Bismillah..
10. Delete All of the Bad Character
- jangan marah, marah hanya karena Allah.
- jangan hobi galau dan bersedih karena Allah selalu bersama kita
- murah senyum, senyum untuk saudaramu adalah ibadah.
- jangan suudzon
- jangan mudah ngejudge orang, berikan udzur kepada orang-orang yang
masih belum paham sunnah
- jaga lisan, speak goods or remain silent
- jangan boros, harus qanaah biar selalu bersyukur dan merasa cukup
- jangan boros, rajin sedekah, karna sedekah tidaklah membuat kita
menjadi miskin melainkan sebagai investasi kita di akhirat kelak
- jangan cerewet, harus jadi muslimah yang menyenangkan
- jangan plin-plan, harus tegas (pengennya sih bisa tapi kayaknya emang
sudah nempel banget ini, susah hilangnya)
- jangan dikit-dikit takut, mau ngomong gak berani, takut cuma sama
Allah.
- jangan manja, harus mandiri, jadi gak nyusahin orang
- jangan teledor (huehueheuheue semoga bisa yak!~)
- jangan sombong, belajar untuk bisa tawadu'
- jangan malas, harus cari banyak kegiatan (CARI KERJA LAGI .. GO! atau gak BIKIN USAHA SENDIRI DEH!)
- jangan jorok, harus lebih rajin mandi dan keramas (siaap!~)
- jangan melawan orangtua !
Sudah deh itu dulu “jangan-jangan” nya, memang saya tidak akan bisa
menjadi sesempurna itu tapi semoga bisa menjadi ke arah yang lebih baik untuk
ke depannya. Aamiin.
11. Celana ---> Rok
Beralih dari yang dulu kalau kemana-mana pakai celana menjadi pakai rok. Waktu awal-awal hijrah
sudah mulai belajar pakai rok dan ada sedikit kendala, karena rok yang
saya punya kebanyakan rok mama Saya sehingga kebesaran, mana kondisinya
Saya semakin kurus semenjak di Jakarta.
Yah solusinya memang beli rok baru. Alhamdulillah ada teman yang kasih
gamis tapi pada saat itu belum berani memakainya, masih ada ketakutan sama
pendapat orang-orang sekitar.
Bertahap lah ya, kalau pergi ke kajian pakai rok atau gamis tapi kalau
mau ke kantor atau keluar misalnya main sama teman-teman masih pakai celana
hanya saja kerudungnya sudah lebih lebar dari sebelumnya. Kadang kalau pas lagi
ngeliat ke kaca suka aneh sendiri sih, jilbab lebar kok masih pakai celana.
Suatu hari saya berkunjung ke rumah teman saya yang sudah terlebih
dahulu berhijrah, tiba-tiba membahas pentingnya kita sebagai muslimah memakai rok, karena ada hadist ini:
Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata,
“Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan
wanita yang menyerupai laki-laki”
(HR. Bukhari no. 5885)
Iyasih tau, tapi memang belum siap saja pada saat itu dan satu lagi koleksi
roknya masih sedikit sehingga kalau mau cepat ya pakai celana saja. Mendengar
alasan saya tersebut, teman saya langsung memberikan beberapa roknya dan saya
pun jadi terharu. Sebegitu semangatnya dia untuk mengajak saya total berhijrah,
sebelumnya dia juga yang memberikan saya gamis. Alhamdulillah~
Sebelum saya balik ke kosan saya, dia berpesan “sudah gak ada alasan
lagi kan buat gak pakai rok? Tau kan kenapa kita gak boleh pake celana.”
Trus Sayanya masih suka bandel, nanya begini “trus kalau Cuma mau ke
depan kosan , beli makanan harus pakai rok juga?”
“Yaiyalah, emang apa bedanya mau ke mall sama keluar kosan, kan
sama-sama keluar, harus nutup aurat”
“Iya sih..”
Senangnya punya teman yang selalu mengingatkan dalam kebaikan~
*kangeeen*
Dan sampailah pada saat untuk pembiasaan diri dalam memakai rok. Yang
biasanya kalau mau ke depan kosan, tinggal pakai celana, jaket, dan hijab,
sekarang banyak banget pretelannya, pakai rok + legging (biar gak menerawang),
jaket, hijab dan kaus kaki. Ohiya, karena ternyata kaki termasuk aurat, jadi
para muslimah diwajibkan memakai kaus kaki.
Allah Ta’ala berfirman :
“Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya,
kecuali yang (biasa) nampak dari padanya”
(QS. An Nur: 31)
Yang dimaksud menurut ulama
pakar tafsir adalah wajah dan kedua telapak tangan. Wajah dan kedua telapak
tangan bukanlah aurat karena kebutuhan yang menuntut keduanya untuk
ditampakkan. (Lihat Al Iqna’, 1: 221)
Waktu awal-awal pakai kaus kaki juga suka merasa aneh, watu
pertama kali mau pakai kaus kaki, sudah dipakai tapi pas sebelum sampai di luar
rumah , sudah saya lepas lagi karena merasa aneh. Alhamdulillah sekarang sudah
biasa, malah kalau tidak pakai jadi risih.
Lengkap kan busana saya, mau keluar kosan saja sudah seperti mau ke mall.
Tapi memang begitulah seharusnya pakaian muslimah, gak ada bedanya pakaian mau
kentor, ke mall, atau ke kajian. Malah seharusnya pakaian tersebut bisa
langsung di pakai untuk Sholat, tidak perlu pakai mukena lagi. Itulah yang disebut busana syar’i. In syaa Allah , Saya bisa benar-benar syar’i yaa..
Setelah membiasakan diri dan memang ini semua karena Allah, Saya sudah
santai-santai saja pakai rok dan gamis. Yah walau ada yang bilang seperti
ibu-ibu lah atau kayak penyakitan karena pakai kaus kaki. Tak mengapa, mungkin
yang mengatakan itu belum paham hukum Allah. Berikan udzur pada mereka, jadi
teringat kata salah seorang ustadz,
“ Orang mukmin itu suka kasih udzur,
adapun orang munafik suka cari-cari kesalahan dan suudzon”
(Ust. Nuzul Dzikri)
Jadi gak perlu samapi terbawa emosi. Senyumin saja kan ibadah. (enak sih
ngomongnya, ngejalaninnya susyeee huehuee). Biarlah manusia mau berkata apa,
yang terpenting kita terlihat baik di mata Allah.
Sekarang mau jadi sebenar-benarnya wanita saja. Bye bye celana~
***
Baiklah untuk saat ini, hal-hal tersebut dari pat 1 - part 4 yang Alhamdulillah sudah berhasil saya delete-delete karena Allah. Bukan
bermaksud sombong karena sudah berhasil dan bukan pula ada unsur ujub karena
bisa lebih baik sekarang. Saya masih baru dalam belajar agama dan masih harus
terus dan lebih banyak belajar lagi. Semoga Allah terus memberikan HidayahNya
kepada saya dan semua yang membaca tulisan ini agar bisa memasuki agamaNya
secara kaffah.
Tulisan ini hanya ingin mengajak bagi siapa saja
yang tidak sengaja kecemplung membaca postingan ini sampai akhir agar lebih
memahami agama islam dan mengetahui syariat-syariat Allah (khususnya bagi yang
muslim) dan juga sebagai muhasabah bagi diri Saya sendiri agar bisa menjadi
muslimah yang lebih baik lagi serta bisa Istiqomah.
Semoga
tulisan ini bermanfaat bagi yang membacanya. Apabila ada salah-salah kata itu
letaknya ada pada saya, karena manusia adalah tempatnya salah dan khilaf dan
kebenaran hanya bagi Allah.
Semoga
kita semua selalu dalam Lindungan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
(Alhamdulillah Gak Bersambung Lagi) *selesai*
0 comments:
Post a Comment