*Minggu Lalu ketika melakukan perjalanan ke taman surgaNya Allah di dunia
bersama keluarga yang sedang berjuang untuk istiqomah di atas Sunnah*
Qaddarullahi, Beberapa bulan yang lalu, Saya dipertemukan dengan dua orang akhwat di sebuah bus ketika saya menuju medan dari siantar untuk menghadiri kajian. Saya sudah curiga sih kalau mereka memiliki tujuan yang sama dengan saya, melihat tampilan mereka yang syar'i. Tapi belum berani menyapa. Dan Ternyata dugaan saya benar, kami bertemu lagi di tempat kajian. Akhirnya berkenalan dan singkat cerita, ternyata salah satu dari akhwat tersebut tinggalnya tak jauh dari rumah Saya. Dari si kakak tersebutlah saya jadi tau kalau ada juga kajian sunnah di Siantar. Sayapun sering di anter jemput kalau mau ke kajian, secara rumah deket. Dan minggu kemaren Saya diajakin oleh si kakak beserta keluarga buat ke kajian yang diadakan di medan.
Begini ya rasanya kalau satu perjalan dengan orang-orang yang mengenal
Sunnah. Masya Allah!~
No Merepet ketika ada anak-anak yang susah dibilangin dan Alhamdulillah
anak-anaknya hanya bandel-bandel manja. Antara kakak dan adek saling sayang,
padahal masih kecil-kecil banget yang masih bisa dibilang memiliki ego masing-masing.
Salut buat orangtuanya yang bisa mendidik anak-anaknya bisa saling akur begitu.
No Mengumpat ketika ada hal yang tak sesuai selama di perjalanan, seperti macet, atau abang mopen yang ngerem mendadak. Banyak-banyakin Istighfar saja.
No Cengeng. Gak ada deh saya mengalami kesal-kesal karena anak-anaknya ada yang
berantem terus nangis meraung-raung mintak di cubit hehe Aman, Tenteram, Damai.
Alhamdulillah..Ada sedikit-sedikit merajuk tapi sepertinya mereka dilatih
bersabar sehingga ketika ada hal yang tak sesuai di hati, mereka
memilih diam dan mending tidur saja haha (ini si kakaknya). Gak mau ngurangin
pahala, mengalah sajalah. Ada beberapa kali saya menangkap ekspresi kesal di
wajah mereka tapi tidak berangsur lama , sebentar saja mereka sudah lupa dan
tersenyum kembali apalagi kalau sudah dikasi izin main hape. heuheu
No Ghibah yang gimana kali gitu. Maksudnya gak ngomongin orang seperti
artis, politikus, dan hal-hal duniawi yang sebenarnya cuma nambah-nambah dosa
kita saja dengan memberi komentar padahal bukan ranah kita dan tidak mengubah
apa-apa juga. Ada sih si adek-adek cerita tentang kehidupan sekolahnya,
nyelip-nyelip cerita kalau ada teman atau gurunya yang begini dan begitu tapi
terus ada kakaknya yang mengingatkan ”Gak boleh ghibah loh, ibu itu baik kok”
hehehe lucu yah, terharu. (apalagi kalau pas ada di TKP).
Selain itu isi percakapan kebanyakan tentang
agama, seperti adab-adab, sejarah nabi dan para sahabat, hapalan doa-doa dan hadits.
Ada juga tentang pelajaran akademik, sekalian mengulang-ngulang pelajaran si
adek-adek selama di sekolah. Sering juga sih kaget sama pertanyaan si adek-adek
yang menurut saya jarang sekali anak seusia mereka bisa menanyakan, seperti ini
“Ma, Dajjal itu katanya…..” (pokoknya dia nanyain si dajjal sepulang dari
Kajian yang membahas tentang fitnah Dajjal tapi sepertinya dia salah dengar).
Salut saja, masih kecil sudah tau Siapa itu Dajjal, saya seumur mereka
boro-boro tau, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam siapa saja saya masih
belum ngeh ketika itu. Astaghfirullah..
No Musik. Yang di dengar selama perjalanan adalah Murottal Alquran.
Masya Allah! Semuanya, gak mamanya, ayahnya, anak-anaknya yang jumlahnya 3
orang pada menghapal Alquran. Si kakak yang karena memang dari sekolah dan
tempat mengaji ada program menghapal Alquran , memiliki hapalan lebih banyak dibanding
yang lainnya, mana masih kecil juga (6 sd) jadi masih mudah dalam menghapal.
Semua saling murojaah (mengulang-ngulang) hapalan masing-masing dan saling
mengingatkan kalau ada yang terlupa. Senangnya melihat yang beginian.
Surgaaaaa~~~ Dan sayapun semakin termotivasi untuk bisa menghapal Alquran. In
syaa Allah bisa!! Aamiin
No Sibuk sendiri-sendiri. Kecuali si suaminya yak, karena harus fokus
sama jalanan. Anak-anak zaman sekarang pada sibuk gadget kan ya, nah mereka ini
jarang sekali mainin hape selama di perjalanan. Tapi ya pas sudah sampai tempat
tujuan pada menyerbu mamanya buat minta hape mereka masing-masing. Ternyata
mereka dibatasi dalam menggunakan hape, hanya boleh ketika liburan yaitu dari
pulang sekolah hari Sabtu sampai sekitar jam 9 malam hari Minggu. Waw! Pantesan
begitu dikasi izin main hape, gak mau lepas, mainin game teruus~ Yah,
benar-benar memanfaatkan waktu lah, tapi dengan jadwal ketat begitu dari orang
tua mereka , saya sama sekali tidak ada raut ketidakrelaan atau kesengsaraan di
wajah si adek-adek. Mereka Happy~ Nurut
banget. Hasilnya yaa pada pinter-pinter.
Pas perjalanan pulang baru diceritain kalau mereka semua masuk peringkat 5
besar di sekolah. Masya Allah!
No Wasting Time. Saya merasanya selama perjalanan dengan mereka kok
rasanya waktu cukup-cukup saja, berlebih malah, padahal sudah pakai ada macet sedikit, apalagi
begitu sampai medan ya tau sendiri gimana jalanannya tapi kok bisa ya sempat
melakukan banyak hal. Begitu sampai medan kira-kira sampai jam 10an kami mampir
dulu ke kampusnya ayah mereka, terus silaturahim ke rumah keluarga mereka ,
terus sholat,terus ajakin si adek-adek beserta sepupu main-main ke timezone,
terus makan, terus balik ke rumah mereka buat beres-beres ke kajian. Saya sama sekali tidak merasa ada yang terburu-buru,
bahkan saya sempat tidur sebelum Ashar, ba'da ashar cus ke masjid yang
mengadakan kajian. Dan kami sampai masjid sesuai rencana, sengaja lebih awal
agar bisa dapat parkir karena kalau kajian skala tabligh akbar begini biasanya
suka rame, yang datang bukan orang medan saja tapi banyak yang dari daerah luar
medan, contohnya kami from siantaryy~
Takjub deh! Kok bisa ya tidak merasa
terburu-buru mengingat betapa si kakak harus mengurus anaknya yang jumlahnya
3 orang, mandiin, siapin makan, ngurus rumah dan yang pasti suaminya. Salut~ Heran saja, biasanya kalau keluar kota suka
banget keteteran, buru-buru, padahal gak jelas apa yang mau di buru, sudah
persiapan dari malamnya tetap saja telat berangkat dan begitu sampai tujuan ada saja
perasaan kurang waktu.
Mungkin karena tidak melakukan hal-hal yang dilarang Allah,
sehingga diberikan kemudahan dan kelancaran selama perjalan. Saya mikirnya sih
begitu..Wallahu 'alam
Yah kira-kira begitulah pengalaman saya selama melakukan perjalanan
bersama keluarga yang mengenal Sunnah. Alhamdulillah Allah memberi saya rezeki
untuk bisa kenal dengan mereka. Saya banyak belajar dari mereka, semoga kelak
bisa mempunyai keluarga seperti mereka atau lebih baik lagi. Aamiin~
Keliatannya saya sangat memuji-muji mereka yak. Gak sih, saya Cuma mau
ambil contoh baiknya saja. Ya, Saya
pernah dengar kita memang seharusnya meniru orang-orang yang memiliki akhlak
yang baik, untuk kita jadikan contoh, untuk bisa berlomba-lomba dalam berbuat
kebaikan. Bukan berarti saya tidak bersyukur dengan keluarga saya sendiri. Saya
sangat bersyukur masih Allah berikan kesempatan untuk mempunyai keluarga yang lengkap,
Allah beri saya hidayah untuk bisa lebih memahami agamaNya sehingga tau
bagaimana berbakti kepada kedua orangtua. Alhamdulillah. Memang keluarga saya
belum mengenal Sunnah tapi saya sedang berusaha untuk menunjukkan kepada mereka
bahwa sunnah itu indah dan mengasyikkan. Saya tidak bisa memaksa keluarga saya
karena hanya Allah yang mampu memberi hidayah. Saya hanya bisa terus mendoakan
keluarga saya, sisanya serahkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Semoga saja
suatu hari nanti saya gak nebeng lagi pergi ke kajiannya tapi berangkat
bareng-bareng bersama mama, papa, rino , dan Avi. Aamiin
muhasabah : Jangan terlalu memuji orang yang masih hidup, karena masih belum
terlepas dari fitnah. Bisa saat ini baik, besok berubah jadi jahat. Hati kan
berbolak-balik. Maka ketika kita begitu mengelukan orang yang masih hidup kemudian
dia berbuat yang tidak baik, janganlah sampai kita melupakan semua kebaikan
yang pernah terbuat. Karena manusia tempatnya salah dan khilaf.
Lebih baik kita memuji orang yang sudah mati. Yang memang sudah jelas
teladannya dan juga sudah tidak ada fitnah lagi bagi mereka. Selayakya kita
sebagai umat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam menjadikan beliau
sebagai idola kita, yang kita puji-puji dan menjadikan Sunnah belaiu sebagai
tuntunan hidup.
Wallahu ’alam bishawab..
Semoga Bermanfaat~
#rekanhijrah #rezekidariAllah #Ukhtifillah #sisterindeen #uhibbukafillah
0 comments:
Post a Comment