when thinking cannot SOLVE your PROBLEM, REMEMBER a sincere DUA can.

Monday, September 26, 2016

UKHT!

Saya memiliki mimpi untuk memiliki sebuah bisnis yang bergerak di bidang fashion. Saya ingin berjualan busana syar’i. Mendadak ingin belajar menjahit. Ingin membuatnya dari awal sendiri, brand sendiri. Aamiin.

Tapi saya sadar memiliki keterbatasan dalam kemampuan menjahit. Bahkan dalam banyak hal. Kalau boleh dirincikan, kendala-kendalanya adalah sebagai berikut :
- Saya bukan berasal dari kalangan keluarga pebisnis, sehingga tidak punya cukup modal, bahkan bisa dikatakan tidak ada
- Saya bukanlah pemerhati mode, saya termasuk orang yang simpel dalam berbusana, tapi disini karena busana syar’i itu sendiri seharusnya memang berguna sebagai penutup “perhiasan” maka akan menjadi salah tujuan apabila dirancang terlalu berlebihan
- Saya tidak pandai menggambar, untuk mendesain sesuatu yang unik masih belum ada ide yang begitu cemerlang, masih suka meniru desain-desain yang pernah saya lihat. Tapi memang dari dulu saya tidak pandai meniru, alhasil selalu berbeda hasilnya
- Saya tidak pandai berpromosi, saya tidak pandai berbicara yang bisa mengajak orang lain tertarik pada apa yang saya tawarkan. Tapi kalau dalam islam memang kita tidak boleh berkata dusta dengan tujuan agar jualanan kita laku. Untuk berbicara apa adanya mungkin saya bisa. Hehe
- Saya lulusan Arsitek. Yah ini terkadang kepikiran, tepatnya kepikiran apa yang dipikirkan orang lain. “Kok Arsitek jadi tukang jahit? Sayang dong ilmunya, sudah di sekolahin mahal-mahal malah gak kepakai.” Ada alasan tersendiri kenapa saya tidak dulu melanjutkan “pekerjaan” yang sesuai dengan apa yang saya dapat selama “kuliah”, yang kalau saya jelaskan tak semua orang bisa paham.
- Saya kurang mendapat dukungan (sepertinya). Ada setitik kepesimisan dari orang-orang terdekat memandang keinginan saya ini. Entah itu hanya saya saja yang baper atau memang benar adanya. Tapi perasaan tersebut suka sesekali muncul. Mungkin ya karena masih berharap saya tidak lari jalur.Tetap menjadi karyawan saja di perusahaan yang sesuai dengan jurusan saya. Bisnis hanya sampingan saja. Seringnya begitu yang saya dengar.
- Saya belum punya konsumen pasti. Maksudnya disini adalah yang menggunakan pakaian syar’i seperti apa yang saya cita-citakan sebagai produk saya kelak, hanya saya saja di dalam lingkungan keluarga, teman-teman, bahkan untuk di daerah tempat saya tinggal sekarang masih sedikit sekali saya jumpai orang berbusana syar’i. Bukankah kita membuat suatu usaha melihat pasarnya terlebih dahulu? Kalau sudah tahu peminatnya tidak ada kenapa masih berani juga memilih bisnis tersebut? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu sering muncul.
- Saya tinggal di kota kecil, Pematangsiantar. Yang kalau mau beli-beli bahan untuk produksi harus keluar kota sehingga menyebabkan ongkos kirim menjadi mahal yang berakibat akan  menjadi mahal pulalah produk saya nanti. Emang ada yang mau beli? Udah minim peminat, harga mahal pula, bisnis pemula, penjahit amatiran, masih berani jualan??
- Saya tidak bisa menjahit, masih baru belajar sih. Alhamdulillah Allah seperti memberi jalan dan kemudahan, seperti berikut ;
1. Saya semangat untuk menjahit meski awalnya merasa pasti sulit,
2. Ketika mengalami salah jahit , saya tidak putus asa, tetap semangat memperbaiki
3. Tertarik untuk membeli kain dan mencari desainnya,
4. Akhirnya setelah beberapa waktu dalam pencarian, saya mendapatkan guru les, gurunya sudah sesepuh tapi masih oke dalam menjahit, jahitannya rapi dan bagus, Sabar dalam mengajar, biaya les yang murah pula,
5. Saya merasa lancar-lancar saja ketika belajar,
6. Saya tidak merasa bosan dan malas, malah sampai lupa makan *jangan ditiru*
Itulah beberapa kemudahan yang saya rasa selama belajar menjahit. Alhamdulillah, mungkin inilah jalannya.

Saya pikir intinya ada pada kemampuan saya menjahit ini. Kalau saya sudah mahir dan saya berani untuk memulai usahanya, maka segala kendala-kendala yang saya jabarkan tadi bisa terhilangkan. Yang penting tetap tawakkal sama Allah. Niatkan untuk mencari rezeki yang halal biar berkah.

Tetapi jangan lupa juga untuk menghadapi hal terburuk. Mencapai sukses gak semudah itu. Harus sabar dalam setiap prosesnya. Pasti ada jatuh bangun. Jangan sampai menempuh jalan yang di larang sama Allah. Makanya kita sebagai pengusaha muslim harus belajar dulu bagaimana berbisnis Ala Rasullullah Shallallah ‘alaihi wasssalam biar paham dan tidak salah arah.


Baiklah semoga kita semua tidak pernah berhenti berdoa dan berikhtiar. Tetap berada di jalan yang lurus, diberi kemudahan serta diberikan kekuatan dan kesabaran dalam menjalani setiap cobaanNya. Aamiin..
0

0 comments:

Post a Comment