when thinking cannot SOLVE your PROBLEM, REMEMBER a sincere DUA can.

Monday, March 20, 2017

Lee San si Lan Tam Myeon


Saya bukan sedang kangen dengan kehidupan saya yang lalu yang terjangkiti penyakit "korea akut", gara-gara masih seringnya si Avi menonton korea hingga saat ini. Bukan. Alhamdulillah , Allah menjaga saya dari hasrat untuk tergoda menonton apa yang ditonton si adek. :')

Lalu siapakah si Lee San atau si Lan Tam Myeon ini?
sekilas seperti kata atau sebuah nama yang kekorea-koreaan, tapi coba di cermati lebih teliti lagi, apalagi kalau memang mempunyai jiwa "alay" pasti dengan mudah menangkap apa maksud judul postingan saya ini.

Lan Tam Myeon adalah istilah buatan saya dan avi sebagai pengganti kata Parbada. Apa lagi ini "Parbada"? Dalam istilah kami orang Siantar, Medan juga kali ya, Sumut-pun bisa juga kali ya.. hmm..
Parbada ini kata lainnya Lantam. Makanya Saya plesetin jadi Lan Tam Myeon biar jadi lucu aja, jadi yang di bilang lantam gak tersinggung haha apa sih! Jadi kira-kira artinya Parbada atau Lantam ini adalah orang yang bermulut pedas, kasar, nyelekit, jleb, kadang memang benar apa yang dikatakan tapi tidak dengan cara yang benar karena tak jarang menyakiti si pendengarnya. Begitulah kurang lebih penjelasan tentang makna si Parbada/Lantam ini.

Mungkin bagi beberapa orang yang sudah sangat-sangat mengenal saya terlebih yang memang tinggal dengan saya (contoh : Avi) , pasti bilangnya saya ini lantam. Saya akui sedikit (sedikit aja ya), memang iya, tapi sejak hijrah saya berusaha untuk mengurangi bahkan ingin menghilangkannya, sebenarnya lebih ke cerewet, apalagi sama adik sendiri, kalau sama teman-teman saya bisa menghandle kelantaman itu, hahaha habisnya gimana gitu ya kan beda kalau sama keluarga sendiri itu ada tanggung jawabnya untuk membenahi menuju ke yang lebih baik, so memang jadi agak keras. Tapi memang harus saya perbaiki cara menyampaikannya. (kasihan si Avi huhu meskipun begitu masih aja tuh dia heboh cium-cium eyke sampe bikin eyke merepet zzzzz..)     

Allah Berfirman :

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allâh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (At-Tahrim : 66)

Sukakah saya menjadi Lantam? Tentu tidak! Malah ingin sekali terhindar dari sifat ini setiap waktu yang diberikan oleh Allah kepada Saya. Rasanya memang nikmat namun sesaat, meluapkan semua unek-unek dan kekesalan dengan melantami orang yang sudah membuat kita kesal atau marah, setelahnya hanyalah penyesalan, sia-sia, dan membuat lelah. Lelah karena kepikiran , "tadi orang yang aku marahin sedih gak ya?, marah gak ya?, atau dia sadar gak sih kalau dia salah?..Iya kalau orangnya "ngeh" kalau tidak, sudah capek-capek ngomel malah satupun perkataan kita tidak ada yang diindahkan. Kan membuat susah diri sendiri. Benar memang orang yang paling tenang itu adalah orang yang bisa menahan amarahnya. Sesekali berhasil sih dan memang benar jadinya santai dan tenang, malah sudah lupa kalau tadi habis kesalnya minta ampun. 

Allah Ta’ala memuji mereka dengan sifat ini dalam firman-Nya,

 “Orang-orang yang bertakwa adalah mereka yang menafkahkan (harta mereka) baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan” (QS Ali ‘Imran:134)

Dalam sebuah hadits yang shahih,

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 “Bukanlah orang kuat (yang sebenarnya) dengan (selalu mengalahkan lawannya dalam) pergulatan (perkelahian), tetapi tidak lain orang kuat (yang sebenarnya) adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah”.


Subhanallah.. 
Saya mau jadi hamba yang dipuji sama Allah dan saya mau jadi orang yang kuat yaitu salah satunya dengan bisa menahan amarah. Aamiin..

Sebenarnya semuanya bisa asal memang ada kemauan dan didukung oleh lingkungan yang jauh dari hobi marah-marah. Yeah.. harus banyak-banyak bersabar lah kalau sekarang yak!~ haha 

Apalagi di zaman dimana setiap orang sekenanya saja menilai, mencibir, menghujat tanpa tau pasti dan kenal si terhujat, bahkan bukan lagi dengan cara sembunyi-sembunyi atau tersirat melainkan secara terang-terangan bahkan sengaja menyebutkan namanya. Padahal kalau mau memberi nasehat kan sebaiknya secara langsung diantara kedua belah pihak.

Imam Syafi’i dalam syairnya mengatakan:

Berilah nasihat kepadaku ketika aku sendiri,
dan jauhilah memberikan nasihat di tengah-tengah keramaian
karena nasihat di tengah-tengah manusia itu termasuk satu jenis
pelecehan yang aku tidak suka mendengarkannya
jika engkau menyelisihi dan menolak saranku
maka janganlah engkau marah jika kata-katamu tidak aku turuti

Lewat pandangan dan gelagat tidak suka saja sudah menyakitkan hati apalagi dengan perkataan yak.

Such a Beatiful Reminder for me. Muhasabah! Saya harus bisa menjadi orang yang yang tidak mudah marah dan gampang menyakiti hati orang lain dengan lisan.

Para Sahabat Bertanya : “Wahai Rasulullah, Islam apa yang paling utama?”, Beliau menjawab : “ Yaitu orang yang kaum muslimin selamat dari lisan dan tangannya”. (HR. Bukhari)

Ibnu Mas’ud mengatakan, “Tidak ada yang lebih pantas dipenjara dalam waktu yang lama melainkan lisanku ini.”
(Mukhtashor Minhajil Qoshidin, hal. 165, Maktabah Darul Bayan)

Sumber : https://rumaysho.com/774-hati-hati-dengan-lisan.html

Yak! Kata Lee San di judul postingan adalah plesetan dari Lisan. Lisan ini sangat berbahaya, berperan banyak dalam menambah dosa-dosa manusia. Apalagi Lee San si Lan Tam Myeon. Hmm.. :(

Jadi, solusi terbaik untuk terhindar dari dosa ini , untuk saya pribadi khususnya, adalah :

1. Mengetahui apa siksa Allah dari perbuatan ini, sehingga kita menjadi takut dan enggan untuk melakukannya.

Allah Berfirman :

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka itu adalah dosa. Janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah kamu sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Tentu kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang” [Al-Hujurat : 12]

2.  Merasakan menjadi orang yang tersakiti dengan lisan tersebut.

“Barangsiapa yang ingin diselamatkan dari api neraka dan dimasukkan ke dalam surga, hendaknya ia mati dalam keadaan beriman kepada Allah dan hari kiamat. Dan hendaknya ia memperlakukan orang lain dengan perlakukan yang sebagaimana ia ingin diperlakukan…” (HR. Muslim)

3. Berkata Baik atau diam.

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” (Muttafaq ‘alaih: Al-Bukhari, no. 6018; Muslim, no.47)

4. Jangan Jadi Orang Baper

Sekuat apapun kita berusaha untuk kita mengkonfirmasi bagaimana sebenarnya kita, sudah koar-koar di status, nge-share caption yang isinya tulisan orang lain tapi sesuai dengan apa yang kita rasakan, nge-share hadist, ayat-ayat Al-Quran, dan pembuktian-pembuktian lain,  kita tetap tidak bisa memanage pemikiran orang lain tentang kita. Jadi ya Ojo Baper yo rek! (ini peer sekali buat sayaaah si wanita deramah koreaah (mantan deng) tapi sok purak-purak gak ada apa-apa hahaha)

Saat orang lain salah paham tentang dirimu, Sedangkan engkau tak mampu menjelaskannya, Maka satu hal yang mungkin mampu menghiburmu... “Sesungguhnya… Aku tidak akan dihisab oleh Allah Karena prasangkaanmu, Tapi aku akan di adili olehNya Atas kenyataan perbuatanku”
 Tak perlu bersikeras menjelaskan siapa dirimu, karena orang yang mencintaimu tak membutuhkan itu, dan orang yang membencimu tak akan percaya itu”
(Ali bin Abi Thalib RA)
“Jangan suka terpancing dengan perkataan orang lain yang kita tidak melakukannya.”
(Ustadz Subhan Bawazier)
………………………


Allah Ta’ala memuji mereka dalam firman-Nya,
 “Dan orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”


Semoga curhatan ini bermanfaat bagi saya sebagai penulis dan juga orang lain bagi yang membacanya… Aamiin..

Siantar |22 Jumadil Akhir 1438H| 12:16
0