Saya bukan sedang kangen dengan kehidupan
saya yang lalu yang terjangkiti penyakit "korea akut", gara-gara
masih seringnya si Avi menonton korea hingga saat ini. Bukan. Alhamdulillah ,
Allah menjaga saya dari hasrat untuk tergoda menonton apa yang ditonton si
adek. :')
Lalu siapakah si Lee San atau si Lan Tam
Myeon ini?
sekilas seperti kata atau sebuah nama yang
kekorea-koreaan, tapi coba di cermati lebih teliti lagi, apalagi kalau memang
mempunyai jiwa "alay" pasti dengan mudah menangkap apa maksud judul
postingan saya ini.
Lan Tam Myeon adalah istilah buatan saya
dan avi sebagai pengganti kata Parbada. Apa lagi ini "Parbada"? Dalam
istilah kami orang Siantar, Medan juga kali ya, Sumut-pun bisa juga kali ya..
hmm..
Parbada ini kata lainnya Lantam. Makanya
Saya plesetin jadi Lan Tam Myeon biar jadi lucu aja, jadi yang di bilang lantam
gak tersinggung haha apa sih! Jadi kira-kira artinya Parbada atau Lantam ini
adalah orang yang bermulut pedas, kasar, nyelekit, jleb, kadang memang benar
apa yang dikatakan tapi tidak dengan cara yang benar karena tak jarang
menyakiti si pendengarnya. Begitulah kurang lebih penjelasan tentang makna si
Parbada/Lantam ini.
Mungkin bagi beberapa orang yang sudah
sangat-sangat mengenal saya terlebih yang memang tinggal dengan saya (contoh :
Avi) , pasti bilangnya saya ini lantam. Saya akui sedikit (sedikit aja ya),
memang iya, tapi sejak hijrah saya berusaha untuk mengurangi bahkan ingin
menghilangkannya, sebenarnya lebih ke cerewet, apalagi sama adik sendiri, kalau
sama teman-teman saya bisa menghandle kelantaman itu, hahaha habisnya gimana
gitu ya kan beda kalau sama keluarga sendiri itu ada tanggung jawabnya untuk
membenahi menuju ke yang lebih baik, so memang jadi agak keras. Tapi memang
harus saya perbaiki cara menyampaikannya. (kasihan si Avi huhu meskipun begitu
masih aja tuh dia heboh cium-cium eyke sampe bikin eyke merepet zzzzz..)
Allah Berfirman :
“ Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allâh
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan. (At-Tahrim : 66)
Sukakah saya menjadi Lantam? Tentu tidak!
Malah ingin sekali terhindar dari sifat ini setiap waktu yang diberikan oleh
Allah kepada Saya. Rasanya memang nikmat namun sesaat, meluapkan semua
unek-unek dan kekesalan dengan melantami orang yang sudah membuat kita kesal
atau marah, setelahnya hanyalah penyesalan, sia-sia, dan membuat lelah. Lelah
karena kepikiran , "tadi orang yang aku marahin sedih gak ya?, marah gak
ya?, atau dia sadar gak sih kalau dia salah?..Iya kalau orangnya
"ngeh" kalau tidak, sudah capek-capek ngomel malah satupun perkataan
kita tidak ada yang diindahkan. Kan membuat susah diri sendiri. Benar memang
orang yang paling tenang itu adalah orang yang bisa menahan amarahnya. Sesekali
berhasil sih dan memang benar jadinya santai dan tenang, malah sudah lupa kalau
tadi habis kesalnya minta ampun.
Allah Ta’ala memuji mereka dengan sifat ini dalam
firman-Nya,
“Orang-orang yang bertakwa adalah
mereka yang menafkahkan (harta mereka) baik di waktu lapang maupun sempit,
dan orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan (kesalahan)
orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan” (QS Ali
‘Imran:134)
Dalam sebuah
hadits yang shahih,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Bukanlah orang kuat (yang sebenarnya)
dengan (selalu mengalahkan lawannya dalam) pergulatan (perkelahian), tetapi
tidak lain orang kuat (yang sebenarnya) adalah yang mampu mengendalikan
dirinya ketika marah”.
Subhanallah..
Saya mau jadi hamba yang dipuji sama Allah
dan saya mau jadi orang yang kuat yaitu salah satunya dengan bisa menahan
amarah. Aamiin..
Sebenarnya semuanya bisa asal memang ada
kemauan dan didukung oleh lingkungan yang jauh dari hobi marah-marah. Yeah..
harus banyak-banyak bersabar lah kalau sekarang yak!~ haha
Apalagi di zaman dimana setiap orang
sekenanya saja menilai, mencibir, menghujat tanpa tau pasti dan kenal si
terhujat, bahkan bukan lagi dengan cara sembunyi-sembunyi atau tersirat
melainkan secara terang-terangan bahkan sengaja menyebutkan namanya. Padahal
kalau mau memberi nasehat kan sebaiknya secara langsung diantara kedua belah
pihak.
Imam Syafi’i dalam syairnya mengatakan:
Berilah nasihat kepadaku ketika aku
sendiri,
dan jauhilah memberikan nasihat di
tengah-tengah keramaian
karena nasihat di tengah-tengah manusia
itu termasuk satu jenis
pelecehan yang aku tidak suka mendengarkannya
jika engkau menyelisihi dan menolak
saranku
maka janganlah engkau marah jika
kata-katamu tidak aku turuti
Lewat pandangan dan gelagat tidak suka
saja sudah menyakitkan hati apalagi dengan perkataan yak.
Such a Beatiful Reminder for me.
Muhasabah! Saya harus bisa menjadi orang yang yang tidak mudah marah dan
gampang menyakiti hati orang lain dengan lisan.
Para Sahabat
Bertanya : “Wahai Rasulullah, Islam apa yang paling utama?”, Beliau menjawab : “
Yaitu orang yang kaum muslimin selamat dari lisan dan tangannya”. (HR.
Bukhari)
Ibnu Mas’ud mengatakan, “Tidak ada yang lebih pantas
dipenjara dalam waktu yang lama melainkan lisanku ini.”
(Mukhtashor Minhajil Qoshidin, hal. 165, Maktabah Darul
Bayan)
Sumber : https://rumaysho.com/774-hati-hati-dengan-lisan.html
Sumber : https://rumaysho.com/774-hati-hati-dengan-lisan.html
Yak! Kata
Lee San di judul postingan adalah plesetan
dari Lisan. Lisan ini sangat berbahaya, berperan banyak dalam menambah
dosa-dosa manusia. Apalagi Lee San si Lan Tam Myeon. Hmm.. :(
Jadi, solusi
terbaik untuk terhindar dari dosa ini , untuk saya
pribadi khususnya, adalah :
1. Mengetahui apa siksa Allah dari
perbuatan ini, sehingga kita menjadi takut dan enggan untuk melakukannya.
Allah Berfirman
:
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah
kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka itu
adalah dosa. Janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah
kamu sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang
diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Tentu kamu merasa
jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima
taubat lagi Maha Penyayang” [Al-Hujurat : 12]
2. Merasakan menjadi orang yang
tersakiti dengan lisan tersebut.
“Barangsiapa yang ingin diselamatkan dari api neraka dan
dimasukkan ke dalam surga, hendaknya ia mati dalam keadaan beriman kepada Allah
dan hari kiamat. Dan hendaknya ia memperlakukan orang lain dengan perlakukan
yang sebagaimana ia ingin diperlakukan…” (HR. Muslim)
3. Berkata Baik atau diam.
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka
hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” (Muttafaq ‘alaih:
Al-Bukhari, no. 6018; Muslim, no.47)
4. Jangan Jadi Orang Baper
Sekuat apapun kita berusaha untuk kita mengkonfirmasi
bagaimana sebenarnya kita, sudah koar-koar di status, nge-share caption yang
isinya tulisan orang lain tapi sesuai dengan apa yang kita rasakan, nge-share
hadist, ayat-ayat Al-Quran, dan pembuktian-pembuktian lain, kita tetap tidak bisa memanage pemikiran orang
lain tentang kita. Jadi ya Ojo Baper yo rek! (ini peer sekali buat sayaaah si
wanita deramah koreaah (mantan deng) tapi sok purak-purak gak ada apa-apa
hahaha)
Saat orang lain salah paham tentang dirimu,
Sedangkan engkau tak mampu menjelaskannya, Maka
satu hal yang mungkin mampu menghiburmu... “Sesungguhnya… Aku tidak akan
dihisab oleh Allah Karena prasangkaanmu, Tapi aku akan di adili olehNya Atas
kenyataan perbuatanku”
“Tak perlu
bersikeras menjelaskan siapa dirimu, karena orang yang mencintaimu tak
membutuhkan itu, dan orang yang membencimu tak akan percaya itu”
(Ali bin Abi Thalib
RA)
“Jangan suka terpancing dengan perkataan orang lain yang kita tidak
melakukannya.”
(Ustadz Subhan Bawazier)
………………………
Allah Ta’ala memuji mereka
dalam firman-Nya,
“Dan orang-orang
yang menahan amarahnya serta memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah
menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”
Semoga
curhatan ini bermanfaat bagi saya sebagai penulis dan juga orang lain bagi yang
membacanya… Aamiin..
Siantar |22
Jumadil Akhir 1438H| 12:16
0 comments:
Post a Comment