Gak pernah terpikir seserius saat ini.
Hijrah??! Bisakah? Mampukah?
Kalau ada niat Insya Allah bisa. Tapi...
Ada banyak tapinya nih huhu..
Sebelumnya harus tau apasih hijrah itu.
Menurut pengetahuan dari baca-baca dan tanya-tanya, hijrah itu seperti
berpindah “menjadi lebih baik” bisa itu dalam hal akhlak, ibadah, maupun
penampilan. (semoga gak salah, baru belajar soalnya). Simpel dan kerennya
“Upgrade Iman”.
Diperlukan ke-istiqomahan selama berhijrah
agar tak lengah dan keluar dari jalur. Oke, Istiqomah adalah tetap fokus berada
di jalan Allah, mematuhi perintahNya dan menjauhi laranganNya. Ini yang susah,
mengingat kita hanya manusia biasa yang terkadang suka khilaf apalagi diperkuat
dengan tidak mendukungnya lingkungan dimana kita sering berkegiatan.
Susaaaaaaah! T.T
Kenapa
Saya mendadak mau hijrah?
Sebenarnya tidak mendadak, semua ada proses
dan ceritanya. Saya gak langsung, gak ada angin gak ada hujan , gak ada cinta
*eh* langsung berpikiran “MAU HIJRAH!”. Tidak seperti itu, hal ini sudah pernah
terpikirkan tapi tidak seserius sekarang ini.
Baiklah, semua berawal dari saya
merasa saya ini banyak dosa. Merasa mengkhianati agama sendiri. Sholat iya
sholat tapi berbuat maksiat. Hiks. Eits. Tapi tunggu dulu jangan mikir yang
macam-macam akan perbuatan maksiat yang saya lakukan. Yang mengenal saya pasti
taulah batasan kemaksiatan yang mungkin dilakukan oleh saya. Eh ini kenapa jadi
rancu gini bahasanya. Tenang-tenang jangan berpikiran terlalu jauh tapi biarlah saya
dan Tuhan saja yang tahu.
Kemudian “mungkin” karena kelalaian saya
tersebut, Allah menegur saya dengan memberikan rasa sakit yang saya juga gak
paham kenapa bisa sampe dirasain. Hiks. Saya mengalami kegalauan akut sampai
menahan tangis di sepanjang jalan balik dari kantor ke kosan kemudian tangisan
membuncah begitu sampai di kosan (ini lebay tapi beneran hahaha sinetron sekali
hidupku~).
Rasanya
sakit sekali, mana sendirian di kosan, gak punya teman untuk cerita atau
sekedar akting pura-pura bahagia, senyum-senyum kecut gitu. Padahal yaaa kalau
mau ditilik ulang, banyak sekali teman-teman saya di sekitar saya pada waktu
itu untuk bisa menemani saya agar bisa lupa masalah lapet itu *eh*. Dan yang
paling parah, saya lupa ada yang selalu
menemani Saya, Saya lupa punya Dia. Astaghfirullah. Malah mengeluh, marah, kesal, kenapa Dia buat
keadaan saya menjadi begini. Duileee, malu deh eyke!
Sesungguhnya kenyataan yang dihadirkan itu
adalah bagian dari doa Saya. Sudah dikabulkan malah tidak terima. hmm
sebenarnya bukan tidak terima tapi hanya saja belum sadar kalau doa saya sudah
dikabulkan. Yah biasalah namanya orang patah hati kadang pikirannya suka gak
jernih (ooooh jadi masalah hati!)... hmmm IYA!
Makanya jangan main-main dengan hati. Efeknya
sungguh dahsyat, bisa menuju ke arah lebih baik atau malah ke arah yang tidak
baik. Naudzubillah!
Alhamdulillahnya saya masih bisa ke arah yang
lebih baik, insya Allah semakin dekat denganNya. Malah jadi berpikir untuk hijrah seserius
ini.
Nah begitulah singkat cerita kenapa mau
hijrah. Dapet gak intinya? Haha kalau enggak yaudah saya coba perinci lagi
ceritanya (di postingan selanjutnya~).
#salamhijrah #keepistiqomah #maujadibaik
0 comments:
Post a Comment