when thinking cannot SOLVE your PROBLEM, REMEMBER a sincere DUA can.

Saturday, July 02, 2016

Ku Delete Kamu (Part 3)

**Lanjut men-delete**

Bismillah..

7. Membuang Gambar-gambar Makhluk Bernyawa

Karena dalam islam tidak boleh ada gambar makhluk bernyawa baik itu menggantung gambar orang atau gambar-gambar yang ada pada pernak-pernik rumah tangga, misalnya selimut, gelas, sarung bantal, dll maka saya pun mulai menyingkirkn segala hal yang ada gambar makhluk bernyawanya.

Menanggalkan photo-photo yang terpajang di kamar (tapi yang di ruang tamu keluarga belum, karena mama belum paham dan ini adalah rumah mama, bisa di sidang, perlahaan ngasi taunya~) padahal ya kalau kita memajang gambar makhluk hidup di rumah kita, malaikat tidak mau masuk.

Dalam hadits muttafaqun ‘alaih disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
”Para malaikat tidak akan masuk ke rumah yang terdapat gambar di dalamnya (yaitu gambar makhluk hidup bernyawa)” 
(HR. Bukhari 3224 dan Muslim no. 2106)


Paling tidak untuk di kamar sendiri sudah dibuangin apa-apa yang menyebakan malaikat enggan mengahampiri rumah kita. Pada saat di kosan saya mempunyai sebuah selimut yang bergambar seorang wanita, lengkap mata, hidung, bibir, tangan dan kakinya. Karena saya takut sekali malaikat tidak mau ke kamar saya , maka saya pun memotong semua bagian kepala gambar tersebut. Agak ngeri sih pas liat potongan-potongan kepala begitu saya mau buang. Hahaha seperti psikopat kata adek Saya. Bukanloh dek, ini demi menjalankan syariat Allah. Karena memang katanya tak mengapa kalau kita menggambar, tapi tidak boleh lengkap, karena kalau lengkap itu sama saja menyerupai kemampuan Allah yaitu menciptakan, apalagi kalau kita gambarnya sama persis.

Dalam hadits lain, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
 “Gambar itu adalah kepala, jika kepalanya dihilangkan maka tidak lagi disebut gambar.” 
(HR. Al-Baihaqi 7/270. Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini shahih dalam As Silsilah Ash Shohihah no. 1921)

Kelak kita akan dimintai pertanggungjawaban atas nyawa gambar-gambar yang kita buat tersebut.

Dari Ibnu, dia berkata, 
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Siapa yang menggambar suatu gambar dari sesuatu yang bernyawa di dunia, maka dia akan diminta untuk meniupkan ruh kepada gambarnya itu kelak di hari akhir, sedangkan dia tidak kuasa untuk meniupkannya.’”
(HR. Bukhari)

8. Kegiatan yang Sia-sia

Ini memang masih sulit untuk mengetahui mana pekerjaan yang sia-sia dan mana yang bermanfaat. Yang pasti segala sesuatu yang orientasinya akhirat tidak akan menjadi sia-sia, menjadi lebih rajin beribadah dan berbakti kepada orang tua misalnya disuruh bantuin ini-itu. 

Nah mungkin perkara yang sia-sia ini misalnya menonton televisi yang acaranya tidak mendidik, ngobrol ngalor ngidul gak jelas, haha hihi tapi ghibah, begadang sampai kesiangan bangun sehingga ketinggalan subuh, pokoknya segala sesuatu yang bisa membuang waktu dengan percuma. 

Memang ada sih beberapa kegiatan yang mubah, tidak mengapa dikerjakan tapi tidak mendatangkan pahala, alangkah baiknya kalau kita melakukan sesuatu yang bisa mendatangkan pahala. Semoga menulis blog bukanlah bagian dari perkara yang sia-sia ya..

Bukan berarti jadi tidak mikirin dunia ya, kan kita disuruh zuhud. Zuhud itu adalah bisa lihat disini. (Kurang pandai dalam menjelaskannya hehe)

Jadi sebenarnya untuk urusan dunia dan akhirat itu harus bisalah dilakukan sesuai porsinya. Jangan sampai terlalu mikirin dunia, sehingga lupa urusan akhirat tapi jangan sampai lupa pula dengan urusan di dunia karena apa-apa yang kita lakukan di dunia ini nantinya kan untuk investasi di akhirat. 

Jadi jangan sampai kejadian, tidak mau bekerja lagi karena mau fokus ibadah, justru kerja bisa bernilai ibadah loh apabila dilakukan dengan ikhlas untuk menafkahi keluarga, kalau gak kerja gimana mau punya penghasilan, tidak bisa sedekah dong, padahal kan kita semua tau betapa dahsyatnya pengaruh bersedekah sebagai amal jariyah kita kalau kita sudah meninggal nanti. 

Atau sampai meninggalkan dan menelantarkan keluarga karena ingin bertapa di suatu hutan agar bisa mendapatkan esensi khusyuk dalam mendekatkan diri kepada Allah, nah kalau sudah sampai nyeleneh dan di luar dari syariat Allah harus kita perhatikan lagi, mungkin ada salah pengertian dalam memahami zuhud.

Kita masih bisa kok berhubungan dengan hal duniawi dan tidak harus mengasingkan diri dari orang banyak. Agama Islam tidak pernah memberatkan kok asal niat kita ikhlas semata-mata karena Allah. Go Hijrah!~

9. You are what you eat, keep it Halal!

Sebelumnya saya memang sudah sangat perhatian sekali dengan masalah makanan halal dan haram tapi memang masih suka tergoda sedikit sama makanan yang unik-unik. Apalagi kalau sama makanan korea (ceritanya kan dulu kpopers), suka lupa ngecek halal dan haramnya, kalau ada yang pakai hijab makan di tempat tersebut mikirnya pasti halal deh, padahal tidak semua orang yang berhijab konsen akan halal-haramnya suatu makanan. Malah ada yang pernah bilang “ kalau sudah baca Bissmillah, In syaa Allah halal jadinya”.. Subhanallah~~~ gak gitu juga kaliiii..

Memang kita gak mungkin juga mengecek sampai ke dapur gimana proses pembuatannya, pakai daging apa, motongnya baca Bissmillah apa enggak, tapi kan paling tidak kita bisa bertanya sama penjualnya akan status kehalalan makanan tersebut dan minta diperlihatkan sertifikat halalnya untuk lebih meyakinkan.    

Nah kalau dari merekanya bilang halal ternyata gak halal, tapi kita sudah makan, yaudah deh itu jadi tanggung jawab mereka kelak sama Allah. Tapi kadang meskipun mereka bilang halal, kalau masih ada sedikit keraguan dalam diri kita mending gak usah aja makan di tempat tersebut. Biasanya kan kita nanya sama kasir ya, yah dia kan kerjanya di depan mana tau sama keadaan di dapur, yah bisa-bisa aja biar cepat dan dagangannya laku bilangnya Halal. Bukannya suudzon, tapi ya untuk lebih berhati-hati, karena sesuatu yang syubhat itu lebih baik ditinggalkan.

Karena ternyata ya makanan yang masuk ke tubuh kita berpengaruh sama akhlak kita bahkan berpengaruh pada terkabul tidaknya doa kita. Subhanallah....

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu thoyyib (baik). Allah tidak akan menerima sesuatu melainkan dari yang thoyyib (baik). Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin seperti yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul. Firman-Nya: ‘Wahai para Rasul! Makanlah makanan yang baik-baik (halal) dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.’ Dan Allah juga berfirman: ‘Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah rezeki yang baik-baik yang telah kami rezekikan kepadamu.'” Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan tentang seorang laki-laki yang telah menempuh perjalanan jauh, sehingga rambutnya kusut, masai dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdo’a: “Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku.” Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan diberi makan dari yang haram, maka bagaimanakah Allah akan memperkenankan do’anya?
 (HR. Muslim no. 1015)


Tuh kan, perintah Allah loh. Sudah lah ya sebagai muslim ikutin syariat Allah saja. Meskipun makanan yang haram itu katanya enak, ingat itu cuma di dunia, kita di dunia cuma sebentar kok. Selalu berusaha cari yang Halal, karena nanti balasannya bisa dapat makanan yang paling paling paling paling enak di surga, bahkan di surga khamar bisa jadi halal. Masya Allah~

perumpamaan (penghuni) surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya..”  
(QS. Muhammad: 15)


So, deletelah sikap asal-asalan dalam memilih makanan, apalagi kata-kata “ asal gak ada tulisan haramnya, ya gpp makan aja” zzzzzzzz


Semua pilihan ada di kita, Mau pilih makanan enak di tempat yang sementara atau makanan yang enak banget di tempat yang kekal?


Tulisan ini hanya ingin mengajak bagi siapa saja yang tidak sengaja kecemplung membaca postingan ini sampai akhir agar lebih memahami agama islam dan mengetahui syariat-syariat Allah (khususnya bagi yang muslim) dan juga sebagai muhasabah bagi diri Saya sendiri agar bisa menjadi muslimah yang lebih baik lagi serta bisa Istiqomah.

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi yang membacanya. Apabila ada salah-salah kata itu letaknya ada pada saya, karena manusia adalah tempatnya salah dan khilaf dan kebenaran hanya bagi Allah.



Semoga kita semua selalu dalam Lindungan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

(masih bersambung ternyata)  *alamak sinetron beneran ini*

0

0 comments:

Post a Comment