Bismillah..
Yup! Akhir-akhir ini saya lumayan sering memasak. Saya menjadi
betah di dapur. Bermain dengan tepung, bumbu dapur, dan kompor. Ternyata
mengasyikkan ya. Dan baru menyadari kalau masak itu gampang. Entah kenapa dulu
enggan sekali membantu mama di dapur, mungkin salah satu penyebabnya karena
sering diomelin kalau melakukan kesalahan dalam memasak, sehingga Saya jadi
males dekat-dekat dapur. Sebelumnya saya memang suka memasak kue-kuean tapi
tidak untuk masakan lauk-pauk. Tapi sekarang Alhamdulillah sudah mulai banyak
tau resep-resep membuat masakan lauk-pauk. Seperti Gulai, Ikan Sambal, Semur
dan lainnya.
Saya memang sudah merencanakan ingin belajar memasak ketika ada
waktu luang. Niat awalnya buat bekal menjadi seorang istri kelak. ihiw~
Alhamdulillah sekarang dikasi waktu luang karena sedang tidak bekerja lagi.
Daripada waktu dihabiskan untuk tidur-tiduran mending nambah ilmu baru yang bermanfaat. Yah tiba-tiba saja begitu semangat buat masak kalau melihat
tutorial memasak di instagram. Mungkin karena ditampilkan dengan video singkat
sehingga memasak jadi terasa cepat, praktis dan mudah. Padahal ya tetap saja
ada suka-dukanya, tak sesimpel yang di video-video tutorial tersebut.
Sebenarnya sewaktu masih di Jakarta sudah ada niatan untuk belajar
memasak. Saya mempunyai saudara sepupu yang pintar memasak, saya ingin
mengambil ilmu darinya (terutama masakan
koreanya).
Hanya saja terkendala di pembelian bahan-bahan, posisi saya saat itu kan sudah
tidak bekerja lagi, pakai uang juga harus hemat-hemat dan tidak mungkin juga
nebeng beli bahan sama si sepupu tersebut. Tidak tahu diri namanya, sudah minta
ajarin, memberantakin dapurnya, bahannya dari dia. Jadinya belum terlaksanalah
keingin belajar memasak tersebut.
Alhamdulillah sekarang saya sudah ada di rumah, jadi bisa
bebas-sebebasnya memakai dapur. Untuk membeli bahan-bahan saya bisa pakai
persediaan yang di rumah kalau ada tambahan bisa minta
beliin makdew tersayang~ Alhamdulillah sekarang mama oke-oke saja sama kegiatan
masak-memasak saya, walaupun tetap ada komentar pedas ketika mencicipi masakan
saya, sekalipun makanan saya tersebut tidak menggunakan bahan cabe. hihii
Jadilah selama bulan Ramadhan Saya menjadi tukang masak di rumah,
menyiapkan sahur dan berbuka. Mulai rajin lihat-lihat resep dari internet
seperti kolak, goreng-gorengan, brownies, dll. Saya memang lebih senang masak
yang manis-manis ketimbang masakan yang menggunakan bumbu dapur. Tapi sekarang
sudah bisa sedikit-sedikit masak-masakan buat lauk yang ternyata setelah
dijalani tak sesulit yang dikira selama ini. Semua Alah bisa karena biasa.
Memang awalnya rasa masakan saya tak karuan. Dulu pernah masak makanan tanpa
garam dan mama langsung marah-marah. Tapi karena itu saya jadi selalu inget
buat menaburi garam setiap kali masak, karena memang sangat berpengaruh pada
rasa masakan. Pengalaman membuat kita menjadi tau banyak tips dan trik dalam
memasak, Saya jadi tahu bagaimana menakar minyak untuk menggoreng agar hasilnya
tidak minyakan, takaran garam, gula, dan sekarang sudah tau bumbu untuk membuat
sambel goreng. Intinya harus ada cabe, bawang merah, bawang putih, tomat,
garam, gula, sudah bisa deh masak apa saja. Kalau
mau bumbu-bumbu yang lebih rumit seperti membuat gulai, rendang, kalio dan
lainnya bisa tinggal beli saja di Pajak (Pasar), sudah ada langganannya. Sekarang mah simpel~ Di Supermarket
juga sudah ada bahan-bahan serta
bumbu yang di kemas dalam satu wadah,
tinggal masak.
Memang tidak langsung jadi expert, tetap adalah kendala-kendalanya
seperti cabe yang tidak masak, kebanyakan garam, kurang kering dalam menggoreng,
gosong, dan kendala lainnya. Tapi melalui kendala tersebutlah jadi paham kedepannya harus bagaimana agar mendapatkan hasil masakan
yang enak dan untuk menghindari dari komentar mamak yang waw. haha
Kalau untuk masak kue kendalanya sering pada saat mengadon dan
juga yang paling kacau kalau sudah salah bahan. Seperti kasus membuat Tiramisu
hihi. Terkadang ada bahan yang aneh-aneh dan susah di dapatkan di kota
Pemtangsiantar ini maka saya cari bahan pengganti sesuai dengan anjuran yang
saya baca di internet. Karena keterbatasan ilmu saya dalam memasak tak jarang
hasilnya bisa bikin sakit perut satu keluarga. *kidding* #tapimungkiniya
#cumamerekagakmaungakusaja
Keluarga Saya adalah tester sejati atas masakan Saya.
Papa, Saya tidak begitu
percaya kalau sama papa, karena semua makanan enak di lidah papa. Tapi bisa
keliatan sih kalau memang enak, papa makannya lebih lahap dibanding makan makanan
yang kurang enak. Meskipun begitu tetap sulit dipercaya. Senangnya merasa
dihargai karena selalu papa yang ludesin makanan-makanan anehku.
Mama, Saya paling percaya
sama mama kalau soal coba-mencoba masakan, secara mama memang jago masak dan
masakannya enak semua, tapi mama ini kalau komentar suka hmm yagitudeh, kadang
mau nangis dan gak mau masak lagi, tapi sekarang lebih sering dideimin saja,
daripada berantem. Kan janji mau jadi anak baik :) Alhamdulillah masakan saya
sekarang sudah sering dibilang "enak" meski bertahap agar dapat
komentar seperti itu, sebelumnya pernah mendapat komentar "kok enak?"
hahaha ketahuan banget kan jarang enaknya (dilidah mama), sekalinya ada yang
enak komentarnya begitu. zzzz.. Satu lagi mama terlalu cepat berkomentar, pas
ngeliat bentukannya langsung bilang jelek, terus pas dirasain baru bilang enak.
Tapi kan hati ini sudah sempat teriris. hiks *lebay*
Kan "Never Compare Your Beginning with Someone Elese's
Middle" , namanya masih pemula, masih baru belajar. It's Okay, hana masalah sih sekarang,
tak mengapa di kritik sama mama sendiri daripada nanti diomelinnya sama mama
mertua. eaaaak~
Rino, Lumayan bisa
dipercaya, karena dia juga hobi masak dan makan. Kadang juga suka ngasih
komentar tapi dengan cara yang tidak membuat hati teriris.
***
(waktu coba tiramisu)
Rino : (nyuap tiramisunya) *ekspresi kaget* (dia kunyah-kunyah
terus ambil minum) *terbatuk*
Saya : (dalam hati sudah tau pasti gak enak) "Gimana
nops?"
R : *mau komentar tapi mau muntah jugak* "Kok pahit? makanya
aku tersedak, ekpekstasiku tadi coklatnya kek rasa susu milo. Nah
cobalah." (sambil nyodorin ke Saya)
S : (menolak mencoba, sudah curiga dari awal begitu melihat
bentukan tiramisunya sudah tidak mengenakkan) "Enggak ah.." (ini kami
sambil ketawa-ketawa gara-gara si rino kayak mau muntah) *kebayang kan rasanya
gimana*
R : "Tapi enak kok bagian rotinya, cuma enek kali"
***
Alhamdulillah masih ada pujiannya. Dan lumayan banyak juga lah dia
makanin itu tiramisu gagal. hahaha Maafkanlah~ Dan rino juga menjadi salah satu
tester yang sering meludeskan masakan saya yang dirasa kurang enak. (hmm
intinya dia ikan sapu-sapu di rumah, mau masakan siapa saja, tetap dia habiskan,
same like papa)
Avi, Nah ini dia tester
favorit ketika masakan belum jadi, alias hobi nyobain yang masih mentah. hahaha
Pernah dia nyobain bumbu cabe yang belum di masak trus merasa zonk. Untuk
adonan kue saya sering suruh avi yang nyobain sudah pas apa belum dan dia
rela-rela saja. Karena dia tidak begitu hobi makan dan belum
tau masak, jadi tidak bisa dijadikan pematok rasa masakan saya apalagi dia
masih gak enakan buat komentar ke kakaknya makanya dia makan-makan saja dan
kalau ditanya gimana rasanya cuma bisa bilang "lumayan". Hmmm..
(entah kenapa pada bagian cicip-mencicipi ini saya sering kurang pede
dan malas saja bawaannya, makanya sering surprise sendiri sama rasa masakan
Saya. Mungkin harus berlatih mencicipi masakan sendiri)
Yang paling bahagia
kalau masakan saya berhasil baik bentuk maupun rasa, Senang rasanya bikin
mereka happy. Dan senang juga
kalau makanannya habis, apalagi habisnya kalau gak sampai hitungan jam. Tak
menyangka saja sekarang jadi mau masak-masak mengingat dulu pernah iseng-iseng
ngomong kalau saya mau tinggal dimana tempat tersebut bagian
belakangnya dekat sama warung, jadi kalau kelak sudah punya suami, si suami
minta apa-apa tinggal beli aja di warung belakang, seolah-olah saya yang bikin.
*sinetron banget dulu parah* -___- Allah tidak
mau saya jadi orang yang seperti itu sehingga sekarang dikasih kesempatan buat
bisa belajar masak. Terimakasih Ya Allah..
Alhamdulillah salah satu target kegiatan selama menganggur dan
salah satu bekal untuk menjadi ibu rumah tangga sudah tecapai. Semakin sering
saja memasak biar semakin mahir dan terlatih sehingga bisa menghasilkan masakan
yang mengenyangkan keluarga. In syaa Allah Saya akan berbagi resep masakan apa
saja yang sudah berhasil maupun setengah berhasil disini. hihi~
Semangat! Masak Yok!
#hijrahyok #belajarmasak #masakitumenyenangan
#programmemantaskandirimantika
0 comments:
Post a Comment