lebih banyak dibanding yang lainnya, mana masih kecil juga (6 sd) jadi masih mudah dalam menghapal. Semua saling murojaah (mengulang-ngulang) hapalan masing-masing dan saling mengingatkan kalau ada yang terlupa. Senangnya melihat yang beginian. Surgaaaaa~~~ Dan sayapun semakin termotivasi untuk bisa menghapal Alquran. In syaa Allah bisa!! Aamiin

No Sibuk sendiri-sendiri. Kecuali si suaminya yak, karena harus fokus sama jalanan. Anak-anak zaman sekarang pada sibuk gadget kan ya, nah mereka ini jarang sekali mainin hape selama di perjalanan. Tapi ya pas sudah sampai tempat tujuan pada menyerbu mamanya buat minta hape mereka masing-masing. Ternyata mereka dibatasi dalam menggunakan hape, hanya boleh ketika liburan yaitu dari pulang sekolah hari Sabtu sampai sekitar jam 9 malam hari Minggu. Waw! Pantesan begitu dikasi izin main hape, gak mau lepas, mainin game teruus~ Yah, benar-benar memanfaatkan waktu lah, tapi dengan jadwal ketat begitu dari orang tua mereka , saya sama sekali tidak ada raut ketidakrelaan atau kesengsaraan di wajah si adek-adek. Mereka Happy~  Nurut banget.  Hasilnya yaa pada pinter-pinter. Pas perjalanan pulang baru diceritain kalau mereka semua masuk peringkat 5 besar di sekolah. Masya Allah!

No Wasting Time. Saya merasanya selama perjalanan dengan mereka kok rasanya waktu cukup-cukup saja, berlebih malah, padahal sudah pakai ada macet sedikit, apalagi begitu sampai medan ya tau sendiri gimana jalanannya tapi kok bisa ya sempat melakukan banyak hal. Begitu sampai medan kira-kira sampai jam 10an kami mampir dulu ke kampusnya ayah mereka, terus silaturahim ke rumah keluarga mereka , terus sholat,terus ajakin si adek-adek beserta sepupu main-main ke timezone, terus makan, terus balik ke rumah mereka buat beres-beres ke kajian. Saya sama sekali tidak merasa ada yang terburu-buru, bahkan saya sempat tidur sebelum Ashar, ba'da ashar cus ke masjid yang mengadakan kajian. Dan kami sampai masjid sesuai rencana, sengaja lebih awal agar bisa dapat parkir karena kalau kajian skala tabligh akbar begini biasanya suka rame, yang datang bukan orang medan saja tapi banyak yang dari daerah luar medan, contohnya kami from siantaryy~ 
Takjub deh! Kok bisa ya tidak merasa terburu-buru mengingat betapa si kakak harus mengurus anaknya yang jumlahnya 3 orang, mandiin, siapin makan, ngurus rumah dan yang pasti suaminya. Salut~  Heran saja, biasanya kalau keluar kota suka banget keteteran, buru-buru, padahal gak jelas apa yang mau di buru, sudah persiapan dari malamnya tetap saja telat berangkat dan begitu sampai tujuan ada saja perasaan kurang waktu.
Mungkin karena tidak melakukan hal-hal yang dilarang Allah, sehingga diberikan kemudahan dan kelancaran selama perjalan. Saya mikirnya sih begitu..Wallahu 'alam

Yah kira-kira begitulah pengalaman saya selama melakukan perjalanan bersama keluarga yang mengenal Sunnah. Alhamdulillah Allah memberi saya rezeki untuk bisa kenal dengan mereka. Saya banyak belajar dari mereka, semoga kelak bisa mempunyai keluarga seperti mereka atau lebih baik lagi. Aamiin~

Keliatannya saya sangat memuji-muji mereka yak. Gak sih, saya Cuma mau ambil contoh baiknya saja. Ya, Saya pernah dengar kita memang seharusnya meniru orang-orang yang memiliki akhlak yang baik, untuk kita jadikan contoh, untuk bisa berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan. Bukan berarti saya tidak bersyukur dengan keluarga saya sendiri. Saya sangat bersyukur masih Allah berikan kesempatan untuk mempunyai keluarga yang lengkap, Allah beri saya hidayah untuk bisa lebih memahami agamaNya sehingga tau bagaimana berbakti kepada kedua orangtua. Alhamdulillah. Memang keluarga saya belum mengenal Sunnah tapi saya sedang berusaha untuk menunjukkan kepada mereka bahwa sunnah itu indah dan mengasyikkan. Saya tidak bisa memaksa keluarga saya karena hanya Allah yang mampu memberi hidayah. Saya hanya bisa terus mendoakan keluarga saya, sisanya serahkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Semoga saja suatu hari nanti saya gak nebeng lagi pergi ke kajiannya tapi berangkat bareng-bareng bersama mama, papa, rino , dan Avi. Aamiin

muhasabah : Jangan terlalu memuji orang yang masih hidup, karena masih belum terlepas dari fitnah. Bisa saat ini baik, besok berubah jadi jahat. Hati kan berbolak-balik. Maka ketika kita begitu mengelukan orang yang masih hidup kemudian dia berbuat yang tidak baik, janganlah sampai kita melupakan semua kebaikan yang pernah terbuat. Karena manusia tempatnya salah dan khilaf.
Lebih baik kita memuji orang yang sudah mati. Yang memang sudah jelas teladannya dan juga sudah tidak ada fitnah lagi bagi mereka. Selayakya kita sebagai umat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam menjadikan beliau sebagai idola kita, yang kita puji-puji dan menjadikan Sunnah belaiu sebagai tuntunan hidup.

Wallahu ’alam bishawab..

Semoga Bermanfaat~

#rekanhijrah #rezekidariAllah #Ukhtifillah #sisterindeen #uhibbukafillah
0

Tuesday, October 25, 2016

Sudut menuju Surga

 Di sebuah ruangan yang nyaman
Biasa disebut kamar
Lengkap dengan perabotan dan pernak-perniknya
Pandanganku tertuju pada sebuah sudut
Agak sedikit berantakan dan terlalaikan

Kemudian membawa pandanganku pada sudut kedua
Dan mengagetkanku karena begitu tertata dengan rapinya

Penasaranku semakin jadi dan melihat lagi ke sekeliling
Aku dapati sudut ketiga yang juga tak kalah rapinya dari sudut kedua

Belum selesai aku meneliti tiap sudut kamar, hati ini sudah merasa pilu
Kekecewaan hati ini terhadap sikap si pemilik kamar
akan cara dia meletakkan barang-barang  pada sudut yang berantakan

Tapi kemudian aku memberi pembelaan kepadanya dengan kemakluman
Mungkin dia belum paham dan mengerti 
betapa pentingnya benda-benda tak tersusun rapi tersebut
Yang bisa membawanya ke tempat bahagia abadi
sedangkan barang-barang di sudut kedua dan ketiga 
hanyalah menawarkan kesenangan dunia
yang hanya sementara

Karena terlalu cepat bersedih dan mengambil kesimpulan
Sehingga lupa kalau ada sudut lainnya

Sampai Allah memberiku pemikiran untuk tidak boleh berburuk sangka
Di sudut terakhir aku melihat barang-barang yang juga tingkat berantakannya sama dengan sudut pertama
Dan sepertinya karena selalu digunakan sehingga tak sempat merapikannya

Tadi sepertinya aku salah sangka
Sudut pertama belum tentu berantakan karena tak pernah disentuh bisa jadi karena seringnya digunakan sehingga terlupa untuk membetulkannya
Sudut kedua dan ketiga sangat tertata belum tentu karena dia mendapat perhatian lebih, bisa jadi karena jarangnya disentuh sehingga letaknya begitu-begitu saja

Bisa jadi...
Semoga sangkaan “bisa jadi” yang muncul belakangan benar adanya
Semoga bukan kebalikannya
Karena apabila kebalikannya  yang benar, alangkah sedih hati ini

Semoga bisa jadi pelajaran diri
Untuk bisa menata setiap sudut kamar dengan rapi
Terutama pada bagian seperti sudut pertama pada cerita ini
Meski selalu dipakai  tapi tak lupa untuk menata kembali

#muhasabahdiri #nosuudzon #beriudzur
0

Allah is the best Planner

Khayalanku memang tak pernah seindah rencana Allah
Tidak pernah terpikir sebelumnya bisa bertemu
Dengan cara yang begitu
Bersama-sama menunggu
Untuk satu tujuan yang sama

Tidak saling sapa
Hanya menyunggingkan senyum saja
Karena itu adalah sunnah
Aura “kita sama”,  sebenarnya sudah hadir
Hanya saja tidak begitu berani bertanya

Sampai pada suatu tempat  
Sebagai bukti bahwa kita menuju tempat yang sama
Senyuman berubah jadi tanya lalu berubah tawa
Mendadak seperti kenal lama

Benar adanya
Yang tidak pernah berjumpa
Namun bertemu di suatu tempat karena Allah
Tidak butuh waktu lama untuk bisa percaya

Allah telah menjawab sebuah doa
Dengan cara yang tak terduga
Aku meminta apa
Tapi Allah beri lebih dari apa yang kupinta

Allah temukanku dengan mereka
Disini, di sebuah kota
Yang aku pikir tidak ada
Yang aku sempat pasrah
Rela sendiri saja
Bermodalkan kekuatan diri
Yang bisa saja goyah karna tiada yang mengingati

Namun kini mereka ada
Bahkan berada di radius yang sangat dekat
Tak perlu begitu jauh untuk bisa bersama-sama

Saya mendapat satu saja sudah bahagia
Tapi yang Allah beri lebih

Alhamdulillah
Rasa sendiri itu sirna
Disaat Allah menghadirkan mereka
Bukan tiba-tiba
Bukan terlalu lama
Tapi memang sudah tepat waktunya
Memang yang terbaik itu adalah skenarioNya

#friendsuntiljannah #gakghurobasendirian #keepistiqomah 
0

Thursday, October 06, 2016

Resep Churros



For Receipe, Please kindly check my new blog for "Karya Only" in MYSAHASAKA



 ada keselip bola-bola churros -_-


#nunggudingijanganditiup #nunggudinginsambildzikir #sebelummakanjanganlupabacaBismillah #janganmencelamakanan



0

Wednesday, October 05, 2016

Resep Martabak Manis

Akhirnya jadi Martabak bukan Maryam lagi~


For Receipe, Please kindly check my new blog for "Karya Only" in MYSAHASAKA

Martabak Pertama (yang berhasil)

Martabak Kedua pakai pasta mocca (yang berhasil),
agak sedikit gosong deng hehe


#nunggudingijanganditiup #nunggudinginsambildzikir #sebelummakanjanganlupabacaBismillah #janganmencelamakanan


0

Tuesday, October 04, 2016

Resep Bakpia Renyah Isi Coklat dan Keju

Bakpia ala Mantika~

For Receipe, Please kindly check my new blog for "Karya Only" in MYSAHASAKA

.....




.....






#nunggudingijanganditiup #nunggudinginsambildzikir #sebelummakanjanganlupabacaBismillah #janganmencelamakanan


0

Monday, October 03, 2016

Resep Bolu Nutrisari

Mama request di masakin bolu panggang, terserah bolu apa saja, yang penting bolu. Awalnya males karena melihat kondisi kompor dengan api tidak rata, males harus menerima kenyataan gagal lagi. Kalau mengukus boleh lah (tapi sebenarnya ini ogah juga gara-gara Brokusapi) tapi kalau harus memanggang agak sedikit khawatir karena belum pernah coba dan mood masak juga lagi tidak ada. Tapi demi mama, apapun itu, mari berjihad! #bikinortusenangadalahbagiandarijihad #lillahbiarikhlas

Akhirnya mulailah cari-cari resep, mama awalnya mau bolu keju, tapi kok ya enek pas ngebayanginnya (saya gak begitu suka keju soalnya), teringat kalau di lemari ada banyak nutrisari, cari resepnya dan dapat yang bahannya simpel. Yaudah , Tanya ke mama mau nggak kalau nutrisari aja, mama oke, baiklah, cus bikin! Berikut Resepnya :

Bahan :
8 butir telur
180 gr gula pasir
1 sachet nutrisari (jeruk peras)
250 gr tepung terigu
150 gr margarin

Cara Membuat :
1. Olesi loyang baking pan dgn margarin dan taburi terigu, sisihkan. Lelehkan margarin, sisihkan. Panaskan alas baking pan (api kecil).

2. Kocok telur, gula pasir dan nutrisari hg mengembang dan kental (jika adonan diangkat tdk jatuh).

3. Kecilkan mixer, masukan terigu sedikit2 kocok hg rata, tuangkan margarin cair sedikit2 kocok lg hg rata. Matikan mixer.

4. Aduk lg adonan dgn spatula (aduk balik dari bawah ke atas), tuang di loyang baking pan ratakan, bakar di atas kompor kurleb 20menit dgn posisi lubang dibagian tutup dibuka 1/2, jika bagian atas kue sdh tdk basah buka penuh lubangnya dan masak lg hg bagian atas kue matang (agak kecoklatan) baunya harum... angkat, keluarkan dari cetakan, dinginkan.

Resepnya saya dapatkan dari cookpad dan bener-bener copy-paste baik bahan dan cara membuat dalam postingan ini maupun dalam hal pelaksanaan dalam pembuatannya. Soalnya baru pertama bikin, gak berani bereksperimen sendiri. Tapi memang ada perbedaan sedikit dalam hasil adonan, saya tidak sampai benar-benar kental dikarenakan adonan sudah hamper melebihi wadah ketika di mixer, sehingga ketika masih lumayan cair, saya sudah memasukkan tepungnya, hal ini menyebabkan bolu tidak semengembang “bolu 8 telur” lainnya - *kata mama begitu*.

Untuk rasa kurang manis karena saya sengaja mengurangi gulanya, saya pikir nutrisari saja sudah manis, eh ternyata saya salah pikiran hehe .. So, saya taburi gula halus deh atasnya, hmm jadi nambah manis deh sayanya (zzzz) dan kuenya~

ala-ala jualan~ Order yok!

Selamat Memasak! Masak Yok!


#nunggudingijanganditiup #nunggudinginsambildzikir #sebelummakanjanganlupabacaBismillah #janganmencelamakanan

Nb : Bukan Blog Khusus Masak-memasak. Hanya mau berbagi resep dan pengalaman dalam memasak. Sekalian sebagai media pengingat lupa bagi penulis kalau ingin memasak makanan yang dituliskan resepnya disini suatu hari nanti.

0

Sunday, October 02, 2016

Eksekusi Brokusapi (Brownies Kukus Rasa Kopi) part III

Kalau dari eksekusi pertama ke eksekusi kedua hanya jarak semalam, untuk yang ketiga membutuhkan jarak waktu sehari. Mau refreshing jiwa dan mental dulu biar hasil kue yang di dapat lebih baik. Sekalian lihat tips-tips dalam memasak brokus. Alhamdulillah menemukan apa-apa saja yang menyebabkan kegagalan yang kemarin dan tidak akan diulangi lagi untuk masak brokus selanjutnya.

Buat Brokusapi lagi~~ Dengan bahan dan cara membuat yang sama seperti Brokus sebelumnya (sebelumnya yang sebelum gagal). Kali ini pakai kopi sachet dan tetap memakai coklat bubuk. Kalau dilihat-lihat dari beberapa resep yang saya pelajari (azek!) meskipun menambahkan kopi, coklat bubuk tetap dipakai. Maka kali ini resepnya sedikit berbeda , saya menggunakan kopi 20gr + 15gr coklat bubuk, untuk menyamakan pada resep asli yaitu coklat bubuk 35 gr.

Ada sedikit kendala pada kukusan lapisan bawah, tidak cukup 10 menit untuk mengukusnya, karena begitu saya buka masih mencair. Ini kemungkinan karena saya memasukkan adonan dalam keadaan dandang yang belum begitu panas. Sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk mengukus. Saya tambahkan 5 menit lagi. Ketika saya buka lagi, bagian atasnya sudah kelihatan matang tapi begitu saya angkat, adonan bergoyang, menandakan masih belum matang karena masih sedikit cair, maka saya mengukus kembali selama 3 menit. (Ini sudah pasrah saja kalau gagal lagi). Setelah mengalami buka tutup dan dikukus selama 18 menit akhirnya lapisan bawah sudah bisa dilapisi dengan lapisan tengah, kali ini tidak pakai jeblos, aman terkendali. Kemudian kukus lagi selama 10 menit. Alhamdulillah step bagian ini sesuai dengan yang cara asli. Selanjutnya memasukkan lapisan terakhir dan di kukus selama 30 menit. Say cek menggunakan lidi dan rasanya lembut, tidak keras seperti brokusapi eksekusi II. Saya yakin kalau brokusapinya sudah masak, maka saya matikan kompor dan saya biarkan sejenak.  Setelah itu saya membalikkan Loyang. Alhamdulillah tidak ada terjadi perceraian diantara tiap lapisannya. Hanya pada bagian bawah agak sedikit benyek tapi sedikiiiit saja, kemungkinan itu dari lapisan tengah yang mengalir sampai ke bagian bawah Loyang, ada sedikit rongga sepertinya. Tapi secara keseluruhan sama seperti hasil brokus yang berhasil. Rasa kopinyapun terasa. Alhamdulillah yah~ Kasihan si papa menghabiskan brokusapi yang gagal sendirian, Uhibbukafillah papa~ mama juga , avi juga, rino juga deh…heuheuheu

Berarti memang benar letak kesalahan ada pada komposisi bahan yang tidak sesuai dengan resep asli. Mengganti coklat bubuk dengan kopi, tapi kopinya malah dicairkan bisa berakibat fatal. Kalau gak pinter-pinter amat dalam pengresepan gak usah sok tahu deh ya, tapi ya kalau buat belajar tak mengapa lah ya, pengalaman biar ke depannya gak dilakukan lagi. Ya kalau beruntung bisa bikin resep baru.

Hmmmm kalau kue saja harus pakai resep asli biar hasilnya sesuai dengan yang diinginkan, bagaimana dengan perkara ibadah kalau tidak pakai tuntunan asli dari Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa salam, bisa ditolak ukh~ Karena kan syarat diterimanya amal ibadah ada dua, Ikhlas dan Ittiba’ (Mengikuti tuntunan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa salam). Jadi jangan ada yang dikurang-kurangin dan ditambah-tambahin, tinggal copy-paste saja. Pokoknya Sami’na wa Atho’na.
Baiklah drama si brokusapi berakhir dengan tausyiah dari mantika yang masih terus berjuang di dalam hijrahnya~ In syaa Allah Istiqomah! Terus melakukan kegiatan yang membawa kebaikan baik untuk dunia maupun akhirat. Jangan mudah menyerah. Allah pasti bantu kita. Always say Bismillah in everythings you do. Eksekusi Brokusapi END!


Selamat Mencoba Membuat Brokusapi! Masak Yok!
0

Saturday, October 01, 2016

Eksekusi Brokusapi (Brownies Kukus Rasa Kopi) part II

Masih kecewa sama hasil si brokusapi sebelumnya tapi penasaran, mau tau letak salahnya dimana. Kebetulan kan ada di kasih kopi satu lagi dari perasaan yang kedua, Maka saya membuat brokusapi lagi menggunakan kopi tersebut. Dengan bahan dan cara yang sama , tapi kali ini menggunakan Loyang yang berbeda, agak lebih lebar medianya.

Singkat cerita, ketika mau masukin adonan untuk lapisan tengah, kirain lapisan bawah udah mateng taunya dia menipu mata Saya, bagian dalamnya masih sangat cair, sehingga begitu saya masukkan untuk apisan tengah, dia jeblos! Jadilah tercapur lapisan bawah dan tengah, daripada pusing-pusing, saya sekaliankan saja masukin adonan yang niatnya untuk lapisan terakhir. Sudah pupus harapan mau bikin brownies ada tiga lapisan. Biarlah mereka bersatu padu di dalam Loyang dan menemui nasibnya di pengukusan. Apakah berhasil atau tidak.

Sayapun mengukusnya selama 50 menit. Setelah itu saya membuka tutup dandang, dan mengecek kematangan kue dengan menusuk-nusukkan lidi dan yakin kalau kue sudah masak. Maka saya keluarkan Loyang dari kukusan dan berharap kali ini berhasil, walaupun pembuatannya amburadul. Begitu membalikkan Loyang, kejadian yang sama terulang, tapi kali ini lebih sedikit bagian yang terpisah, setengah-setengah. Jadi setengah keluar dari Loyang, dan setengahnya lagi menetap di dalam Loyang sampai sudah di tepuk-tepuk keras tetap tidak mau keluar. Akhirnya dilakukanlah pemotongan asal dan paksa agar lapisan bawah bisa dihidangkan. Mau tau apa yang terjadi, ternyata yang saya kira sudah masak ketika menusukknya dengan lidi adalah kue bantet, pantes keras banget waktu  mau narik lidinya dan untuk rasapun agak sedikit lebih pahit dari brokusapi sebelumnya. So Hasilnya masih gagal, tambah gagal malah. :((

Kata mama vira masaknya mungkin terbebani. Kita kalau masak harus pakai hati. Kalau tidak hasilnya bisa tidak bagus. Iya kali ya, soalnya khawatir gagal gara-gara harga si kopi mihil. Eh malah dua-duanya gagal. Kalau dibilang kepedean karena pernah berhasil sekali juga enggak, setiap kali masak apapun, mau itu yang kali pertama, atau kali kedua, tetap saja ada perasaan kalau gagal gimana tapi gak sampai jadi beban. Mama sepertinya melihat guratan kekecewaan tersebut. (sebenarnya sih gak Nampak kali, Cuma mama sepertinya takut saya jadi enggan masak-masak lagi). Akhirnya mama suruh masak lagi, tapi pakai kopi dalam bentuk bubuk, bukan dicairkan, itu ada pengaruhnya pada kekentalan adonan, mungkin brokusapi gagalnya itu gara-gara kebanyakan air. Harusnya essensnya saja, paling setetes atau dua tetes tidak sampai berliter-liter (lebhay!). Karena kopi dari si tulang sudah habis , saya pun pakai kopi sachet si papa. Sampai bertemu di Eksekusi Brokusapi (Brownies Kukus Rasa Kopi) part III.
0

Resep Gulai Ayam Kampung




For Receipe, Please kindly check my new blog for "Karya Only" in MYSAHASAKA


Selamat Memasak!


#nunggudingijanganditiup #nunggudinginsambildzikir #sebelummakanjanganlupabacaBismillah #janganmencelamakanan


0

Friday, September 30, 2016

Eksekusi Brokusapi (Brownies Kukus Rasa Kopi) part I

Namanya gitu amat yak! Hahaha bukan karena bertepatan besok Idul Adha (nulisnya sudah lama,postingnya belakangan) tapi emang ketika disingkat jadi berbau-bau hewan Qurban namanya. Jadi ceritanya si brokusapi ini penuh drama dalam pembuatannya. Bermula dari Abang Mama Saya, yang akrab saya panggil Tulang, meminta saya untuk membuat brownies menggunakan kopi yang dia jual. Tulang saya ini memiliki kafe yang memang fokus menjual kopi-kopian, jadi berharapnya kalau ada tambahan menu satu lagi buat teman si kopi, yaitu si brokusapi ini kalau jadi. Saya pun tertantang tapi khawatir juga kalau sampai tidak jadi, mana mama promosinya kalau brokus saya sebelumnya endes beud lagi.

Akhirnya sampailah di hari ingin mewujudkan si brokusapi. Saya menghampiri si tulang di rumahnya (kafenya), beliaupun meracik biji kopinya menjadi bubuk. Kalau di resep menggunakan coklat bubuk, karena akan dibuat brokus rasa kopi maka digantilah coklat bubuk dengan kopi. Disini malasahnya adalah, karena kopi asli pasti dia tidak larut, bukan seperti kopi sachet. Maka inisiatif si tulang untung bikin essensnya. Tapi karena berpikiran takaran coklat bubuk 35 gr maka disamakan kopi juga segitu, kemudian dibuat essensnya dari takaran tersebut. Jadilah kira-kira 20 ml-an. Dengan tujuan agar kopi benar-benar terasa dan larut dalam adonan.

Info dari si tulang kalau kopi yang dia pake buat bahan brokusapi ini dia pakai kopi yang paling mahal. Per kilonya sebesar 1,5jt Rupiah. Hmmmmm mendadak jadi beban. Makin khawatir bikinnya, takut gagal, kan sayang beud. Padahal saya sudah bilang pakai kopi yang biasa saja dulu, tapi beliau bilang tak mengapa. Malah saya dikasi kopi hasil dari kopi yang sama tapi perasaan keduanya. Baiklah namanya juga ini coba-coba. Tapi ini tetap jadi beban haha Mana ganti-ganti resep kan ya. Bismillah saja.

Dan sayapun dengan semangat tapi was-was melakukan eksekusi si brokusapi. Menyiapkan bahan-bahan yang semuanya sama dengan membuat Brokus sebelumnya. Hanya saja saya me-replace coklat bubuk dengan Essens Kopi tadi yang sebanyak 20ml-an. Cara membuatnya pun sama. Tibalah di saat pengukusan, saat mau memasukkan adonan lapisan tengah, lapisan bawah agak menyusut ke tengah sehingga memberikan rongga dipinggir Loyang, tapi sudah matang, ya mau gak mau masukkin saja lah adonan pelapis tengahnya, so dia masuk deh ke rongga yang di pinggir itu. Pas mau masukkin adonan untuk lapisan terakhir ternyata saya kurang mengaduk campuran collatta+menteganya sehingga masih menggumpal di bawah, yaudah deh di aduk lagi, warnanya jadi lebih gelap dibandingin lapisan bawah, harusnya sama atas dan bawah, karena yang mau dibikin beda itu bagian tengah saja. Yowes pasti beda nih bagian bawah, tengah, atas, jadi 3 layer deh. Pas mau ngukus bagian terakhir , sudah ditunggu sampai 30 menit baru mengecek kompor, ternyata gas habis! Oalah.. Dan papa lumayan lama hadir untuk mengganti gasnya. Baru setelah gas diganti, dilakukan pengukusan lagi, tapi mama sudah bilang, kemungkinan bantet soalnya sudah sempat lama mati. Saya sih wes pasrah. T.T coba-coba buka kukusan tapi lapisan atas masih lumayan encer, yang artinya belum masak, jadi saya lama-lamain deh mengukusnya, ada kali 1 jaman lebih. Tiba-tiba kecium bau gosong di dandangnya, saya pikir kuenya yang gosong, masak iya di kukusan gosong, ternyata dandangnya sudah bukan mengukus kue lagi tapi sudah mengukus dirinya sendiri, airnya habis! Hahahahahah Mungkin karena saya pasang api yang lumayan besar, habis biar cepat masaknya, gitu pikir saya. Huhuuu


Dan akhirnya Saya keluarkan saja kuenya yang terlihat tidak masak itu. Hasilnya begitu saya membalik Loyang, lapisan atas yang masih terlihat benyek terlepas dari bagian lainnya~ hahahha (padahal mau nangis) terus bagian sisanya malah agak sulit dikeluarkan karena apaaa.. Karena bagian bawahnya bantetssss.. Dan bisa dikatakan hasilnya GAGAL! Tapi ada yang sedikit bikin menghibur hati, rasanya masih oke dan masih bisa di makan (Oleh papa dan avi). Biasanya siap masak heboh kan bikin studio poto dadakan dan si kue di tata sedemikian rupa, kali ini wes lesu aku ne. Oke gak mau banyak cerita lagi,  begini bentukan kuenya :

Brokus Bantet T.T
0