when thinking cannot SOLVE your PROBLEM, REMEMBER a sincere DUA can.

Saturday, July 02, 2016

Ku Delete Kamu (Part 1)

Mengambil judul salah satu tema Kajian yang disarankan oleh teman Saya untuk didengarkan ketika Saya berhasil “men-delete seseorang karena Allah” di awal masa hijrah saya.  File mp3 berjudul “Ku Delete Kamu” masih terus tertampil di layar pemutar musik handphone Saya dan masih belum juga sempat Saya dengarkan dan baru bisa Saya dengarkan sekalian melihat videonya ketika Saya pulang ke Siantar. 

Kajian ini diisi oleh ustadz Subhan Bawazier. Setelah banyak menghadiri kajian-kajian, saya memang belum pernah datang langsung ke kajian yang diisi oleh beliau, hal ini dikarenakan jadwalnya sering diadakan ba’da isya dan tempatnya jauh dari kosan Saya. Jadi saya nonton kajian lewat youtube saja, banyak kok tersedia video-video bermanfaat untuk me-recharge iman kita. Bisa lihat disini, disini, dan diseneee. Hanya saja judul kajian yang beliau sampaikan sangat sesuai menjadi judul postingan yang akan Saya bahas kali ini. Ku Delete Kamu!

Tema yang sesuai banget buat orang yang lagi mau hijrah atau sedang hijrah. Banyak hal-hal yang tidak baik yang harus di delete. Erat kaitannya dengan melupakan masa lalu dan yang pasti semuanya dilakukan karena Allah.




Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang disebutkan oleh salah seorang sahabat, 
"Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik.” 
(HR. Ahmad 5: 363) 


Saya percaya Allah akan ganti dengan yang lebih baik kalau kita benar-benar meninggalkan sesuatu karena Allah. Entah dengan apapun itu bentuknya dan entah kapanpun itu akan terjadi. Saya percaya!~
Intinya Sabaar…

Yakinlah, ada sesuatu yang menantimu setelah banyak kesabaran (yang kau jalani), yang akan membuatmu terpana hingga kau lupa betapa pedihnya rasa sakit.
-Ali bin Abi Thalib-

Meninggalkan sesuatu karena Allah tak melulu mengenai hal meninggalkan seseorang yang erat kaitannya dengan cinta kepada lawan jenis, ada banyak hal lain yang harus kita tinggalkan demi meraih ridho Allah.

Berikut Saya akan berbagi sedikit  berbagi cerita dalam berjuang men-delete sesuatu yang tak di ridhoi Allah karena saya ingin serius berhijrah di jalan Allah.
*pengennya sih ringkas tapi sepertinya bakal jadi terbagi dalam tiga postingan* 
#gakbisamerangkum 
#kebanyakankatakata 

Bismillah..

1.  Ku Delete “dia” karena “DIA”

Merelakan seseorang yang katanya menyukai kita (jarang-jarang ada yang ngaku suka soalnya hmm godaan-godaan~) tapi belum bisa memberikan kepastian apapun dan malah memberikan tawaran untuk melakukan suatu hal yang di tak di ridhoi oleh Allah (baca : Pacaran) mungkin menjadi kasus pertama saya dalam hal delete-mendelete.

Qaddarullahi saya sudah berkeinginan hijrah dan sudah tahu kalau mau hijrah itu ya berarti sami’na wa atho’na (kami dengar kami taat), jadi apa-apa yang dilarang sama Allah harus dijauhi. Alhamdulillah Allah menjaga saya pada waktu itu dari godaan syaithon yang terkutuk sehingga membuat saya berani dan berpegang teguh untuk mengakhiri keindahan semu itu sebelum berakhir pada menyakiti diri sendiri dan menyebabkan murka Allah. Emang pada saat itu terasa indah (tsaah~) tapi yaudahlah ya itu semua Allah gak suka pasti ending-nya gak enak.

Allah Berfirman :

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.”
(QS.Al-Baqarah : 216)

Setelah melaksanakan keputusan tersebut, rasanya campur aduk, sedikit takut sudah mengecewakan seseorang, takut orangnya marah, takut sudah menjadi seperti wanita yang sombong, sedikit sedih juga karena sudah tidak ada lagi yang ngasi perhatian dan kasih sayang (pret!) dan pastinya kesemua ketakutan-ketakutan itu memang datangnya dari setan yang ingin melemahkan iman ini. Tapi memang rasa yang paling berasa banget adalah rasa syukur karena Allah telah menguatkan Saya untuk istiqomah, tidak tergoda dengan segala rayuan dan bujukan untuk melemah lagi.

Ternyata lebih tenang dan lega ketika segala hal-hal yang bisa membuat galau itu sirna. Gak perlu kesal-kesal kalau tidak ada yang nanya kabar, chat gak di bales tapi dianya update status (oops!), gak perlu bohong-bohong kalau sebenarnya gak mau ketemu tapi karena gak enakan terpaksa ketemu, gak perlu memikirkan akan akhir kisah yang tiada kejelasan, gak perlu nambahin beban dengan memikirkan masalah-masalah dia, dan lain-lainnya. 

Sekarang yang terpenting fokus dulu mikirin diri sendiri yang masih lalai dalam beribadah kepada Yang Menciptakan Jodoh kita. Sudahlah kan sudah ditulis sama Allah siapa jodoh kita, Cuma sekarang lagi disuruh sama-sama memantaskan diri dulu biar dipertemukan di waktu yang tepat. Syedaaap~

2. Jangan ada Musik di Antara Kita

Berproses pastinya, gak serta merta begitu tau ada hadistnya yang melarang mendengarkan musik langsung tidak mendengarkan musik. Maklum masih suka bandel. Masih belum Sami’na wa Atho’na waktu itu soalnya kan senang banget dengerin musik meskipun sudah takut-takut buat dengerin, takut Allah marah.

Sampai akhirnya semakin mengerti dan memahami, terhapuslah semua lagu-lagu itu dari handphone dan laptop.  Bukan karena ikut-ikutan tapi karena ini memang aturan Allah yang harus diikuti.

Nanti akan ada postingan tersendiri tentang perjuangan saya untuk berhenti dari yang namanya musik-musikan disini.

3. Goodbye Korea-koreaan~

Yup, Saya dulu pecinta korea, kpopers akut deh. Sampai-sampai pernah beranggapan kalau susah keluar dari yang namanya virus korea kalau sudah berani memasukinya. Astaghfirullah~

Pokoknya dulu aje gile beud deh, sampai bikin file-file mulai dari band, drama, film, reality show dan lainnya dengan rapih dan lengkap di laptop. Setiap hari kerjaan gak pernah lupa buat download acara terbaru, sampai bingung sendiri sih bagi waktunya mau kapan ditontonnya. Malah kalau pulang ke rumah karena ada wifi, kerjaan di depan laptop melulu, nontonin drama bukannya kumpul bareng keluarga dan berbakti kepada orang tua (catet : ini salah satu pengaruh negatifnya).

Buang-buang waktu banget setelah dipikir-pikir. Satu drama aja paling sedikit 16 episode, satu episode 1 jam-an lebih, kalau dikalikan udah 16jam-an lebih kita nonton yang sebenarnya bikin kita males gerak karena terbawa suasana nonton yang menjadi tidak asik kalau diganggu sedikit waktu saja. 16 jam? Sudah jadi hafiz Al-quran kali ya saya kalau kala itu dipakai buat menghapal Al-quran. Hiks. Yah paling tidak sudah bisa khatam Al-quran berapa kali ya dalam sebulan saja. 

Dan dan setelah tau kalau ternyata yang paling penting itu adalah belajar ilmu tentang agama, semakin merasa merugilah saya pada waktu itu kerjaannya malah menonton yang mana tontonannya bisa membawa pada kemaksiatan. Yah pasti taulah kalau film dari “luar” gimana, aktor-aktrisnya membuka aurat, berpacaran, ikhtilat, dan pasti ada musik-musiknya , yang kesemuanya dilarang oleh agama. Kalau saya nonton walaupun niat saya hanya ingin mengambil faedahnya saja, tetap saja secara tidak langsung saya melegalkan apa yang di lakukan di drama tersebut. Sama saja Saya setuju dengan pacaran, saya tidak masalah dengan mereka yang membuka aurat, aduuuuh ribet yah! Udah ah mending gak usah nonton sama sekali. Exit udah exit lah dari perkoreaan....!

Yaa gak secepat itu juga sih, kadang masih suka curi-curi tapi Alhamdulillah ya, karena di kosan gak ada wifi dan juga kalau mau pakai kuota sendiri kan mahal buat download atau liatin video, jadi kesempatan untuk menonton yang berbau korea itu tidak ada. Karena sudah gak update lagi, tiba-tiba saya jadi males sendiri. Terlebih saya sudah tercekoki kajian-kajian tentang islam yang ternyata Masya Allah menyenangkan dan bikin ketagihan, karena ternyata banyak banget ilmu-ilmu syar'i yang wajib kita ketahui karena harus kia terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

So..Tanamkan dalam hati, “Kalau saya gak nonton korea-koreaan lagi kenapa? Apa ruginya bagi saya?"
Toh ntar di hari amal kita diperhitungkan Allah gak mungkin kan bertanya “Apa yang membuat Kim Tan jatuh hati kepada Eunsang?”… Astaghfirullahalladzim ... 

Sudah ah lepas deh lepas dari koreaan apalagi music video-nya yang vulgar dan aduh mata mataa.. bisa zina mata. Kadang arti lagunya suka jadi seperti menyekutukan Allah. Ini juga kegiatan nonton nonstop hati-hati bisa di kategorikan syirik karena kan seharunya yang kita ingat setiap saat itu Allah lewat sholat dan berdzikir, ini malah ingatnya kapan episode berikutnya keluar, bangun pagi-pagi liat hape yang diliat berita tentang sang idola, dan seharusnya sebagai muslim idola kita itu nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sayang banget sama kita ummatnya. Cukup deh cukup. Tobat deh sayanyaaa.. Gak lagiii… 

Dan semua file-file yang sudah saya susun dengan lengkap dan terperinci lenyap dengan satu tombol “Delete”. Bhaaaay~ *belum semua sih, masih ada yang saya sisain soalnya tentang anak-anak bayi gitu lucu tapi sampai sekarang pun belum saya tonton*

Sekarang download dan nontonin kajian aja, lebih tenang, dapat ilmu untuk menggapai surga, dan bisa di amalkan sebagai investasi kita di akhirat kelak.


Tulisan ini hanya ingin mengajak bagi siapa saja yang tidak sengaja kecemplung membaca postingan ini sampai akhir agar lebih memahami agama islam dan mengetahui syariat-syariat Allah (khususnya bagi yang muslim) dan juga sebagai muhasabah bagi diri Saya sendiri agar bisa menjadi muslimah yang lebih baik lagi serta bisa Istiqomah.

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi yang membacanya. Apabila ada salah-salah kata itu letaknya ada pada saya, karena manusia adalah tempatnya salah dan khilaf dan kebenaran hanya bagi Allah.



Semoga kita semua selalu dalam Lindungan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

(bersambung)  *sinetron kali ah*


0

0 comments:

Post a Comment