Ya saya sekarang sedang galau karena saya sudah enam bulan
menganggur setelah lulus dari jurusan teknik arsitektur bulan maret 2013
kemaren. Mungkin sebagian anda berpikiran saya terlalu berlebihan, baru enam
bulan saja sudah galau, bagaimana dengan orang yang sudah bertahun-tahun belum
juga mendapatkan pekerjaan. Tetapi masalah saya bukan sampai disitu saja. Ada bumbu-bumbu
lain yang menambah galau naik setingkat menjadi stress dan kemudian sempat
timbul pikiran bahwa aku ini tidak berguna.
Hal ini karena setelah lulus saya langsung pulang kampung ke
siantar, pikiran saya waktu itu hanya ingin berkumpul bersama keluarga dan
ingin jauh-jauh dari yang namanya kehidupan kampus. Waktu ditanya soal
pekerjaan sama orang-orang, saya bilang saya mau santai dulu sebentar. Ternyata
jadinya agak kelamaan. Kenapa? Karena teman-teman yang lulusnya barengan sama
saya sudah memiliki pekerjaan semua, mereka memang sudah komitmen setelah lulus
langsung cari kerja. Dan bahkan teman yang lulusnya periode setelah saya sudah
ada yang bekerja! Oh my god! Saya senang mendengar kabar dari mereka,
karena mereka juga teman-teman saya. Tapi di dalam hati kecil ini seperti ingin
berteriak. Aku iri sekali. Kenapa aku belum? Ya jelas belum, Saya menjawab
sendiri pertanyaan tadi. Saya tidak melamar kemanapun pada saat itu. Memang pada
saat itu saya masih santai saja, ngapain saya berharap dapat panggilan kerja
sedangkan saya tidak melamar kemanapun.
Sampailah Saya berpikiran untuk memulai mencari pekerjaan
baik di internet maupun koran. Ini juga karena ada ajakan dari icha, saudara
saya yang statusnya sama dengan saya, sedang mencari pekerjaan. Selain itu juga
saya sudah mulai bosan berada di rumah, tidak melakukan apa-apa, malah
kebanyakan tidur dan sedikit demi sedikit saya sudah lupa apa-apa yang saya
pelajari duli di bangku kuliah. Saya dan icha pun mulai membuat lamaran, baik lewat
email maupun lewat pos. Kami tinggal menunggu panggilan. Posisi seperti ini
sebenarnya yang bikin jadi semakin galau, coba kalau belum ada mengirim
lamaran, pasti saya tidak akan menanti-nanti ada panggilan atau merasa kecewa
karena sudah berbulan-bulan tidak dipanggil. Alhamdulillah beberapa minggu setelah pengiriman lamaran, ada
yang menelepon saya, mereka dari perusahaan N di medan, mereka bilang mereka
tertarik dengan portofolio saya. Mereka ingin mengundang saya wawancara,
sebelumnya mereka juga menanyakan status dan gaji yang saya harapkan. Saya bilang
saja seperti yang teman-teman saya bilang, ternyata menurut mereka sebagai freshgraduate,
gaji yang saya minta terlalu tinggi. Dan tiba-tiba mereka seperti meragukan
kemampuan saya, mereka mencoba meyakinkan bahwa yang ada di portofolio tersebut
benar-benar hasil karya saya atau tidak, saya benar-benar bisa menjalankan
aplikasinya tidak, dan dengan polosnya saya menjawab bahwa saya bisa
menjalankan aplikasinya tapi ada beberapa saya yang masih belum mahir. Sudah level
belum berpengalaman minta gaji ketinggian, ketika ditanya kemampuan ternyata
tidak mahir, mana saya juga pada saat itu grogi menjawab mereka, karena baru
pertamakali, yasudahlah mungkin dia jadi tidak terkesan terhadap saya. Diakhir kata
dia mengatakanakan akan menghubungi saya kembali untuk memberitahu panggilan
wawancara dan sampai sekarang tidak ada panggilan lagi dari mereka.
Jujur saja saya tidak terlalu berharap bekerja pada saat itu
sehingga tidak apa-apa gagal wawancara kemarin (menyenangkan diri). Sebenarnya saya sedang dalam
proyek pembuatan skrip untuk mengikuti beasiswa jurusan perfilman di jakarta
pada saat itu. Saya memang sangat berminat di bidang perfilman sejak saya masih
di bangku taman kanak-kanak. Walaupun minat profesi saya dibidang itu
berubah-ubah sejak tk, dari pengen jadi pemain sinetron sampai sekarang saya
memutuskan untuk tertarik menjadi screenwriter. Karena dalam keadaan sedang mengikuti
tahap-tahap untuk mendapatkan beasiswa, membuat saya tidak yakin untuk
memasukkan lamaran kerja. Takut kalau ada yang manggil wawancara dan tiba-tiba
saya lolos, hilanglah sudah impian saya untuk berada di bidang perfilman. Tapi akhirnya saya bisa berpikir jernih lagi. Selama pembuatan skrip saya masih terus
memasukkan lamaran kerja, kalau saya memang harus mendapatkan pekerjaan berarti memang belum rezeki saya
mendapatkan beasiswa tersebut. Sebagai syarat saya untuk mengikuti beasiswa saya
harus hadir di salah satu workshop yang mereka adakan dan workshop terakhir
adalah bertepatan pada hari pengumpulan. Mau tidak mau saya harus ke jakarta. Alhamdulillah
sekali, sebelum hari pengumpulan skrip tersebut saya mendapatkan panggilan
wawancara yang kebetulan tempatnya di jakarta. Jadi tujuan saya tidak hanya
satu saja, selain itu saya juga pengen refreshing!
Saya melakukan wawancara di perusahaan yang bergerak di
bidang interior. Saya sedikit minder
juga dengan pewawancara lainnya karena mereka berasal dari angkatan yang lebih
muda dari saya. terlebih lagi mereka memang dari jurusan interior. Alhamdulillahnya
mereka baik-baik. Banyak pengalaman yang
saya dapatkan selama wawancara. Saya sepertinya memang tidak lolos dalam
wawancara ini karena sudah sebulan setelah lebaran belum ada panggilan juga. Saya
wawancara pada saat bulan puasa dan seminggu lagi akan lebaran. Saya rasa kalau
saya memang lolos saya akan dipanggil seminggu atau dua minggu setelah lebaran,
tapi sepertinya saya masih belum beruntung.
Disela-sela waktu menunggu wawancara di perusahan tadi saya mendapatkan
sms dari perusahaan lain untuk hadir di kantor mereka, saya sedikit tersenyum. Alhamdulillah
ada panggilan wawancara lagi dan beruntungnya saya masih di jakarta. Saya memang
sengaja mau mencoba peruntungan di ibu kota. Saya ingin mencoba suasana baru
dalam kehidupan saya. sepertinya saya memang hobi berpindah-pindah dari sejak
kecil, waktu tk saja saya sudah terbiasa menginap di rumah saudara saya yang
jaraknya lumayan jauh dari rumah oranggtua saya, begitu juga pada saat sekolah,
SD-SMP saya masih di siantar, kemudian saya merasa ingin melanjutkan SMA ke medan, setelah
tamat SMA saya memilih kuliah di Palembang (sebenarnya karena merasa tidak
yakin untuk memilih perguruan tinggi di kota lain). Memang masih di Indonesia
saja, kalau mimpi lebih besar lagi sih, Saya pengen ke luar negeri. Bukan ingin
sok gaya-gayaan atau ikut-ikutan tren, selain untuk mengubah mindset juga tapi
karena saya ingin menumbuhkan rasa cinta saya pada tanah kelahiran saya ini.
konon katanya, kalau kita sudah pernah keluar dari suatu negara dan tinggal
beberapa waktu di negara lain, maka akan menumbuhkan rasa rindu dan cinta
kepada negara asal kita. Mungkin karena banyak perbedaan dan hal-hal yang dirasa tidak cocok dengan bangsa kita. Saya yakin
sekali, berpergian membuat orang menjadi memiliki pikiran yang luas dan tidak
sombong.
Yup! Kembali ke cerita semula. Sayapun datang ke kantor tempat
wawancara kedua saya. saya agak terkejut karena pewawancara yang datang berbeda
dengan perusahaan yang kemarin, dominan orang tua dan sepertinya sudah sangat
berpengalaman, makin ciutlah saya. tapi saya cuek saja dan duduk paling depan. Akhirnya
datang juga pewawancara yang menurut perkiraan saya masih seumuran saya.
tiba-tiba mbak-mbak seksi pake baju terusan sepaha tanpa celana datang membawa
kertas. Kami disuruh mengisi data dan kemudian menjawab kertas yang berisikan
soal psikotes. Kemudian memberikan kertas lain dengan soal psikotes juga. Awal-awalnya
sih masih oke-oke aja, mungkin wawancara yang ini agak lain. Sampai datanglah
om-om dengan rambut klimis berpakain rapi dengan suara lantang dan wajah
sumringah menyapa kami. “selamat pagi semuanya!”, suara khas para motivator,
dan ternyata dia memang motivator. Loh?! Buat apa?! Ternyata kami para pelamar
di coaching terlebih dahulu. Ohhhhh... jujur, saya paling tidak suka cara
seperti ini. dia meminta kami untuk mempromosikan diri kami dan menceritakan
apa saja kelebihan kami. cara ini Cuma membuat
orang memamerkan diri dan membuat orang seperti saya semakin ciut. Trus si om
klimis tadi nambahin kata-kata, “bagi yang merasa tidak sanggup atau minder
mengikuti kegiatan ini, dipersilahkan pulang. Tidak ada pemaksaan kok ”, masih
dengan senyuman sumringah tapi menurutku menjijikkan! Saya semakin kerdil
mendengarkan promosi pewawancara lain, bahwa mereka sudah pernah melakukan
proyek ini-itu, bekerja di perusahaan ini-itu, ada yang baru lulus tapi
pengalamannya udah banyak, dan lain-lain. Dan yang saya kira sebaya saya tadi
ternyata mereka angkatan dibawah saya. oke fine! Saya sudah malas melihat diri
saya sendiri. Apalah artinya saya yang angkatan lebih tua tapi belum memiliki
pengalaman proyek sedikitpun dan berasal dari universitas yang mungkin hanya
sedikit orang yang tau. Damn! Saya ingin pulang tapi akan lebih mempermalukan
diri saya sendiri apabila saya menyerah begitu saja, jadi saya memutuskan untuk
tetap berada di lingkungan yang enggak banget menurut saya, untuk dijadikan
pengalaman. Siapa tahu saya mendapatkan keadaan seperti ini lagi dan pola pikir
saya sudah berubah, paling tidak saya tau bagaimana prosedurnya. Saya bertahan
untuk tidak mempromosikan diri saya. sampai pertanyaan dari si om klimis ini
sudah lari dari konteks. Senang juga waktu si om klimis disindir sama
pewawancara yang tadinya aktif menjadi diam. Si om klimis nanya kenapa si bapak
tadi menjadi pendiam, terus si bapak menjawab, “diluar dari konteks aja, ini
sudah privasi, karena kan gak semua orang senang menceritakan kesalahannya.” Wow!
Saya setuju sekali dengan si bapak, tapi
saya juga kurang suka dengan tipe orang kayak bapak tadi, dia sedikit sombong. Pokoknya
pada saat itu semua orang salah dimata saya, padahal sebenarnya yang salah ada
pada diri saya sendiri. Yah namanya motivator berpengalaman, pasti si om klimis
punya banyak sangkalan-sangkalan untuk menanggapi berbagai pernyataan yang
nantinya membuat orang lain berpikir, “bener juga sih”. Oalah om klimis, saya
sudah muak sekali sebenarnya melihat dia selama dua jaman. Akhirnya pulang
juga, saya sudah tidak perduli lagi mau dipanggil untuk ke tahap wawancara atau
tidak, yang paling penting saya ingin keluar dari ruangan dan segera pulang
untuk menyelesaikan skrip yang tinggal dua hari lagi deadline.
DEADLINE! |
Skrip sudah selesai dan tinggal dikumpulkan. Saya datang ke
sekolahnya yang berada di lantai 6 sebuah mall. Lumayan juga sekolahnya berada
di dalam mall, jadi bisa sekalian jalan-jalan dan cuci mata setelah stress dan
muak ngeliat si om klimis kemarin. Saya seperti merasakan sebuah kehidupan yang selama
ini saya impikan ketika saya memasuki sekolah tersebut. Saya merasa berada
disekelililing orang-orang yang memiliki minat dan mimpi yang sama. Saya merasa
sangat percaya diri. Saya mendapatkan kenalan bernama, Siti , dia masih kelas 2
SMA, dan pengalamannya di dunia film lumayan juga. Tapi hal tersebut tidak membuat saya ciut,
saya malah jadi akrab sama dia. Awal dibentuk sekolah ini khusus untuk program audio
engineering, tapi kemudian memiliki program-program baru salah satunya
film production, mengingat adanya hubungan diantara kedua program tersebut. Movie
need Music. Music need Movie. Saya mengelilingi sekolahnya yang tidak begitu besar,
ada ruang audio engineering seperti studio rekaman musik, ruang live
performance, ruang kuliah, ruang animasi dan ruang penunjang lainnya. Saya sudah
mengumpulkan karya saya dan masuk ke ruang workshop. Workshopnya bertemakan
pembuatan animasi, saya kurang tertarik dengan ini tapi sebagai salah satu
syarat yasudah saya ikuti saja. Workshop
selesai beberapa saat sebelum berbuka puasa, mereka juga sudah menyiapkan
bukaan bagi yang berpuasa. Sayapun berbuka puasa sambil berbincang-bincang
dengan Siti dan kami berpisah, saya menemui kakak mama Saya,biasa saya panggil
mami, untuk segera pulang. Kalau karya
saya berhasil memukau juri, tahap selanjutnya adalah wawancara untuk
memenangkan tiket beasiswa penuh dengan kuota 6 orang, sisanya 15 orang
mendapatkan beasiswa separuh. Saya berharapnya mendapatkan tiket beasiswa
penuh, karena beasiswa setengah tetap saja tidak sanggup. Sebulan menanti, tiba
juga hari pengumuman, saya kurang beruntung dan saya tidak bisa lanjut ke tahap
manapun. Tapi si Siti lolos tahap wawancara, saya mengucapkan selamat dan semoga aja dia lolos sampai tahap akhir, jadikan saya bisa tanya-tanya sama
dia. :)
Dan setelah pengumuman itu, back to the drawing board!
0 comments:
Post a Comment