Semangat lagi,
kuliah lagi, ketemu stupa lagi. Begitulah setiap kali masuk kuliah perdana.
semester enam!
Paket mata kuliah semester ini tinggal dikit. Tapi karena kemarin ada matkul
yang tertunda dan ada beberapa mata kuliah yang harus diulang, semester ini
jadi sama saja dengan semester kemarin. Tetap padat!
Yah, seperti
biasa ketemu lagi sama stupa , stupa 5, temanya tugas kali ini bangunan tinggi.
Oke, bangunan tinggi atau kerennya High Rise Building ini, ampun deh gambar
kerjanya. Saya mendapatkan tugas mendesain Bangunan Sekolah Tinggi Teknik, yang
berjumlah 5 lantai (ini saya sendiri yang nentuin tergantung kebutuhannya).
bayangkan saja, setiap lantainya berbeda-beda, hanya beberapa yang tipikal dan
itu semua harus dibuat denahnya (yaialah!) dan gambar rencananya (rencana
balok, rencana kolom, rencana kusen dan ventilasi, rencana pola lantai, rencana
plafon, rencana utilitas dan rencana-rencana lainnya). Hiks banget kan!
Disini desain
saya agak lumayanlah, menurut saya ya. Paling tidak dari gambar dua dimensinya
sudah terlihatlah kalau itu bangunan untuk sekolah bukan mall -_-..
Kendalanya,
selalu di struktur, saya paling gak bisa
ngebayangin apa yang belum pernah saya lihat sebelumnya, khususnya dalam hal
struktur ini. Jadi kalau udah di suruh buat potongan, saya cuma ngerti buat
pondasi, sloof, lantai, kolom,dinding balok,plafon dan begitu sampai atap, saya
nyerah. Malah kalau bisa atap beton aja! Plak!
Saya tidak sempat
menggambarkan perspektifnya, no time and no ability! I have hard work
but i really don’t know how to drawing perspective quickly in the neck of the
time..
Hanya pasrah saja sampai pengumpulan dan ujian tiba.
Akhirnya ujian dan sistemnya seperti presentasi/sidang yang dihadapan dengan dua dosen penguji.
Untunglah dosen pengujinya bukan dosen pembimbing saya, matilah saya sama
struktur kalau ditanyain!
Ada
beberapa pertanyaan yag bisa di jawab dan tidak, yah begitulah, saya hanya
banyak-banyak berdoa semoga lulus dan nilainya bagus!
Nah disini ada juga mata kuliah yang bikin gila dan miskin.
RE (real Estate). RE ini mempelajari bagaimana merancang sebuah perumahan dan
bagaimana manajemennya. Semacam belajar jadi developer lah. Banyak banget
ngeluarin biaya buat ngeprint ini itu. Langsung aja deh ke apa-apa aja produk
yang harus dihasilkan, seperti : print kalkir kertas A0 untuk site plan (kalau
jurusan yang hobi pakai kalkir, pasti taulah berapa ini harganya), print tugas
awal sampai akhir (kertas A4,harus warna kalau gak warna jelek, dijilid
spiral), brosur, dan banner. Itu keluaran akhirnya belum ditambah print-an
lainnya selama asistensi. Untung gak disuruh buat spanduk dan umbul-umbul.
Matehok!
Saya disini kebagian manajemennya dan adalah bantu desain
dikit-dikit. Ngitung aja uda rempong apalagi mau sok-sok ngurusin desain,
biarlah bekerja sesuai tugasnya masing-masing. Cukup tau aja.
*denah yang ngeditnya cuma beberapa menit, biar keliatan meyakinkan*
*masih hancur,tapi dikumpul-kumpul saja -_-*
Dan perjuangan itu akhirnya berakhir di persidangan. Tak ada
sidang yang tidak menegangkan, kami tetap saja tegang dan takut kalau tidak
bisa menjawab. Walaupun ada beberapa yang kami tidak bisa atasi, tapi kami
tetap melakukan yang terbaik.
Begitu adanya dengan mata kuliah lain yang kalau diceritakan
satu persatu, sakit perutku (apa hubungannya?)…
Hasilnya lumayanlah buat semangat hidup selanjutnya. Kadang
aku mikir kenapa harus memandang sebuah nilai. Apa Cuma pake nilai kita bisa
hidup ke depannya? Toh ada yang nilainya gak bagus-bagus amat bisa sukses
sekarang. Belum tentu lulusan terbaik bisa dapet kerja deluan daripada yang
belum lulus. Bahkan ada yang belum lulus udah dapat kerja. Nah, itu juga kali
ya yang bikin dia lama lulus. Tapi lain ceritanya kalau orang itu memang
berbakat dan punya kemampuan lebih dan nilai bukanlah hal utama baginya, memang
sudah nasibnya saja yang selalu sial di nilai atau karena terlalu pintar jadi
songong sama dosen. Saya sendiri yang kemampuannya biasa aja, harus bekerja
keras dalam hal nilai-nilai itu. apalagi kalau bukan dari nilai, orang menilai
saya. Saya sering mendengar kata-kata ini, no ability can beat by hard work!
Jadi jangan pantang menyerah kalau kita memang tidak punya
kemampuan, mungkin belum bukan berarti tidak ada sama sekali. Masalahnya sudah
sejauh ini kok , masa langsung menyerah dan buktinya memang bisa terjalani kan.
Ya kita jalani aja dulu apa yang lagi bisa jalani, saya
bukannya tidak bisa berpindah haluan tetapi banyak hal-hal lain yang harus jadi
pertimbangan.
Bagaimana dengan orangtua saya, adik-adik saya, dan diri
saya sendiri. Saya sudah dewasa dan bisa berpikir mana yang baik dan mana yang
tidak baik meskipun begitu saya juga masih berada dibawah tanggung jawab
orangtua sehingga saya tidak bisa berbuat seenak jidat saya.
Kewajiban saya sebagai seorang anak ya adalah membuat bangga
orang tuanya yaitu dengan menghadirkan nilai-nilai yang bagus untuk saat ini.. :)
THINK KAIA!
Aigooo cantiknyaaaa
ReplyDelete