**Melanjutkan
dari postingan sebelumnya, lanjut saja ya gak usah pake muqodimah lagi, entar
kepanjangan~ ^-^**
Bismillah..
4. Meng-Unfollow akun-akun yang tidak bermanfaat di sosmed
Sekarang akun-akun yang saya follow kebanyakan
berkaitan dengan agama islam dan orang-orang yang bisa menginspirasi saya untuk
lebih dekat dengan Allah. Jadi agar saya tidak mudah tergoyahkan ke masa lalu
yang kelam, maka saya unfollow-lah akun-akun yang saya rasa banyak memberikan mudharat,
yah seperti akun-akun artis korea yang semuanya pada membuka aurat. Kalau ada
waktu senggang , saya sempatkan untuk meng-unfollow satu-persatu, yah biar TOTAL
hijrahnya. Ku unfollow mereka karena Dia. Toh kalau gak follow mereka gak ada
ruginya juga, kita kan di suruh follow Nabi Muhammad :)
5. Gak ada hari Khusus untuk memberi hadiah dan berkasih-sayang
Sudah menjadi kebiasaan bagi Saya dan keluarga untuk merayakan
ulang tahun. Berdasarkan artikel yang saya kutip dari sini , ada dua kemungkinan tujuan dari perayaan semacam ini :
Dari sahabat Abu Hurairah, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda :
“Umur-umur
umatku antara 60 hingga 70, dan sedikit dari mereka yang melebihi itu.”
(HR. At-Tirmidzi. Dihasankan sanadnya oleh Ibnu
Hajar dalam Fathul Bari, 11/240)
Nah, kalau kita sekarang berumur 25 tahun berarti
kemungkinan kita tinggal di dunia ini tinggal 35-45 tahun lagi. Kok mau dekat
kematian malah di rayakan, justru disini kita disuruh lebih bersyukur kepada
Allah dengan sholat, berdoa, dan berdzikir yang sesuai dengan tuntunan
Rasullullah.
.kedua. Dalam rangka ikut-ikutan, tradisi, sekedar
senang-senang. Hati-hati bisa jadi menyerupai suatu kaum.
Padahal Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wa sallam bersabda,
“Orang yang meniru suatu
kaum, ia seolah adalah bagian dari kaum tersebut”
(HR. Abu Dawud, disahihkan oleh Ibnu Hibban)
Dimulai dengan tidak membiasakan diri mengucapkan selamat ulang tahun kepada teman-teman, karena
kan kalau teman bisa saja ada unsur lupa dan jarang ketemu juga, kalau ketemu kemungkinan sudah lupa juga merekanya kalau saya tidak mengucapkan selamat. Tapi santai saja wankawan ku sayang, meskipun daku tak mengucapkan namun diriku selalu ingat dan mendoakan kalian diam-diam. *in syaa Allah*
Nah yang susah kalau keluarga, seperti mama, papa, adek-adek, dan saudara-saudari lainnya, pasti dianggap jahat banget kalau sampai lupa
sama ulang tahun keluarga sendiri.
Yah solusi sementara sih, Sekarang
Saya mengganti kata “selamat ulang tahun” dengan “hari ini hari lahirnya ya??”
karena gak perlu dikasih selamat juga kan sebenarnya umurnya berkurang. Terus
juga kalau mau ngasih ucapan “semoga panjang umur” ditambah dengan “dan selalu
dalam kebaikan” , ya kan kita doain orang semoga panjang umur maunya kan selalu
dalam kebaikan bukan dalam kemaksiatan, lagian ya lagiaaan yang tau umur
seseorang itu kan Allah, ngapain juga kita urusin minta manjang-manjangin umur
orang. Jadi intinya yaa gak usah ngucapin ,tapi memang masih sulit karena sudah
menjadi tradisi mendarah daging. Tapi semoga dengan semakin bertambahnya ilmu
agama Saya , hal ini bisa diterima oleh keluarga besar saya. Aamiin.
Kalau
masalah memberi hadiah kan tidak harus menunggu hari spesial dulu, seperti
ulang tahun , hari ibu, pernikahan emas-perunggu-perak, kan bisa setiap saat
apabila kita memang mempunyai biaya untuk membelinya.
Makanya
Saya pengen cepat dapat kerja biar bisa punya penghasilan sendiri, biar bisa
memberi mama, papa, dan adek-adek hadiah kapan saja kalau bisa, gak harus
nunggu mereka ultah dulu.
Jadi
Every day is special day ~
6. Menghapus Semua Postingan yang Ada Gambar Diri
Hmm udah mulai ekstrem banget yak? Sampai-samapai
photo sendiri saja gak boleh dipampangin. Sok misterius ya? Sok suci banget ya?
Sebenarnya enggak sih, semua juga pakai proses. Saya pribadi sebelum belajar
agama seperti sekarang ini, memang tidak terlalu suka selfie-selfie. Kalaupun
selfie, ya buat koleksi pribadi, jarang aja ada yang saya posting di media
sosial atau sekedar dijadikan display picture. Saya merasa kurang percaya diri
dan geli aja, sok cantik ih! Haha ada untungnya juga sih saya punya pemikiran
seperti itu, jadi ketika mengetahui untuk tidak perlu memposting photo kita di
media sosial karena di khawatirkan bisa jadi fitnah, Sami’na wa atho’na, cepat!
Yup! Allah menyuruh kita untuk menundukkan
pandangan khususnya bagi laki-laki, nah kalau kita masih posting photo selfie
kita yang begitu menawan dan cantiknya apalagi sekarang ada aplikasi yang bisa bikin rupa kita semakin cantik, percuma aja dong kita sudah berhijab yang
tujuannya agar laki-laki menundukkan pandangannya, tapi mereka masih bisa
leluasa ngeliatin photo kita di media sosial dan display picture kita bahkan
bisa di simpan dan bisa diliatin terus-menerus. Apalagi dengan menggunakan
aplikasi yang bisa mempercantik diri, itu kan sudah sama saja namanya bohong
dan ada unsur ujub disana yang ingin dilihat orang agar terlihat cantik. Ada
terselip pamer di dalamnya. Tiatiloooh~
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
"Tiga dosa pembinasa:
sifat pelit yang ditaati, hawa nafsu yang dituruti, dan ujub seseorang terhadap
dirinya. "
(HR. Thabrani dalam al-Ausath 5452 dan dishaihkan al-Albani)
Nah yaudah deh, jadi saya hapusin semua postingan saya yang ada gambar
diri saya, takut juga sama niat nge-postingnya, benar-benar tanpa ada unsur
ingin dipuji atau nggak. Cari aman aja deh, hapuuus.. kalau mau tau wajah saya
bagaimana, yah datengin aja walinya. Wkwkwk!
Begitu pula photo-photo yang gak cuma selfie, yang rame-rame, apalagi kalau di
dalam photo tersebut ada teman kita yang tidak menutup auratnya. Itu sama saja
kita mengikhlaskan teman kita tersebut untuk dilihat auratnya sama yang bukan
mahromnya, kan teman kita di sosmed ada yang lawan jenis juga kan. Masak kita
gak mau terlihat tapi malah mempersilahkan teman kita untuk dilihat. Jahat banget.
Alhamdulillah, photo-photo zaman Saya masih lalai (belum tutup aurat) sudah
saya private dan hapusin ketika saya memutuskan untuk berhijab.
Sekarang ganti dengan memposting photo yang bermanfaat misal pemandangan
atau kejadian yang tidak harus menampakkan wajah seseorang atau lebih baik lagi
memposting tausyiah bisa sekalian berdakwah kan, ada manfaat kalau banyak yang
mengamalkan.
Jadi bukan sok misterius ya, bukan karena paksaan juga. Ini semua karena
Allah, In syaa Allah istiqomah. Mending photo-nya disimpen saja buat dikasi liat
sama suami kelak.. eaaak!
Tulisan ini hanya ingin mengajak bagi siapa saja yang tidak sengaja kecemplung membaca postingan ini sampai akhir agar lebih memahami agama islam dan mengetahui syariat-syariat Allah (khususnya bagi yang muslim) dan juga sebagai muhasabah bagi diri Saya sendiri agar bisa menjadi muslimah yang lebih baik lagi serta bisa Istiqomah.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi yang membacanya. Apabila ada salah-salah kata itu letaknya ada pada saya, karena manusia adalah tempatnya salah dan khilaf dan kebenaran hanya bagi Allah.
Semoga kita semua selalu dalam Lindungan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
(bersambung) *sinetron kali ah*
0 comments:
Post a Comment