when thinking cannot SOLVE your PROBLEM, REMEMBER a sincere DUA can.

Tuesday, December 29, 2015

yang sepele, yang menggoda, yang menguatkan

Assalamualaikum Wr.Wb semuanyaa~

Sudah sampai mana hijrah kalian?
meningkatkah? atau malah menurun?
semoga kita semua bisa istiqomah ya dalam hijrah ini sampai maut menjemput.
semangat terus untuk menjadi taat.

Banyak sekali kisah hijrah yang ingin dituliskan dan dibagikan ke orang-orang dengan tujuan agar teman-teman yang membaca dan mendengarkan juga berniat untuk bersama-sama berhijrah. Tapi apalah diri ini, bukan siapa-siapa , hanya bisa mengingatkan bukan merubah. karena sesungguhnya yang mampu merubah pemikiran dan pemahaman orang hanya Allah SWT. Kita tak perlu marah apabila ada saudara atau sahabat kita yang masih belum mau untuk bersungguh-sungguh mencinta-Nya. Mungkin mereka belum mendapatkan Hidayah. Yap! Hidayah is the most expensive things in this world. Alhamdulillah Allah memberikan hidayah itu kepada Saya. Harapku semua keluarga dan sahabatku kelak juga akan mendapatkan Hidayah itu. Agar kelak Allah mempertemukan kita semua di surga-Nya. Aamiin~

" Ya Rabb, Don't put me back into what you once took me out from"

Selama perjalanan hijrah ini, Saya merasakan banyak sekali godaannya padahal setelah di pikir-pikir semua godaan yang saya hadapi tersebut sudah ada dari dulu, hanya saja sekarang cara memandangnya yang sudah tak sesepele dulu. Contoh kecil saja ketika kesal atau tidak senang dengan seseorang di lingkungan kantor, saya bisa mendadak jadi diam dan enggan untuk berhubungan dengan orang yang bersangkutan selama saya masih kesal. Untunglah saya masih tergolong anak baru dan paling muda, jadi saya pun masih menanamkan norma kesopanan ketika berkomunikasi dan bersikap sesama rekan kerja jadi gak mungkinlah saya sampe murka dan merepet seperti saya kalau merepet ke adik-adik saya *hmm* . Mereka juga sampe bilang "vira kok gak keliatan ya medannya", mungkin karena jarang terlihat marah dan kalau ngomong lembut *pret* -mereka belum kenal saya saja haha- tapi bukan mau sok jaim, saya memang beradaptasi dulu setiap berada di lingkungan baru, setelah saya mulai memahami mereka dan sepertinya mereka juga memahami dan bisa menerima saya apa adanya barulah saya tanpa sadar menunjukkan sifat asli saya. berubaaah~ Bukan berarti tidak menjadi diri sendiri, tapi kita kan harus tau batas-batas bersikap dengan orang yang baru kita kenal dengan yang memang sudah kedan (akrab). Yah urusan mereka akan menetap atau tidak setelah tau aslinya saya bagaimana itulah pembuktian siapa teman sebenar-benarnya teman :) 

Oke balik ke masalah godaan-godaan yang saya hadapi, setelah saya memutuskan untuk berhijrah, saya seperti diuji ketika menghadapi masalah tersebut, saya harus bisa bersabar dan tetap menjaga komunikasi baik dengan yang bersangkutan. Keep smile because smile is sunnah. La Taghdab! Jangan Marah~ Sabar sabar~ :)) Awalnya agak susah dan masih sering kebawa emosi tapi lama-kelamaan jadi dibawa santai, senjata paling ampuh adalah beristighfar. Ingatlah marah itu dari setan, kalau kita marah berarti setan berhasil mengelabui kita. No Way! Pergilah kau setaaan~ 

"Make your anger so expensive  that no one can afford it and make your happiness so cheap that people can almost get it free"

Ada lagi godaan yang lumayan terbilang berat yaitu ketika mengetahui teman kita melakukan kegiatan yang menurut kita salah. Tidak perlulah saya menjelaskan secara rinci apa yang teman saya itu lakukan karena takut malah jadi menceritakan orangnya secara diam-diam. Kalau dulu saya masa bodoh, selama tidak merugikan saya, terserah dia mau melakukan apa, terlepas dari yang dia lakukan itu salah atau tidak apalagi ketika saya sudah mengingatkan namun dia tetap pada pendiriannya. Tapi sekarang saya merasa sedih dan kesal ketika saya tidak berhasil menyadarkan teman saya tersebut. Hijrah ini menjadikan saya lebih perduli dan tidak mau orang-orang yang sudah saya anggap seperti saudara sendiri terjerumus ke jalan yang salah. Makanya saya berusaha untuk mengingatkan mereka kalau yang mereka lakukan adalah salah dan ingin mereka kembali ke jalan yang benar. Sayangnya teman saya itu tetap saja sulit diberitahu. T.T

Sempat berpikir untuk membenci orang tersebut, dijauhi sajalah, toh dia tidak mau mendengarkan ketika kita memberitahu yang benar, buat apalagi dijadikan teman. Tapi seperti ada yang kurang tepat dengan pemikiran saya tersebut, saya merasa saya mengambil keputusan yang salah. Saya baru saja berhijrah untuk menjadi lebih baik tapi pengambilan keputusan yang baru saja terlintas dipikiran saya jauh dari menjadi lebih baik, terlalu menjudge dan tidak ada kasih sayang padahal agama Islam mengajarkan untuk saling mengasihi bukannya malah membenci. Kemudian saya memasrahkan pada Allah untuk menenangkan hati saya dan memberikan jalan keluar terbaik. Salah kalau saya menjadi membenci orang yang pernah baik bahkan banyak mengajari saya tentang banyak hal. Jangan karena satu kesalahan, kebaikan-kebaikan dia jadi terhapuskan. Saya mencoba menilai diri saya sendiri, saya juga bukanlah orang yang tanpa dosa sampai menganggap teman saya tersebut berdosa sekali sehingga saya tak mau berteman lagi dengan dia. Salah Salah seorang rekan hijrah saya mengatakan lebih baik mendoakan orang tersebut semoga segera di berikan hidayah oleh Allah SWT. Jadi tidak perlu marah, kesal, bahkan menjauhi yang mana akan merusak kekhusyukan ibadah kita. Yaaaa seperti yang saya bahas di awal, yang bisa mengubah hati seseorang hanyalah Allah semata, tugas kita tidak melebihi itu. 

"Doamu untuk sahabatmu merupakan doa yang mustajab untuk dirimu sendiri"

Ada banyak kisah-kisah lain tentang godaan-godaan yang saya hadapi selama hijrah ini. In sya Allah dikesempatan lain akan saya ceritakan. Niatnya untuk berbagi pengalaman dan semoga saja bisa mengajak saudara dan saudari tersayang memilih jalan hijrah. Sehingga menjalani hidup ini terasa lebih ringan ketika kita hijrah bersama. 

Tetaplah berjuang dalam hijrah ini. 
Jangan pernah menyerah. 
Innallaha Ma'ana!
Tetaplah bersabar dan berpikiran positif. 
Jangan lupa untuk berdzikir. 
In sya Allah kita semua bisa masuk surga dan bertemu denganNya. Aamiin :)
   
0

Wednesday, December 16, 2015

Hijrah! Insya Allah~ *3* -want to be more syar'i but still need more confidence-

Melanjutkan postingan sebelumnya~
Sekarang soal penampilan, Alhamdulillah sudah pakai jilbab dan menutupi dada pula tapi masih suka pakai celana dan terkadang bajunya tidak menutupi (maaf) pantat..
hmm masih kurang syar’i. Awalnya lebih parah, pakai jilbabnya gak menutupi dada, yah bertingkatlah berubahnya. 
Sudah mulai coba-coba mau pakai jilbab yang panjang tapi pas bercermin, kok aneh ya? Kok berasa sok alim ya? Jilbab lebar tapi masih pake celana, akhirnya jilbabnya dipendekin lagi. Hiks! Mana di lingkungan kantor gak ada yang berpenampilan Syar’i. Hiks. Susahkan. Memang gak ada yang ngeh sama perubahan itu , mungkin karena masih setengah-setengah. Tapi entah kenapa jadi ragu , takut terkena komentar. Astaghfirullah, berilah hamba kekuatan. 
Akhirnya coba-coba pakai rok, sayang beribu sayang semua koleksi rok kedodoran hahaha zzzz , maafkan diri ini yang semakin kurus. Hiks. Gagal lagi deh mau syar’i. Tapi gak boleh nyerah, paling pertama yang harus disingkirkan adalah perkataan-perkataan orang yang akan mematikan semangat kita untuk hijrah dalam berpenampilan. Dan ingat semuanya untuk mengharap RidhaNya. Semoga bisa.. semogaaa!!

Kontribusi terbesar keinginan saya berhijrah mungkin karena patah hati itu sepertinya. Ada manfaat baiknya juga toh patah hati, jadi menyadari sudah buat banyak dosa, jadi tau bagaimana ikhlas tiap kali mendapat masalah, dan jadi mendahulukan Allah atas segalanya.

---“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, ‘kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji?” (Q.S Al-Ankabut : 2)---

Begitulah Hirah. Hijrah itu sulit. Harus istiqomah. Istiqomah juga sulit, kalau gak ada yang jagain dan ngingetin pasti bisa lalai lagi, namanya manusia. Tapi yakinlah bersama kesulitan itu ada kemudahan. Semua akan indah pada waktunya kalau semua yang kita lakukan semata karena mengharap ridhaNya. Aamiin.
Semangat ya Hijrahnya. Semoga kita semuanya ketemu di surga. 
Aamiin... :))


#dulahijrah #keepistiqomah 
0

Friday, November 13, 2015

Hijrah! Insya Allah~ *2* -diberikan padamu kesedihan, agar kau tau bagaimana caranya bersyukur ketika bahagia datang-

*suatu keadaan dihadirkan dalam hidup kita agar kita belajar, gak ada yang kebetulan!*


Mari melanjutkan ceritanya~
Jadi selama perjalanan patah hati itu (ieuh!) saya merasakan keresahan dan kegundahan yang berlarut-larut. Sampai-sampai gak bisa sendirian, bisa sih tapi yaitu saya jadi orang yang kepo, yang mana hanya membuat keresahan saya semakin nambah parah. Gak ada yang nahan saya untuk gak nyakitin diri sendiri. Makanya demi menghindarkan hal tersebut terjadi berkepanjangan saya jadi lebih lama main di kantor (padahal sebelumnya ogah sekaleee), mulai sok-sok banyak kegiatan, mulai mampir ke tetangga kosan, jalan-jalan sendirian T,T , pokoknya apa aja deh yang bisa bikin lupa sama apapun itu yang bisa mengingatkan pada luka tersebut.

Sayang, semua itu gak begitu ampuh, sakitnya masih menyisakan kerak, susah dibuang.  Itu masih minggu kedua , saya masih tak tentu rasa. Sampai-sampai salah seorang teman saya bilang, mungkin bisa sampe sebulan bahkan sampe 6 bulan baru bisa ngilangin rasa sakitnya. Yeah~ saya tau itu, sebelumnya saya pernah begini kok malah baru bisa move on nya sampe setahun(an lebih). Huahahahaha zzzzz ! Itu dulu kejadiannya ketika saya punya teman satu kosan , punya banyak pengalihan dari rasa galau, nah ini sekarang lagi sendirian, udah kebayang berapa abad harus tersiksa dengan rasa ini. *LEBHAAAY*

Beruntunglah saya memiliki teman-teman yang baik dan selalu siap sedia menghibur dan memberikan solusi. Setelah pertemuan dengan mereka ,  pikiran saya jadi lebih terbuka mengenai masalah ini terutama dari sisi agamanya. Kemudian salah seorang teman saya meminjamkan bukunya untuk “obat galau” saya katanya. Dan setelah pertemuan dan peminjaman buku itulah yang membawa saya ingin semakin dekat denganNya.

Ada banyak cara Tuhan menyadarkan kita untuk lebih dekat denganNya, salah satunya adalah dengan memberikan sahabat-sahabat yang baik untuk mengingatkan kita kala kita semakin jauh dariNya. Makasiii.. makasiii banyaaaak iik bukunyaa~

Teman saya itu bernama iik, sebelumnya saya sudah banyak dikasi nasehat dan wejangan olehnya dan teman-teman yang lain tapi saya masih suka bandel. Si iik juga baru berhijrah tapi dia gak pernah memaksa saya untuk mengikuti langkahnya. Karena berubah itu harus dari diri sendiri, sesuatu yang berdasarkan ikut-ikutan tidak bertahan lama.

Saya baca baik-baik bukunya dan disitulah saya belajar ikhlas menerima keresahan dan kesakitan yang menimpa saya. Mencoba mengamalkan apa yang tertulis dalam buku tersebut,  yang mengajak untuk lebih sayang Allah dan mengerjakan sesuatu karena Allah. Jadi tersadar, banyak sekali kelalaian yang sudah terbuat. Menjadi pengingat untuk segera tobat. Agar terpikir semuanya untuk akhirat. Dan saya gak membutuhkan waktu yang lama untuk menghilangkan kegalauan dan keresahan itu. Allah mempercepat prosesnya dari waktu yang saya kira. Alhamdulillah!

--- Ada dua buku yang dipinjamkan ke Saya, follow your heart,follow your prophet” & “halaqah cinta”---

Those books teach me how to uprgrade my IMAN. Makin banyak tau apa saja yang harus dilakukan agar kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan tidak berharap kepada selain Allah. Setelah baca buku itu saya jadi memfollow akun-akun sosial media yang bisa menjadi pengingat dan bisa meningkatkan iman saya, sejenis tausiah dan doa-doa. Agar saya bisa lebih banyak belajar lagi, lebih banyak ilmu lagi dan bisa fokus dalam mengamalkannya. Karena sering baca jadi terbersit untuk Hijrah, menjadi lebih menjaga sikap, menjaga penampilan, menjaga pikiran, dan menjaga hati. Terkadang masih suka berbicara asal tanpa dipikirkan terlebih dahulu, terkadang suka berpikiran yang aneh-aneh (kalau saya anehnya lain, maklum goldar AB :*) , dan yang paling susah untuk dijaga adalah dari memikirkan lawan jenis yang bukan mahram dan penampilan yang tidak syar’i.

Akhirnya benar-benar mendalami kalimat-kalimat di beberapa tausiah yang pernah saya baca,sebagai berikut :

yakin saja, sesuatu yang telah ditakdirkan menjadi milik kita, tidak akan Allah biarkan menjadi milik orang lain–-hmm,baiklah--

percayalah, ketika kau kehilangan sesuatu, Allah akan menggantikannya dengan hal yang lebih baik-–sip!--

jangan mengejar orang yang sengaja memilih pergi dari kamu. Daripada buat ngejar dia lagi mending kejar yang menguasai hatinya, Allah
-- jleb 1!--

Kalau jatuh cinta jangan dekatin manusianya tapi dekatin penciptanya” 
--jleb 2!--

cintailah sesuatu hal dengan sewajarnya, karena bisa jadi itu tidak baik untukmu. Dan bencilah sesuatu hal dengan sewajarnya, karena bisa jadi itu baik untukmu. Karena yang baik di matamu, belum tentu baik di mata Allah. Dan yang buruk di matamu, belum tentu buruk di mata Allah” 
--Waaaah~--

kita tidak perlu ada ikatan , kita tidak perlu saling menunggu, kita hanya perlu saling melepaskan dan menerima ketentuanNya.”  
--Yup!--

Ini kenapa semuanya tertuju pada satu masalah ya, ditinggal seseorang terkasih dan gak jauh-jauh dari mencari jodoh. Hmmm soalnya masalah saya kemarin yah begini, ditinggal orang (gak terkasih sih, belum sempat malah, sueeer!) tapi karena udah terbiasa aja makanya jadi mewek iis dahlia gimana gitu pas orangnya ngilang hmm.. yah diumur segini, yang mana teman-teman sudah banyak yang naik ke pelaminan dan “berpacaran” hmm jadi adalah kepikiran soal jodoh. Mungkin ya mungkin kemarin itu saya gak sungguh-sungguh mau dapetin jodoh dengan segera, Cuma karena ikut-ikutan makanya orangnya dihilangin dan untunglah kemarin kan saya belum baik *semoga sekarang bisa menjadi lebih baik.aamiin* sedangkan Allah sudah menyiapkan saya jodoh yang baik *Aamiin*,makanya  Allah ngasi saya kesempatan dulu untuk memantaskan diri. Insya Allah.

tugas kita bukan mencari jodoh tapi mempersiapkan diri untuk menerimanya. Ketika kita sudah siap menurut Allah, pastilah jodoh itu akan datang dari jalan yang tidak terpikirkan oleh kita. No Pacaran!” ... OOWWW!~

No Pacaran ya! Bissmillah! Semoga bisa! JOSH! Jomblo Sampai Halal! Aamiin~
Jadi ya kita bukan pasrah gak ngapa-ngapain saat menanti jodoh, jodoh kita masing-masing pasti sudah ada di tulis pada lauhul mahfuzd dari sebelum kita dilahirkan di dunia ini tapi kalau emang kita mau (pastilah semuanya mau) jodoh yang baik sebaiknya kita memantaskan diri terlebih dahulu. Percayalah sama Janji Allah, “Wanita yang baik untuk Lelaki yang baik, begitu pula sebaliknya, Lelaki yang baik untuk wanita yang baik” . okay! Noted ya bukan dengan pacaran! Karena pacaran itu mendekati zina!

Aduh jadi malu deh ngomong kayak begini mengingat kegiatan saya sama lawan jenis waktu itu yang sudah seperti orang pacaran. Status sih nggak tapi kegiatannyaaa!~ Eh tapi jangan berpikir yang macam-macam ya, gak aneh-aneh ya.. Alhamdulillah belum pernah berpacaran, tapi kemarin itu... ah sudahlah, biar jadi pelajaran, bersyukur sekarang sudah dijauhkan dan bisa semakin dekat denganNya. Sekarang berusaha berubah dan semangat dalam memantaskan diri biar jadi muslimah yang taat. Jodoh kita kan cerminan kita.
Bagaimana cara memantaskan dirinya, bacalah buku yang saya sudah tuliskan di atas tadi hahaha disitu ada semua. Salah satunya adalah memperbaiki ibadah kita kepadaNya dan jangan lupa untuk selalu berbakti kepada kedua orangtua kita :*

Lagi semangat-semangatnya memantapkan hati tiba-tiba ada saja godaan datang. Tiba-tiba seseorang yang dulu diharapkan untuk didekatkan malah baru muncul sekarang disaat aku tidak “lagi” seharusnya mengharapkan dia untuk didekatkan dengan cara yang bukan dikehendaki olehNya (ini orang lain lagi, astaganagaaah). Gimana ya , kayaknya pondasi hijrahnya belum begitu kuat, masih saja suka tergoda, masih saja suka hahahihi berdua. Hiks. Tapi sekarang lebih terkendali, karena takut kejadian seperti yang belum lama dirasakan hadir lagi. Halah! Alasanmu viraa!! Pokoknya ya kalau gak di halalkan ya tinggalkan! Omaaak! Tapi kan belum siap juga kalau mau dihalalkan. Ya makanya menghindar, menjauh, lebih baik mempersiapkan diri baik-baik, punya bekal dulu, gak usah asik menggetek! Hiks baiklaaaah... Ingatlah janji Allah gak ada yang sia-sia. *ngomong dengan pikiran sendiri*

--- semoga dapat jodoh yang bisa mencintai kita karena Allah dan Kita bisa mencintainya karena Allah--- Aamiin~


Sepertinya Allah cepat sekali merasa cemburu ketika Saya mulai tergoyah imannya. Dengan segera Dia ambil orang tersebut untuk menghilang dari kehidupan Saya, sebelum kebaperan akut menimpa hambanya yang lemah dan sangat sulit berkata tidak ini. Hiks. Terimakasih Ya Allah, sudah menjauhkan yang tidak baik dari diri ini. (walau kadang masih suka kepikiran, ~kenapa kau datang dan pergi sesuka hatimuu..ooo~). Padahal yang membuat semua itu terjadi kan Allah, ikhlas saja sama ketentuanNya. :)) (bersambung)
0

Hijrah! Insya Allah~ *1* - gak ada kata terlambat untuk berubah-

Gak pernah terpikir seserius saat ini. Hijrah??! Bisakah? Mampukah?
Kalau ada niat Insya Allah bisa. Tapi...
Ada banyak tapinya nih huhu..

Sebelumnya harus tau apasih hijrah itu. Menurut pengetahuan dari baca-baca dan tanya-tanya, hijrah itu seperti berpindah “menjadi lebih baik” bisa itu dalam hal akhlak, ibadah, maupun penampilan. (semoga gak salah, baru belajar soalnya). Simpel dan kerennya “Upgrade Iman”.

Diperlukan ke-istiqomahan selama berhijrah agar tak lengah dan keluar dari jalur. Oke, Istiqomah adalah tetap fokus berada di jalan Allah, mematuhi perintahNya dan menjauhi laranganNya. Ini yang susah, mengingat kita hanya manusia biasa yang terkadang suka khilaf apalagi diperkuat dengan tidak mendukungnya lingkungan dimana kita sering berkegiatan. Susaaaaaaah! T.T

Kenapa Saya mendadak mau hijrah?
Sebenarnya tidak mendadak, semua ada proses dan ceritanya. Saya gak langsung, gak ada angin gak ada hujan , gak ada cinta *eh* langsung berpikiran “MAU HIJRAH!”. Tidak seperti itu, hal ini sudah pernah terpikirkan tapi tidak seserius sekarang ini. 

Baiklah, semua berawal dari saya merasa saya ini banyak dosa. Merasa mengkhianati agama sendiri. Sholat iya sholat tapi berbuat maksiat. Hiks. Eits. Tapi tunggu dulu jangan mikir yang macam-macam akan perbuatan maksiat yang saya lakukan. Yang mengenal saya pasti taulah batasan kemaksiatan yang mungkin dilakukan oleh saya. Eh ini kenapa jadi rancu gini bahasanya. Tenang-tenang  jangan berpikiran terlalu jauh tapi biarlah saya dan Tuhan saja yang tahu.

Kemudian “mungkin” karena kelalaian saya tersebut, Allah menegur saya dengan memberikan rasa sakit yang saya juga gak paham kenapa bisa sampe dirasain. Hiks. Saya mengalami kegalauan akut sampai menahan tangis di sepanjang jalan balik dari kantor ke kosan kemudian tangisan membuncah begitu sampai di kosan (ini lebay tapi beneran hahaha sinetron sekali hidupku~).

Rasanya sakit sekali, mana sendirian di kosan, gak punya teman untuk cerita atau sekedar akting pura-pura bahagia, senyum-senyum kecut gitu. Padahal yaaa kalau mau ditilik ulang, banyak sekali teman-teman saya di sekitar saya pada waktu itu untuk bisa menemani saya agar bisa lupa masalah lapet itu *eh*. Dan yang paling parah, saya lupa  ada yang selalu menemani Saya, Saya lupa punya Dia. Astaghfirullah.  Malah mengeluh, marah, kesal, kenapa Dia buat keadaan saya menjadi begini. Duileee, malu deh eyke!

Sesungguhnya kenyataan yang dihadirkan itu adalah bagian dari doa Saya. Sudah dikabulkan malah tidak terima. hmm sebenarnya bukan tidak terima tapi hanya saja belum sadar kalau doa saya sudah dikabulkan. Yah biasalah namanya orang patah hati kadang pikirannya suka gak jernih (ooooh jadi masalah hati!)... hmmm IYA!

Makanya jangan main-main dengan hati. Efeknya sungguh dahsyat, bisa menuju ke arah lebih baik atau malah ke arah yang tidak baik. Naudzubillah!

Alhamdulillahnya saya masih bisa ke arah yang lebih baik, insya Allah semakin dekat denganNya.  Malah jadi berpikir untuk hijrah seserius ini.

Nah begitulah singkat cerita kenapa mau hijrah. Dapet gak intinya? Haha kalau enggak yaudah saya coba perinci lagi ceritanya (di postingan selanjutnya~).

#salamhijrah #keepistiqomah #maujadibaik



0

aku dan DIA

Sepertinya sudah lama sekali aku tidak merasa sedekat ini denganNya. Bahkan aku lupa kapan terakhir kali. Sungguh aku malu dan ingin menangis sejadi-jadinya ketika sadar aku sudah terlampau jauh melupakanNya. Untunglah dia masih memilihku untuk dicemburui sehingga aku bisa kembali Dia peluk.

Maaf karena selama ini mengganggapMu ada namun seadanya. 
Maaf karena terlalu sering mengeluh kehidupan yang telah diberikan. 
Maaf karena kurang bersyukur atas karuniaMu. 
Maaf karena pernah lebih mencintai makhluk ciptaanMu dibandingkan mencintaiMu. 
Maaf aku banyak lupa dalam mendahulukanMu.  
Maaf kalau selama ini semua yang ku kerjakan jarang atas namaMu dan terkadang lupa hanya untuk mengharap RidhaMu.
MAAF...

Terimakasih karena sudah begitu cinta padaku sehingga Engkau hadirkan rasa sakit dan kekecewaan. Aku tau semua hanya agar aku bisa belajar ikhlas dan lebih menghargai kebahagiaan. 

Terimakasih atas ketenangan dan kedamaian hati yang telah Engkau hadirkan ke dalam diri ini, yang aku pikir pasti akan berlarut-larut merasa gundah. Alhamdulillah Engkau mempercepat prosesnya dan menggantikan dengan rasa lain yang lebih indah. 
Terimakasih Engkau masih memberiku kesempatan untuk lebih dekat denganMu.
Selalu buat aku ingat padaMu. Jangan pernah tinggalkan aku. Bantu aku untuk bisa tetap Istiqomah dalam hijrah ini. Bantu aku dalam memantaskan diri ini. Langsungkanlah teguran itu hadir apabila aku dirasa sudah terlalu jauh lalai.

Ya Allah terimakasih masih terus menjagaku dan sayangilah kedua orang tua hamba, saudara-saudara hamba serta sahabat-sahabat hamba. Insya Allah semuanya yang hambamu ini lakukan bisa  Lillahi Ta’ala. Aamiin~


#salamhijrah #keepistiqomah #maujadibaik
0

Monday, November 09, 2015

S.O.M.E -part two- (END)

-(sebenarnya kisah ini sudah terlupa, tapi ada setitik rasa dan tragedi yang harus di ungkapkan sebagai pengingat di hari depan, agar tak mengulangi kesalahan yang sama)-

Izinkan Saya melanjutkan secuil kisah cinta yang kemarin sudah sempat ada bagian awalnya. Tapi kali ini mau dengan gaya penulisan yang sedikit berbeda. Lebih tersirat mungkin. Mengingat di bagian pertama saya sudah berniat untuk tersirat namun yang terjadi saya malah membuka celah untuk mempermudah orang mengetahui siapa gerangan dirinya yang sedang di bicarakan. Okay! Tanpa harus tersirat pun semuanya juga pasti tau siapa dia karena Saya hanya sedikit sekali mempunya pengalaman *ehem* “tentang cinta”. Tokohnya juga pasti itu saja, jadi mau gimana mau dibuat tersirat hmm ha ha ha ha ha huufffft~ baiklah mari kita mulai!

S.O.M.E part two

Yang pernah hilang bisa selamanya hilang atau memilih untuk kembali
Butuh waktu untuk memutuskan mau bagaimana
Tidak mudah pula melupakan yang sengaja hilang disaat sudah merasa dia pernah ada
Namun seringnya memilih muncul disaat kesanggupan melupa menguat
Masih mencoba untuk menimang dan memprtimbangkan 
Hasilnya hati ini melemah lagi dan siap untuk terjebak lagi

Lupa akan kesusahan dalam melupakan
Mementingkan perasaan kini yang sedang meluap-luap rindu
Memberanikan diri menemui pertemuan
Menguji rasa apakah sudah bisa biasa

Sebenarnya sudah,
Tapi kehidupan memiliki jalan lain untuk menyatukan kembali
Sampailah di simpang kesempatan
Menjalin kembali dan sesaat melupa pernah tersakiti

Sampai tak ingat harus bertanya, kemana? Mau apa? Untuk apa?
Dengan alibi “jalani saja dulu” yang membuat penyesalan di kemudian hari
Berputar kejadian indah yang meski monoton tapi terus dilakukan
Kadang jenuh, kadang bahagia sekali
Sayang, tak bertahan lama
Masih banyak ragu-ragu dalam kisah ini
Terlalu banyak pengharapan
Terlalu banyak perhatian terbuang percuma

Semua berakhir karena kesamaran
Gerak-gerik itu memang ada menjelaskan sesuatu
Tapi bukankah akan lebih jelas apabila bisa di perkuat dengan kata-kata?

Kemarin itu salah
Tidak ada keberanian
Tidak ada pernyataan
Dan tidak ada pertanyaan

Kemudian seperti pengecut , pergi dan menghilang
Menahan satu pertanyaan penting
Membiarkan menjadi misteri
Menganggap tidak ada apa-apa
Bahkan rindu dirasa tak perlu

Apakah harus setega itu?
Mungkin itu tabiat
Biasa saja saat sudah menoreh luka
Atau tidak sadar kalau ada yang salah
Entahlah, belajar saja untuk esok
Agar esok bisa lebih berani

Untuk bertanya tentang kepastian

*Udah ya, gak usah dilanjutin lagi cerita "some" ini, saya sudah kehabisan ingatan untuk merangkai kata akan kisah bersamanya #eaaak*
0

sebuah nama manis yang berubah menjadi LELAH

Sebuah nama manis yang berubah menjadi “lelah”
Terselip diantara sebuah perbincangan merangkai kata
Itukah alibi atau jari yang terlalu lincah berpindah
Kenaifan membiarkan untuk percaya
Kata yang dimaksud benar hanya sebuah kesalahan
Sampai terungkap tanpa di minta
Menjadi  tak sengaja  membeli  luka

Sebuah nama manis yang berubah menjadi “lelah”
Bukanlah sebuah kesalahan semata
Tapi ketidakrapihan dalam bermain cinta
Atau sebenarnya sinyal yang disengaja
Beruntung , tak terlihat begitu nyata
Mungkin sedikit buta karena terbawa rasa
Bolehkah kembali terulang ke waktu itu
dimana “lelah” berupa pengalihan kata dari sebuah kata benda,
kata benda nan elok yang mengalihkan

Sebuah nama manis yang berubah menjadi “lelah”
yang sempat ditanya siapa dan mengapa mendadak ada?
Namun dianggap tidak ada apa-apa

Teruntuk sebuah nama yang terduga
Yang mengubah tawa menjadi kecewa

Semoga yang terjadi denganmu berbeda...
0

kalau saja tau dari lama

Insting seperti menunggu lonceng berbunyi untuk berfungsi
Memberitahu yang sebenarnya yang tidak ingin dicari tahu
Kemudian menghasilkan kekuatan rasa yang liar untuk menduga
Sampai akhirnya puing-puing dugaan yang terkumpul membuat tercengang lalu menangis


Disaat hati rentan begini siapa yang bisa menahan untuk tidak berpikir yang paling buruk ?
Apalagi bila sendiri di dalam sebuah bidang berdiri bernama dinding
Mendadak kedinginan prasangka
Mencoba menghangatkan namun yang melindungi malah selimut kekacauan
Bertambah resah!


Terbersit kata “kalau saja aku tidak mencari..”
Apa guna semua penyesalan itu selama masih merasa perduli
Mau di arahkan ke lorong pelit cahaya pun takkan mempan menutupi semua rasa ingin tahu
Sayangnya suka terlambat, disaat semua rasa sudah tenggelam bersama bumbu yang teracik racun rindu



*kala itu, saat masih galau* #justreminder #kalauakupernahterpuruk 
0

Sunday, March 01, 2015

S.O.M.E -part one-

These days, it feels like you’re mine, it seems like you’re mine but not

It feels like I’m yours, it seems like I’m yours but not~
___________________________________________

  
Sesuai dengan janji saya di postingan sebelumnya, saya akan memberikan "ruang khusus" tentangnya yang ingin dilupakan tapi sepertinya belum bisa dilupakan ya makanya sampe ada tulisan ini hmmm gak juga sih buat mengingat pengalamannya aja biar jadi pelajaran. *alesan*

ih ini bukan saya banget sebenernya posting-posting yang beginian tapi buat referensi rasa kedepannya. yah seperti sepenggal lirik lagunya si 'soyou feat junggigo - some' di atas, begitulah yang kadang saya rasakan. di bilang kegeeran juga ya gimana sikapnya bikin orang merasa begitu. Zzz

sebelumnya saya sudah menceritakan darimana kenalnya. Dari teman teman temannya teman si teman. Hahaha. saya gak mau menyebut nama atau menjelaskan apa dan bagaimana kejadiannya secara jelas soalnya kalau suatu saat saya jadi orang terkenal bisa bahaya. Pret!. Semoga bisa menceritakannya secara tersirat. aamiiin.

kalau mau diceritakan secara lengkap bisa-bisa pertapaan saya selama hampir sebulan tak berhubungan dengan dia untuk melenyapkan rasa-rasa yang tak perlu dirasa-rasa bisa sia-sia. Apalagi kalo menyertakan capture-an obrolan kami yang berguna sebagai bukti buat cerita ke orang-orang terdekat. baru inget kalau masih disimpen, males ngapusnya, soalnya udah di bawah-bawah. *alesan lagi*

kenapa tiba-tiba memilih waktu ini untuk menulis tentangnya, gara-gara ntah apalah semalam saya mimpiin dia. Kayak berarti aja dia sampe dimimpiin. Jadi kesal kan. Mana mendadak sering kebaca sesuatu yang ada hubungannya sama dia, entah itu nama toko yang ada unsur nama dia, hobbynya, sesuatu yang pernah kita ceritakan bersama *eaak, atau yang lebih parah memang sengaja diingatkan sama salah seorang teman yang memang tau ceritanya secara blak-blakan. Cemana lah ya saya mau benar-benar lupa??  Menurut edak-edak sekalianlah~

Jadi begini ceritanya. Kita awalnya berteman dan sampai sekarang pun masih berteman. Haha. Singkat cerita kita bisa saling memiliki sesuatu yang bisa mempermudah kita untuk saling berhubungan (gak bisa kau bilang aja nomor hape atau bbm dek?!). awalnya sih untuk kepentingan bersama (baca : mau dimasukin ke grup bersama teman-temannya teman-teman itu tadi). *saya semakin curiga kalau gak bisa buat ceritanya jadi tersirat* T.T

Dan karena suatu situasi dan ntah mungkin karena saya mau lebih dekat *ngaku* jadinya saya menghubungi dia untuk menanyakan sesuatu secara private bukan di grup. Cuma nanya transportasi menuju suatu tempat. Maklumlah saya orang baru di kota Jakarta ini dan waktu itu Saya sudah berusaha untuk cari tahu dari teman tapi teman saya tersebut tidak yakin, saya juga udah nanya si google tapi karena bener-bener belum dicoba jadinya takut nyasar. Akhirnya memutuskan untuk bertanya sama dia yang secara kebetulan saat awal berkenalan dan tanya-tanya pekerjaan, hobby, mikes, makes, ttl, alamat, hingga berbagi pantun ternyata tempat tinggal kami berdekatan. *gagal tersirat*   

Saya berani nanya juga bukan hanya karena alasan tinggal di lokasi yang berdekatan tapi juga melihat dari beberapa respon baik yang saya dapat dan sepertinya bisa jadi tempat infomasi yang tepat. Kalau dianya gak welcome sih mending gak usah, apalagi baru kenal. Sori cyiiin sksd begituuu~ it's not my type!
Tapi ya kenapa gak tanya bapak kos atau tetangga sebelah aja ya teringatnya, kan mereka lebih lama tinggal di daerah situ, soalnya dia juga anak rantau sama seperti Saya. #mampuslahsitumakingakadatersiratnya

Kalau mau mikir negatifnya, kenapa lah saya nanya-nanya kemaren, kalau nggak kan gak mungkin ada rasa kawanan dugaan menumpuk. Tapi kalau mau positifnya sih , biar banyak pengalaman dalam berteman biar lain kali gak salah rasa lagi. Habisnya saya itu bukan tipe cewek yang punya banyak temen cowok, jadi kalau sekalinya ada cowok yang respon baik dan pastinya di pihak saya nya juga ada sesuatu jadi suka thinking too much. Haha apasih! Tapi kalo hatiku berkata tidak, ya bakal ditanggapin seadanya. Berarti dengan kata lain, sama si dia yang lagi diceritakan ini hatiku berkata iya makanya ditanggepin gak seadanya. Hmmm. Mungkinlah ya waktu itu khilaf. Dan Saya masuk ke jebakannya~

Apa saya aja yang merasa terjebak padahal dia gak ada maksud menjebak sama sekali. Dianya biasa ajah! Iya kali ya~ Cuma mau berteman saja. Tapi dia mengarahkan panah pertemanannya ke orang yang salah. Kepada Saya yang polos dan tidak mengerti apa-apa. *ngok* Tapi enggak juga loh, kalau dibaca-baca dari percakapan kami, kadang ada waktu-waktunya dia bikin Saya merasa “Some”. Mau disangkal, tapi benar adanya unsur gombal. Hmzz! Emang kalau temenan sampe segitunya apa? Untuk ukuran teman baru kenallah, apa udah berani berkata-kata agak lumayan bikin senyum-senyum sendiri? Yaitu dia gak tau karena gak berpengalaman. Untunglah banyak teman-teman dan saudara-saudara yang bisa di share cerita ini dan mau berbagi pengalaman mereka. Jadi lumayan membuka pikiran dan perasaan. Setelah beberapa pengalaman si teman-teman dan fakta-fakta tentangnya sampailah Saya di pemikiran He’s Just Not That In To You~ Yuhuuu...

Sebenarnya masih ada beberapa cerita yang ingin disampaikan tapi kelelahan mata membuat saya tak sanggup mengingat puing-puing kenangan kami. *halah!*
Dan besok Saya juga harus bangun cepat karena di tempat kerja yang baru jam masuknya lebih pagi. Ohiya saya udah dapet kerja lagi. Alhamdulillah~.  
Nanti Saya bercerita tentang pekerjaan baru saya dan karena pekerjaannya sangat hectic jadi Saya mau mulai aktif nulis-nulis blog lagi biar ada kegiatan pengalih penat dari kantor. *loh*

Sampai bertemu di S.O.M.E -part two- yaks!~ #udahmacamsinetron
0

Friday, February 13, 2015

beginning!

Gini ya rasanya mau nangis tapi gak bisa...

Masalah datang bertubi-tubi. Tapi bukan hidup namanya kalau gak ada proses melalui masalah (lupakan kedatangan si masalah karena pasti selalu ada tanpa diminta). Kadang sebuah masalah datang bertujuan untuk menutupi kepenatan menghadapi masalah yang datang sebelumnya. Berharapnya sih semoga masalah yang kemarin bisa terlupa atau bahkan terselesaikan dengan datangnya masalah baru ini.

Seperti hari ini, baru saja paginya saya berdoa kepada Allah agar saya bisa melupakan masalah yang mengganggu pikiran dan hati saya belakangan ini tiba-tiba sorenya saya mendapat kabar berita yang membuat saya ingin menangis tapi tidak bisa, at least i can forget my recent problem until now. The previous problem don’t come first right now. Okay! Allah will give something what i need not what i want. Jadi apapun yang terjadi dalam hidup saya, saya ikhlas. Saya tidak menyangka saja doa saya langsung dikabulkan. Tuhan punya maksud lain di kehidupan saya.

Baiklah akan saya perjelas, tapi tidak perlu begitu jelas karena bisa panjang sekali ceritanya. Agak sedikit mengingat masalah sebelumnya yang mungkin sekarang tak jadi begitu penting lagi setelah munculnya masalah terbaru. (mikir lama sebelum mulai bercerita *ini serius*)

Sudah hampir tiga bulan ini Saya dekat dengan seseorang. Kenal dari teman temannya teman teman teman. Hmmm ribet kan.  Mungkin saya perlu ruang cerita khusus untuk menceritakan seseorang ini, bukan karena dia berharga (saat ini masih belum) tapi untuk jadi perenungan saya kedepannya dalam kehidupan berteman. Singkatnya kami lumayan sering berhubungan dan sampai bertemu beberapa kali (hanya berdua). Dari yang saya deg-degan sampai saya sudah lelah dan mencoba biasa saja (belum bisa sebiasa sebelum kenal makanya jadi masalah *ini mungkin gak mungkin*). Saya bingung dibuat olehnya sehingga dia masuk ke dalam doa saya, agar segera bisa dilupakan. Woman have their own thought but it's too tired too much thinking. 

And God answer my prayer directly.

Sorenya saya mendapat kabar yang lumayan menyakitkan. Hampir lima bulan sudah saya bekerja di sebuah perusahaan interior konsultan di Jakarta. Saya baru saja beberapa bulan merantau ke Jakarta dan baru mulai mengirim lamaran setelah seminggu sampai di jakarta. Tidak sampai seminggu sudah mendapat panggilan interview dan saat panggilan kedua saya langsung diterima. Senangnya bisa keterima kerja di bidang yang memang saya minati dan Alhamdulillahnya mendapatkan teman-teman kerja yang super asik! SEPERTI MIMPI BUKAN?!!!~ (saya akan memberikan ruang khusus untuk menceritakan mereka, karena mereka request juga dan pastinya karena saya memiliki waktu untuk menulis sekarang :’) ).  Saya banyak belajar disana, gak cuma tentang pekerjaan tapi juga kehidupan. Saya sayang sekali dengan teman-teman baru saya itu. Saya juga mencintai pekerjaan Saya. Tapi masalah datang menghampiri perusahaan yang berdampak kepada beberapa karyawannya termasuk saya. I am no longer an employee as of today.  DEG! Lama sekali saya tersadar dari mimpi sampai empat bulan lebih. Hahaha this is not dream vira! this is life that you must face it. God want you through both happy and sad moment. All of problems can make you more wise and mature if you know what to do to solve it. (mendadak pintar ngomong hahaha)

Ya Tuhaaan.. terimakasih telah membuat saya melupakan masalah cinta yang remeh (kira-kira begitulah yaa) dengan memberikan saya sebuah kesadaran dalam mimpi panjang untuk lebih berpikir lagi akan kehidupan saya selanjutnya. Saya tidak marah dan kesal. Lihat saja sekarang Saya ingin nangis tapi tidak bisa.

The most thing that make me want to cry is i have to separate with all of my friends in there. i have a lot of laugh in there. they are so funny! I never even thought to lazy to go to office. And i love my job too. Really love my job. But never has too much love with your office and I relieved I never  feel it. I just love my jobs and my friends and my boss too (Lah!). Tapi apalagi yang harus saya perbuat kalau keadaannya memang mengharuskan saya tidak lagi disana. Ntah mungkin karena sifat saya yang pasrah atau saya terlalu ikhlas atas semua rencana Tuhan kepada Saya.  Bahkan saya memberikan permintaan, “Saya bisa tidak kerja disini, main ke kantor ini tapi gakpapa gak usah di bayar”. Bodohkan saya?! Ya tentu.. kalau saya ceritakan ini ke orangtua Saya pasti akan dimarahin habis-habisan. Dan untunglah permintaan Saya itu ditolak. Mungkin pada saat itu Saya sedang khilaf atau terlalu berat meninggalkan suasana. Yah pastilah tiba-tiba begitu. Saya memang tidak terlihat sedih. Saya juga bingung dengan diri saya, apa yang saya rasakan sebenarnya sekarang.

Pertanda hal ini akan terjadi semakin jelas saja kalau kejadiannya sudah terjadi (mulai deh!).

- Saya menjadi lebih hemat dibanding bulan-bulan sebelumnya. Saya mulai menyadari dengan gaji saya yang - baru saya sadari sangat kecil untuk ibu kota- ini sangatlah tidak cukup untuk saya berfoya-foya dan boros. Jadi bulan ini saya tidak pergi kemana-mana. Ada niat untuk membeli sesuatu tapi saya tahan sampai saya dapet gaji bulan berikutnya biar tidak ada lagi kejadian pertengahan bulan cuma pegang duit dua puluh ribu saja. Zzzzz.  Untung laaah huhuuu kalau tidak!

- Karena pemikiran –gaji saya ternyata kecil ya, belum lagi bayar uang kos- maka Saya sempat berpikiran untuk –gimana kalau Saya cari tempat kerja lain ya- tapi karena pada dasarnya saya orangnya setia dan susah kalau sudah nyaman pada satu hal jadi Saya tidak terlalu bergerak cepat untuk mencari info kerja lain. Saya juga berpikiran kalau Saya masih butuh belajar dan di tempat kerja Saya ini banyak sekali guru-guru yang bisa Saya ambil ilmunya. Dan tetap saya masih sangat sayang untuk meninggalkan mereka. dan sempat juga mikir –alasan apa ya yang harus saya bilang- kalau saya tiba-tiba ingin resign. Tapi ternyata saya kedeluan dikeluarkan. Hiks. Mungkin ini kali ya yang saya butuhkan makanya dikasi sama Tuhan. Hmmm  

- Belakangan ini saya mulai lelah berlebihan. seperti bosan dan jenuh. Mungkin ini pelajaran untuk tidak boleh mengeluh dan harus tetap bersyukur. Banyak orang diluar sana yang membutuhkan pekerjaan dan Saya pernah menjadi bagian dari mereka selama setahun lebih dan akan dimulai kembali menjadi bagian itu mulai saat ini. Semoga tidak berlangsung lama dan segera mendapatkan pekerjaan baru yang lebih baik. Aamiin : ))

- Saya sering berpikir “gimana ya kalau perusahaan ada masalah dan tidak sanggup lagi menampung Saya sebagai karyawannya?” . See???  Anything could happen~

Hmmm.. semoga ada kabar baik dari Saya pribadi ataupun dari kantor Saya sebelumnya. Karena mereka bilang kalau perusahaan sudah pulih kembali nama baiknya, pintu terbuka kapan saja untuk saya masuk. Saya mungkin masih mau, saya sayang banget sama mereka hiks hiks (kan kan jadi galau). Mereka janji akan memanggil kembali kalau masa kritis ini bisa mereka lalui sampai dua bulan kedepan. Kalau tidak bisa mereka atasi kemungkinan perusahan akan bye bye juga. Saya males nulis apa sebab-musababnya secara panjang lebar, intinya perusahaan ditipu dan pastilah banyak masalah yang harus dihadapi. Salah seorang teman kerja saya pernah bilang “this company isn’t settle yet”. Yeah, I know! But i don’t know how to explain my mom. Hmm


Dua bulan adalah waktu yang cukup lama untuk menunggu. Saya harus mulai mencari perkerjaan baru. Jadikan ini semua pengalaman. Semoga berhasil, VIRA!!! SEMANGAT!!!
0