when thinking cannot SOLVE your PROBLEM, REMEMBER a sincere DUA can.

Saturday, July 02, 2016

Ku Delete Kamu (Part 2)

**Melanjutkan dari postingan sebelumnya, lanjut saja ya gak usah pake muqodimah lagi, entar kepanjangan~ ^-^**

Bismillah..

4. Meng-Unfollow akun-akun yang tidak bermanfaat di sosmed

Sekarang akun-akun yang saya follow kebanyakan berkaitan dengan agama islam dan orang-orang yang bisa menginspirasi saya untuk lebih dekat dengan Allah. Jadi agar saya tidak mudah tergoyahkan ke masa lalu yang kelam, maka saya unfollow-lah akun-akun yang saya rasa banyak memberikan mudharat, yah seperti akun-akun artis korea yang semuanya pada membuka aurat. Kalau ada waktu senggang , saya sempatkan untuk meng-unfollow satu-persatu, yah biar TOTAL hijrahnya. Ku unfollow mereka karena Dia. Toh kalau gak follow mereka gak ada ruginya juga, kita kan di suruh follow  Nabi Muhammad  :)

5. Gak ada hari Khusus untuk memberi hadiah dan berkasih-sayang

Sudah menjadi kebiasaan bagi Saya dan keluarga untuk merayakan ulang tahun. Berdasarkan artikel yang saya kutip dari sini , ada dua kemungkinan tujuan dari perayaan semacam ini :

.pertama. Dalam rangka ibadah, dengan bertujuan untuk mensyukuri nikmat umur yang sudah diberikan oleh Allah kepada kita, misalnya dengan mengadakan ritual-ritual yang banyak dilakukan sekarang ini. Namun apabila ritual tersebut tidak pernah di ajarkan oleh Allah dan RasulNya maka hal tersebut menjadi terlarang. Lagipula sebenarnya umur kita berkurang, karena ada hadistnya :

Dari sahabat Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Umur-umur umatku antara 60 hingga 70, dan sedikit dari mereka yang melebihi itu.”
(HR. At-Tirmidzi. Dihasankan sanadnya oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari, 11/240)

Nah, kalau kita sekarang berumur 25 tahun berarti kemungkinan kita tinggal di dunia ini tinggal 35-45 tahun lagi. Kok mau dekat kematian malah di rayakan, justru disini kita disuruh lebih bersyukur kepada Allah dengan sholat, berdoa, dan berdzikir yang sesuai dengan tuntunan Rasullullah.

.kedua. Dalam rangka ikut-ikutan, tradisi, sekedar senang-senang. Hati-hati bisa jadi menyerupai suatu kaum.

Padahal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wa sallam bersabda,
Orang yang meniru suatu kaum, ia seolah adalah bagian dari kaum tersebut” 
(HR. Abu Dawud, disahihkan oleh Ibnu Hibban)

Dimulai dengan tidak membiasakan diri mengucapkan selamat ulang tahun kepada teman-teman, karena kan kalau teman bisa saja ada unsur lupa dan jarang ketemu juga, kalau ketemu kemungkinan sudah lupa juga merekanya kalau saya tidak mengucapkan selamat. Tapi santai saja wankawan ku sayang, meskipun daku tak mengucapkan namun diriku selalu ingat dan mendoakan kalian diam-diam. *in syaa Allah*

Nah yang susah kalau keluarga, seperti mama, papa, adek-adek, dan saudara-saudari lainnya, pasti dianggap jahat banget kalau sampai lupa sama ulang tahun keluarga sendiri.
Yah solusi sementara sih, Sekarang Saya mengganti kata “selamat ulang tahun” dengan “hari ini hari lahirnya ya??” karena gak perlu dikasih selamat juga kan sebenarnya umurnya berkurang. Terus juga kalau mau ngasih ucapan “semoga panjang umur” ditambah dengan “dan selalu dalam kebaikan” , ya kan kita doain orang semoga panjang umur maunya kan selalu dalam kebaikan bukan dalam kemaksiatan, lagian ya lagiaaan yang tau umur seseorang itu kan Allah, ngapain juga kita urusin minta manjang-manjangin umur orang. Jadi intinya yaa gak usah ngucapin ,tapi memang masih sulit karena sudah menjadi tradisi mendarah daging. Tapi semoga dengan semakin bertambahnya ilmu agama Saya , hal ini bisa diterima oleh keluarga besar saya. Aamiin.

Kalau masalah memberi hadiah kan tidak harus menunggu hari spesial dulu, seperti ulang tahun , hari ibu, pernikahan emas-perunggu-perak, kan bisa setiap saat apabila kita memang mempunyai biaya untuk membelinya.

Makanya Saya pengen cepat dapat kerja biar bisa punya penghasilan sendiri, biar bisa memberi mama, papa, dan adek-adek hadiah kapan saja kalau bisa, gak harus nunggu mereka ultah dulu.
Jadi Every day is special day ~

6. Menghapus Semua Postingan yang Ada Gambar Diri

Hmm udah mulai ekstrem banget yak? Sampai-samapai photo sendiri saja gak boleh dipampangin. Sok misterius ya? Sok suci banget ya? Sebenarnya enggak sih, semua juga pakai proses. Saya pribadi sebelum belajar agama seperti sekarang ini, memang tidak terlalu suka selfie-selfie. Kalaupun selfie, ya buat koleksi pribadi, jarang aja ada yang saya posting di media sosial atau sekedar dijadikan display picture. Saya merasa kurang percaya diri dan geli aja, sok cantik ih! Haha ada untungnya juga sih saya punya pemikiran seperti itu, jadi ketika mengetahui untuk tidak perlu memposting photo kita di media sosial karena di khawatirkan bisa jadi fitnah, Sami’na wa atho’na, cepat!

Yup! Allah menyuruh kita untuk menundukkan pandangan khususnya bagi laki-laki, nah kalau kita masih posting photo selfie kita yang begitu menawan dan cantiknya apalagi sekarang ada aplikasi yang bisa bikin rupa kita semakin cantik, percuma aja dong kita sudah berhijab yang tujuannya agar laki-laki menundukkan pandangannya, tapi mereka masih bisa leluasa ngeliatin photo kita di media sosial dan display picture kita bahkan bisa di simpan dan bisa diliatin terus-menerus. Apalagi dengan menggunakan aplikasi yang bisa mempercantik diri, itu kan sudah sama saja namanya bohong dan ada unsur ujub disana yang ingin dilihat orang agar terlihat cantik. Ada terselip pamer di dalamnya. Tiatiloooh~

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
"Tiga dosa pembinasa: sifat pelit yang ditaati, hawa nafsu yang dituruti, dan ujub seseorang terhadap dirinya. "
(HR. Thabrani dalam al-Ausath 5452 dan dishaihkan al-Albani)
Nah yaudah deh, jadi saya hapusin semua postingan saya yang ada gambar diri saya, takut juga sama niat nge-postingnya, benar-benar tanpa ada unsur ingin dipuji atau nggak. Cari aman aja deh, hapuuus.. kalau mau tau wajah saya bagaimana, yah datengin aja walinya. Wkwkwk!

Begitu pula photo-photo yang gak cuma selfie, yang rame-rame, apalagi kalau di dalam photo tersebut ada teman kita yang tidak menutup auratnya. Itu sama saja kita mengikhlaskan teman kita tersebut untuk dilihat auratnya sama yang bukan mahromnya, kan teman kita di sosmed ada yang lawan jenis juga kan. Masak kita gak mau terlihat tapi malah mempersilahkan teman kita untuk dilihat. Jahat banget. Alhamdulillah, photo-photo zaman Saya masih lalai (belum tutup aurat) sudah saya private dan hapusin ketika saya memutuskan untuk berhijab.

Sekarang ganti dengan memposting photo yang bermanfaat misal pemandangan atau kejadian yang tidak harus menampakkan wajah seseorang atau lebih baik lagi memposting tausyiah bisa sekalian berdakwah kan, ada manfaat kalau banyak yang mengamalkan.

Jadi bukan sok misterius ya, bukan karena paksaan juga. Ini semua karena Allah, In syaa Allah istiqomah. Mending photo-nya disimpen saja buat dikasi liat sama suami kelak.. eaaak!


Tulisan ini hanya ingin mengajak bagi siapa saja yang tidak sengaja kecemplung membaca postingan ini sampai akhir agar lebih memahami agama islam dan mengetahui syariat-syariat Allah (khususnya bagi yang muslim) dan juga sebagai muhasabah bagi diri Saya sendiri agar bisa menjadi muslimah yang lebih baik lagi serta bisa Istiqomah.

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi yang membacanya. Apabila ada salah-salah kata itu letaknya ada pada saya, karena manusia adalah tempatnya salah dan khilaf dan kebenaran hanya bagi Allah.



Semoga kita semua selalu dalam Lindungan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

(bersambung) *sinetron kali ah*
0

0 comments:

Post a Comment