Namanya gitu amat yak! Hahaha bukan karena bertepatan besok Idul Adha (nulisnya sudah lama,postingnya belakangan) tapi emang ketika disingkat jadi berbau-bau hewan Qurban namanya. Jadi
ceritanya si brokusapi ini penuh drama dalam pembuatannya. Bermula dari Abang
Mama Saya, yang akrab saya panggil Tulang, meminta saya untuk membuat brownies
menggunakan kopi yang dia jual. Tulang saya ini memiliki kafe yang memang fokus
menjual kopi-kopian, jadi berharapnya kalau ada tambahan menu satu lagi buat
teman si kopi, yaitu si brokusapi ini kalau jadi. Saya pun tertantang tapi khawatir juga kalau sampai tidak jadi, mana mama promosinya kalau brokus saya
sebelumnya endes beud lagi.
Akhirnya sampailah di hari ingin mewujudkan si brokusapi. Saya
menghampiri si tulang di rumahnya (kafenya), beliaupun meracik biji kopinya
menjadi bubuk. Kalau di resep menggunakan coklat bubuk, karena akan dibuat
brokus rasa kopi maka digantilah coklat bubuk dengan kopi. Disini malasahnya
adalah, karena kopi asli pasti dia tidak larut, bukan seperti kopi sachet. Maka
inisiatif si tulang untung bikin essensnya. Tapi karena berpikiran takaran
coklat bubuk 35 gr maka disamakan kopi juga segitu, kemudian dibuat essensnya
dari takaran tersebut. Jadilah kira-kira 20 ml-an. Dengan tujuan agar kopi
benar-benar terasa dan larut dalam adonan.
Info dari si tulang kalau kopi yang dia pake buat bahan brokusapi ini
dia pakai kopi yang paling mahal. Per kilonya sebesar 1,5jt Rupiah. Hmmmmm
mendadak jadi beban. Makin khawatir bikinnya, takut gagal, kan sayang beud.
Padahal saya sudah bilang pakai kopi yang biasa saja dulu, tapi beliau bilang
tak mengapa. Malah saya dikasi kopi hasil dari kopi yang sama tapi perasaan
keduanya. Baiklah namanya juga ini coba-coba. Tapi ini tetap jadi beban haha
Mana ganti-ganti resep kan ya. Bismillah saja.
Dan sayapun dengan semangat tapi was-was melakukan eksekusi si
brokusapi. Menyiapkan bahan-bahan yang semuanya sama dengan membuat Brokus sebelumnya.
Hanya saja saya me-replace coklat bubuk dengan Essens Kopi tadi yang sebanyak
20ml-an. Cara membuatnya pun sama. Tibalah di saat pengukusan, saat mau
memasukkan adonan lapisan tengah, lapisan bawah agak menyusut ke tengah
sehingga memberikan rongga dipinggir Loyang, tapi sudah matang, ya mau gak mau
masukkin saja lah adonan pelapis tengahnya, so dia masuk deh ke rongga yang di
pinggir itu. Pas mau masukkin adonan untuk lapisan terakhir ternyata saya kurang
mengaduk campuran collatta+menteganya sehingga masih menggumpal di bawah,
yaudah deh di aduk lagi, warnanya jadi lebih gelap dibandingin lapisan bawah,
harusnya sama atas dan bawah, karena yang mau dibikin beda itu bagian tengah
saja. Yowes pasti beda nih bagian bawah, tengah, atas, jadi 3 layer deh. Pas
mau ngukus bagian terakhir , sudah ditunggu sampai 30 menit baru mengecek
kompor, ternyata gas habis! Oalah.. Dan papa lumayan lama hadir untuk mengganti
gasnya. Baru setelah gas diganti, dilakukan pengukusan lagi, tapi mama sudah
bilang, kemungkinan bantet soalnya sudah sempat lama mati. Saya sih wes pasrah.
T.T coba-coba buka kukusan tapi lapisan atas masih lumayan encer, yang artinya
belum masak, jadi saya lama-lamain deh mengukusnya, ada kali 1 jaman lebih.
Tiba-tiba kecium bau gosong di dandangnya, saya pikir kuenya yang gosong, masak
iya di kukusan gosong, ternyata dandangnya sudah bukan mengukus kue lagi tapi
sudah mengukus dirinya sendiri, airnya habis! Hahahahahah Mungkin karena saya
pasang api yang lumayan besar, habis biar cepat masaknya, gitu pikir saya.
Huhuuu
Dan akhirnya Saya keluarkan saja kuenya yang terlihat tidak masak itu.
Hasilnya begitu saya membalik Loyang, lapisan atas yang masih terlihat benyek
terlepas dari bagian lainnya~ hahahha (padahal mau nangis) terus bagian sisanya
malah agak sulit dikeluarkan karena apaaa.. Karena bagian bawahnya bantetssss..
Dan bisa dikatakan hasilnya GAGAL! Tapi ada yang sedikit bikin menghibur hati,
rasanya masih oke dan masih bisa di makan (Oleh papa dan avi).
Biasanya siap masak heboh kan bikin studio poto dadakan dan si kue di tata
sedemikian rupa, kali ini wes lesu aku ne. Oke gak mau banyak cerita lagi, begini bentukan kuenya :
Brokus Bantet T.T |
0 comments:
Post a Comment