-(sebenarnya kisah ini sudah terlupa, tapi ada setitik rasa dan tragedi yang harus di ungkapkan sebagai pengingat di hari depan, agar tak mengulangi kesalahan yang sama)-
Izinkan Saya melanjutkan secuil kisah cinta
yang kemarin sudah sempat ada bagian awalnya. Tapi kali ini mau dengan gaya
penulisan yang sedikit berbeda. Lebih tersirat mungkin. Mengingat di bagian
pertama saya sudah berniat untuk tersirat namun yang terjadi saya malah membuka
celah untuk mempermudah orang mengetahui siapa gerangan dirinya yang sedang di
bicarakan. Okay! Tanpa harus tersirat pun semuanya juga pasti tau siapa dia
karena Saya hanya sedikit sekali mempunya pengalaman *ehem* “tentang cinta”.
Tokohnya juga pasti itu saja, jadi mau gimana mau dibuat tersirat hmm ha ha ha
ha ha huufffft~ baiklah mari kita mulai!
S.O.M.E part two
Yang pernah hilang bisa selamanya hilang atau memilih
untuk kembali
Butuh waktu untuk memutuskan mau bagaimana
Tidak mudah pula melupakan yang sengaja hilang
disaat sudah merasa dia pernah ada
Namun seringnya memilih muncul disaat
kesanggupan melupa menguat
Masih mencoba untuk menimang dan
memprtimbangkan
Hasilnya hati ini melemah lagi dan siap untuk
terjebak lagi
Lupa akan kesusahan dalam melupakan
Mementingkan perasaan kini yang sedang
meluap-luap rindu
Memberanikan diri menemui pertemuan
Menguji rasa apakah sudah bisa biasa
Sebenarnya sudah,
Tapi kehidupan memiliki jalan lain untuk
menyatukan kembali
Sampailah di simpang kesempatan
Menjalin kembali dan sesaat melupa pernah
tersakiti
Sampai tak ingat harus bertanya, kemana? Mau
apa? Untuk apa?
Dengan alibi “jalani saja dulu” yang membuat
penyesalan di kemudian hari
Berputar kejadian indah yang meski monoton
tapi terus dilakukan
Kadang jenuh, kadang bahagia sekali
Sayang, tak bertahan lama
Masih banyak ragu-ragu dalam kisah ini
Terlalu banyak pengharapan
Terlalu banyak perhatian terbuang percuma
Semua berakhir karena kesamaran
Gerak-gerik itu memang ada menjelaskan sesuatu
Tapi bukankah akan lebih jelas apabila bisa di
perkuat dengan kata-kata?
Kemarin itu salah
Tidak ada keberanian
Tidak ada pernyataan
Dan tidak ada pertanyaan
Kemudian seperti pengecut , pergi dan
menghilang
Menahan satu pertanyaan penting
Membiarkan menjadi misteri
Menganggap tidak ada apa-apa
Bahkan rindu dirasa tak perlu
Apakah harus setega itu?
Mungkin itu tabiat
Biasa saja saat sudah menoreh luka
Atau tidak sadar kalau ada yang salah
Entahlah, belajar saja untuk esok
Agar esok bisa lebih berani
Untuk bertanya tentang kepastian
*Udah ya, gak usah dilanjutin lagi cerita "some" ini, saya sudah kehabisan ingatan untuk merangkai kata akan kisah bersamanya #eaaak*
0 comments:
Post a Comment