Saya memiliki
mimpi untuk memiliki sebuah bisnis yang bergerak di bidang fashion. Saya ingin
berjualan busana syar’i. Mendadak ingin belajar menjahit. Ingin membuatnya dari
awal sendiri, brand sendiri. Aamiin.
Tapi saya sadar
memiliki keterbatasan dalam kemampuan menjahit. Bahkan dalam banyak hal. Kalau
boleh dirincikan, kendala-kendalanya adalah sebagai berikut :
- Saya bukan
berasal dari kalangan keluarga pebisnis, sehingga tidak punya cukup modal,
bahkan bisa dikatakan tidak ada
- Saya bukanlah
pemerhati mode, saya termasuk orang yang simpel dalam berbusana, tapi disini
karena busana syar’i itu sendiri seharusnya memang berguna sebagai penutup “perhiasan”
maka akan menjadi salah tujuan apabila dirancang terlalu berlebihan
- Saya tidak
pandai menggambar, untuk mendesain sesuatu yang unik masih belum ada ide yang
begitu cemerlang, masih suka meniru desain-desain yang pernah saya lihat. Tapi memang
dari dulu saya tidak pandai meniru, alhasil selalu berbeda hasilnya
- Saya tidak
pandai berpromosi, saya tidak pandai berbicara yang bisa mengajak orang lain
tertarik pada apa yang saya tawarkan. Tapi kalau dalam islam memang kita tidak
boleh berkata dusta dengan tujuan agar jualanan kita laku. Untuk berbicara apa
adanya mungkin saya bisa. Hehe
- Saya lulusan
Arsitek. Yah ini terkadang kepikiran, tepatnya kepikiran apa yang dipikirkan
orang lain. “Kok Arsitek jadi tukang jahit? Sayang dong ilmunya, sudah di
sekolahin mahal-mahal malah gak kepakai.” Ada alasan tersendiri kenapa saya
tidak dulu melanjutkan “pekerjaan” yang sesuai dengan apa yang saya dapat
selama “kuliah”, yang kalau saya jelaskan tak semua orang bisa paham.
- Saya kurang
mendapat dukungan (sepertinya). Ada setitik kepesimisan dari orang-orang
terdekat memandang keinginan saya ini. Entah itu hanya saya saja yang baper
atau memang benar adanya. Tapi perasaan tersebut suka sesekali muncul. Mungkin
ya karena masih berharap saya tidak lari jalur.Tetap menjadi karyawan saja di
perusahaan yang sesuai dengan jurusan saya. Bisnis hanya sampingan saja.
Seringnya begitu yang saya dengar.
- Saya belum
punya konsumen pasti. Maksudnya disini adalah yang menggunakan pakaian syar’i
seperti apa yang saya cita-citakan sebagai produk saya kelak, hanya saya saja
di dalam lingkungan keluarga, teman-teman, bahkan untuk di daerah tempat saya
tinggal sekarang masih sedikit sekali saya jumpai orang berbusana syar’i. Bukankah
kita membuat suatu usaha melihat pasarnya terlebih dahulu? Kalau sudah tahu
peminatnya tidak ada kenapa masih berani juga memilih bisnis tersebut?
Pertanyaan-pertanyaan seperti itu sering muncul.
- Saya tinggal
di kota kecil, Pematangsiantar. Yang kalau mau beli-beli bahan untuk produksi
harus keluar kota sehingga menyebabkan ongkos kirim menjadi mahal yang
berakibat akan menjadi mahal pulalah
produk saya nanti. Emang ada yang mau beli? Udah minim peminat, harga mahal
pula, bisnis pemula, penjahit amatiran, masih berani jualan??
- Saya tidak
bisa menjahit, masih baru belajar sih. Alhamdulillah Allah seperti memberi
jalan dan kemudahan, seperti berikut ;
1.
Saya semangat untuk menjahit meski awalnya merasa pasti sulit,
2.
Ketika mengalami salah jahit , saya tidak putus asa, tetap semangat memperbaiki
3.
Tertarik untuk membeli kain dan mencari desainnya,
4. Akhirnya setelah beberapa
waktu dalam pencarian, saya mendapatkan guru les, gurunya sudah sesepuh tapi
masih oke dalam menjahit, jahitannya rapi dan bagus, Sabar dalam mengajar,
biaya les yang murah pula,
5. Saya merasa lancar-lancar
saja ketika belajar,
6. Saya tidak merasa bosan dan
malas, malah sampai lupa makan *jangan ditiru*
Itulah beberapa
kemudahan yang saya rasa selama belajar menjahit. Alhamdulillah, mungkin inilah
jalannya.
Saya pikir
intinya ada pada kemampuan saya menjahit ini. Kalau saya sudah mahir dan saya
berani untuk memulai usahanya, maka segala kendala-kendala yang saya jabarkan
tadi bisa terhilangkan. Yang penting tetap tawakkal sama Allah. Niatkan untuk
mencari rezeki yang halal biar berkah.
Tetapi jangan
lupa juga untuk menghadapi hal terburuk. Mencapai sukses gak semudah itu. Harus
sabar dalam setiap prosesnya. Pasti ada jatuh bangun. Jangan sampai menempuh
jalan yang di larang sama Allah. Makanya kita sebagai pengusaha muslim harus
belajar dulu bagaimana berbisnis Ala Rasullullah Shallallah ‘alaihi wasssalam
biar paham dan tidak salah arah.
Baiklah semoga
kita semua tidak pernah berhenti berdoa dan berikhtiar. Tetap berada di jalan
yang lurus, diberi kemudahan serta diberikan kekuatan dan kesabaran dalam
menjalani setiap cobaanNya. Aamiin..
0 comments:
Post a Comment