*suatu keadaan dihadirkan dalam hidup kita agar kita belajar, gak ada yang kebetulan!*
Mari melanjutkan ceritanya~
Jadi selama perjalanan patah hati itu (ieuh!)
saya merasakan keresahan dan kegundahan yang berlarut-larut. Sampai-sampai gak
bisa sendirian, bisa sih tapi yaitu saya jadi orang yang kepo, yang mana hanya
membuat keresahan saya semakin nambah parah. Gak ada yang nahan saya untuk gak
nyakitin diri sendiri. Makanya demi menghindarkan hal tersebut terjadi
berkepanjangan saya jadi lebih lama main di kantor (padahal sebelumnya ogah
sekaleee), mulai sok-sok banyak kegiatan, mulai mampir ke tetangga kosan,
jalan-jalan sendirian T,T , pokoknya apa aja deh yang bisa bikin lupa sama apapun
itu yang bisa mengingatkan pada luka tersebut.
Sayang, semua itu gak begitu ampuh, sakitnya
masih menyisakan kerak, susah dibuang. Itu masih minggu kedua , saya masih tak tentu
rasa. Sampai-sampai salah seorang teman saya bilang, mungkin bisa sampe sebulan
bahkan sampe 6 bulan baru bisa ngilangin rasa sakitnya. Yeah~ saya tau itu,
sebelumnya saya pernah begini kok malah baru bisa move on nya sampe setahun(an
lebih). Huahahahaha zzzzz ! Itu dulu kejadiannya ketika saya punya teman satu
kosan , punya banyak pengalihan dari rasa galau, nah ini sekarang lagi
sendirian, udah kebayang berapa abad harus tersiksa dengan rasa ini. *LEBHAAAY*
Beruntunglah saya memiliki teman-teman yang
baik dan selalu siap sedia menghibur dan memberikan solusi. Setelah pertemuan
dengan mereka , pikiran saya jadi lebih
terbuka mengenai masalah ini terutama dari sisi agamanya. Kemudian salah seorang
teman saya meminjamkan bukunya untuk “obat galau” saya katanya. Dan setelah
pertemuan dan peminjaman buku itulah yang membawa saya ingin semakin dekat
denganNya.
Ada banyak cara Tuhan menyadarkan kita untuk lebih dekat denganNya, salah satunya adalah dengan memberikan sahabat-sahabat yang baik untuk mengingatkan kita kala kita semakin jauh dariNya. Makasiii.. makasiii banyaaaak iik bukunyaa~
Teman saya itu bernama iik, sebelumnya
saya sudah banyak dikasi nasehat dan wejangan olehnya dan teman-teman yang lain tapi saya masih suka
bandel. Si iik juga baru berhijrah tapi dia gak pernah memaksa saya untuk
mengikuti langkahnya. Karena berubah itu harus dari diri sendiri, sesuatu yang
berdasarkan ikut-ikutan tidak bertahan lama.
Saya baca baik-baik bukunya dan disitulah saya
belajar ikhlas menerima keresahan dan kesakitan yang menimpa saya. Mencoba
mengamalkan apa yang tertulis dalam buku tersebut, yang mengajak untuk lebih sayang Allah dan
mengerjakan sesuatu karena Allah. Jadi tersadar, banyak sekali kelalaian yang
sudah terbuat. Menjadi pengingat untuk segera tobat. Agar terpikir semuanya
untuk akhirat. Dan saya gak membutuhkan waktu yang lama untuk menghilangkan
kegalauan dan keresahan itu. Allah mempercepat prosesnya dari waktu yang saya
kira. Alhamdulillah!
--- Ada dua buku yang dipinjamkan ke Saya, “follow your heart,follow your prophet”
& “halaqah cinta”---
Those books teach me how to uprgrade my IMAN. Makin banyak tau apa saja yang
harus dilakukan agar kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan tidak
berharap kepada selain Allah. Setelah baca buku itu saya jadi memfollow
akun-akun sosial media yang bisa menjadi pengingat dan bisa meningkatkan iman
saya, sejenis tausiah dan doa-doa. Agar saya bisa lebih banyak belajar lagi,
lebih banyak ilmu lagi dan bisa fokus dalam mengamalkannya. Karena sering baca
jadi terbersit untuk Hijrah, menjadi lebih menjaga sikap, menjaga penampilan,
menjaga pikiran, dan menjaga hati. Terkadang masih suka berbicara asal tanpa
dipikirkan terlebih dahulu, terkadang suka berpikiran yang aneh-aneh (kalau
saya anehnya lain, maklum goldar AB :*) , dan yang paling susah untuk dijaga
adalah dari memikirkan lawan jenis yang bukan mahram dan penampilan yang tidak
syar’i.
Akhirnya benar-benar mendalami kalimat-kalimat
di beberapa tausiah yang pernah saya baca,sebagai berikut :
“yakin saja, sesuatu yang telah ditakdirkan
menjadi milik kita, tidak akan Allah biarkan menjadi milik orang lain”
–-hmm,baiklah--
“percayalah, ketika kau kehilangan sesuatu,
Allah akan menggantikannya dengan hal yang lebih baik” -–sip!--
“jangan mengejar orang yang sengaja memilih
pergi dari kamu. Daripada buat ngejar dia lagi mending kejar yang menguasai
hatinya, Allah”
-- jleb 1!--
“Kalau jatuh cinta jangan dekatin manusianya
tapi dekatin penciptanya”
--jleb 2!--
“cintailah sesuatu hal dengan sewajarnya,
karena bisa jadi itu tidak baik untukmu. Dan bencilah sesuatu hal dengan
sewajarnya, karena bisa jadi itu baik untukmu. Karena yang baik di matamu,
belum tentu baik di mata Allah. Dan yang buruk di matamu, belum tentu buruk di
mata Allah”
--Waaaah~--
“kita tidak perlu ada ikatan , kita tidak
perlu saling menunggu, kita hanya perlu saling melepaskan dan menerima
ketentuanNya.”
--Yup!--
Ini kenapa semuanya tertuju pada satu masalah
ya, ditinggal seseorang terkasih dan gak jauh-jauh dari mencari jodoh. Hmmm
soalnya masalah saya kemarin yah begini, ditinggal orang (gak terkasih sih,
belum sempat malah, sueeer!) tapi karena udah terbiasa aja makanya jadi mewek
iis dahlia gimana gitu pas orangnya ngilang hmm.. yah diumur segini, yang mana
teman-teman sudah banyak yang naik ke pelaminan dan “berpacaran” hmm jadi
adalah kepikiran soal jodoh. Mungkin ya mungkin kemarin itu saya gak
sungguh-sungguh mau dapetin jodoh dengan segera, Cuma karena ikut-ikutan
makanya orangnya dihilangin dan untunglah kemarin kan saya belum baik *semoga
sekarang bisa menjadi lebih baik.aamiin* sedangkan Allah sudah menyiapkan saya
jodoh yang baik *Aamiin*,makanya Allah
ngasi saya kesempatan dulu untuk memantaskan diri. Insya Allah.
“tugas kita bukan mencari jodoh tapi
mempersiapkan diri untuk menerimanya. Ketika kita sudah siap menurut Allah,
pastilah jodoh itu akan datang dari jalan yang tidak terpikirkan oleh kita. No
Pacaran!” ... OOWWW!~
No Pacaran ya! Bissmillah! Semoga bisa! JOSH!
Jomblo Sampai Halal! Aamiin~
Jadi ya kita bukan pasrah gak ngapa-ngapain
saat menanti jodoh, jodoh kita masing-masing pasti sudah ada di tulis pada lauhul
mahfuzd dari sebelum kita dilahirkan di dunia ini tapi kalau emang kita mau
(pastilah semuanya mau) jodoh yang baik sebaiknya kita memantaskan diri
terlebih dahulu. Percayalah sama Janji Allah, “Wanita yang baik untuk Lelaki
yang baik, begitu pula sebaliknya, Lelaki yang baik untuk wanita yang baik” .
okay! Noted ya bukan dengan pacaran! Karena pacaran itu mendekati zina!
Aduh jadi malu deh ngomong kayak begini
mengingat kegiatan saya sama lawan jenis waktu itu yang sudah seperti orang
pacaran. Status sih nggak tapi kegiatannyaaa!~ Eh tapi jangan berpikir yang
macam-macam ya, gak aneh-aneh ya.. Alhamdulillah belum pernah berpacaran, tapi
kemarin itu... ah sudahlah, biar jadi pelajaran, bersyukur sekarang sudah
dijauhkan dan bisa semakin dekat denganNya. Sekarang berusaha berubah dan
semangat dalam memantaskan diri biar jadi muslimah yang taat. Jodoh kita kan
cerminan kita.
Bagaimana cara memantaskan dirinya, bacalah
buku yang saya sudah tuliskan di atas tadi hahaha disitu ada semua. Salah
satunya adalah memperbaiki ibadah kita kepadaNya dan jangan lupa untuk selalu berbakti
kepada kedua orangtua kita :*
Lagi semangat-semangatnya memantapkan hati
tiba-tiba ada saja godaan datang. Tiba-tiba seseorang yang dulu diharapkan
untuk didekatkan malah baru muncul sekarang disaat aku tidak “lagi” seharusnya
mengharapkan dia untuk didekatkan dengan cara yang bukan dikehendaki olehNya
(ini orang lain lagi, astaganagaaah). Gimana ya , kayaknya pondasi hijrahnya belum
begitu kuat, masih saja suka tergoda, masih saja suka hahahihi berdua. Hiks.
Tapi sekarang lebih terkendali, karena takut kejadian seperti yang belum lama
dirasakan hadir lagi. Halah! Alasanmu viraa!! Pokoknya ya kalau gak di halalkan
ya tinggalkan! Omaaak! Tapi kan belum siap juga kalau mau dihalalkan. Ya
makanya menghindar, menjauh, lebih baik mempersiapkan diri baik-baik, punya
bekal dulu, gak usah asik menggetek! Hiks baiklaaaah... Ingatlah janji Allah
gak ada yang sia-sia. *ngomong dengan pikiran sendiri*
--- semoga dapat jodoh yang bisa mencintai
kita karena Allah dan Kita bisa mencintainya karena Allah--- Aamiin~
Sepertinya Allah cepat sekali merasa cemburu
ketika Saya mulai tergoyah imannya. Dengan segera Dia ambil orang tersebut
untuk menghilang dari kehidupan Saya, sebelum kebaperan akut menimpa hambanya
yang lemah dan sangat sulit berkata tidak ini. Hiks. Terimakasih Ya Allah,
sudah menjauhkan yang tidak baik dari diri ini. (walau kadang masih suka
kepikiran, ~kenapa kau datang dan pergi sesuka hatimuu..ooo~). Padahal yang
membuat semua itu terjadi kan Allah, ikhlas saja sama ketentuanNya. :))
(bersambung)
0 comments:
Post a Comment