Bagaimana Saya kedepannya hanya Dia yang tahu. Dia yang sudah
menuliskan, Dia Yang Maha Mengetahui. Yang saya bisa lakukan hanya istiqomah agar mendapatkan akhir kehidupan yang Khusnul Khotimah.
Dipertengahannya entah terjadi apa, Saya tidak tahu. Terkadang Saya khawatir,
khawatir berbalik ke belakang. Karena sesungguhnya hati manusia itu
berbolak-balik. Kadang baik sekali, kadang (lupa) sampai bisa menjadi jahat
sekali.
Memang seluruh amalan tergantung pada akhirnya. Tapi hal ini bukan
menjadi alasan kita untuk mudah berbuat maksiat. sesungguhnya kita tidak tau kapan
waktu akhir itu. Maka alangkah baiknya setiap detik kita anggap bisa saja
sebagai “waktu akhir”, agar kita pun selalu berada dalam ketaatan kepadaNya.
Sebagai manusia biasa yang mudah khilaf dan lupa, sangat sulit untuk bisa
menjadi taat setiap saat. Terkadang masih suka berbuat maksiat meskipun sudah
tau hukum syariat. Tapi Allah Maha Baik pada hamba-hambaNya dengan
memberikan kesempatan untuk bertaubat. Selagi masih hidup, masih dikasi
kemampuan untuk berdoa dan memohon ampunan kepadaNya, Maka beristighfarlah.
Selalu muhasabah diri.
Saya pernah mendengar cerita orang yang dahulunya sangat taat, alim dan
selalu mengajak orang pada kebaikan , sekarang malah menjadi orang yang tidak
lagi berbuat demikian, bahkan ada yang kafir. Subhanallah. Kemana
kebaikan-kebaikan yang dahulu selalu mereka sampaikan, kemana ilmu agama mereka,
kenapa mereka sampai berani menjual keimanan mereka.
Cerita dari saudara Saya yang pada suatu kesempatan mengadiri reuni, dia
bertemu dengan seorang temannya yang dahulu ketika masih sekolah sangat rajin
mengajak mereka untuk shalat tarawih ketika Ramadhan, sekarang telah keluar dari
islam. Subhanallah. Saya jadi melihat ke diri saya, ketika berhijrah ini saya
memang sangat sering mengajak adik-adik saya untuk shalat, tidak berpacaran,
dan mengingatkan mereka akan perintah & larangan Allah lainnya. Kisah teman
saudara Saya ini menjadi pelajaran bagi saya agar saya ingat untuk istiqomah dan tidak menjadi sombong ketika Allah memberikan saya kesemptan
untuk bisa berbuat baik. Karena setan ketika tidak bisa merayu seseorang
berbuat maksiat maka dia akan membuat seseorang berbangga-bangga akan amalnya
sehingga menghadirkan sifat ujub dan riya’.
Cerita lain lagi, seorang kerabat bertanya kepada saudaranya yang selama
ini dipertanyakan keimanannya. Ketika ditanya agama apa dia sekarang, diapun
menjawab dengan jawaban yang mengejutkan, dia berkata “ Kalau tetap islam, saya
miskin”. Subhanallah. Semoga orang tersebut diberi hidayah. Aamiin. Saya yang mendengar
ceritanya sampai tidak tega harus mendengar kata-kata seperti itu. Takut miskin
karena memeluk agama islam? Sungguh tidak tahukah dia siapa yang memberinya
rezeki selama ini? Dunia.. oh duniaa.. ketika dunia sudah memperbudak kita,
kita lupa akan siksaan di akhirat. Padahal hidup di dunia ini tidaklah lama.
Bahagiakah mereka dengan keluar dari Islam? Kisah lain yang saya dengar
tentang orang yang beralih dari agama islam, justru kehidupannya menjadi lebih
sulit. Kalau saja dia menyadari, sebenarnya kesulitan itu bukan karena Allah
membencinya tapi sesungguhnya itu sebagai penghapus dosa baginya. Karena Allah
mengurangi dosa kita dengan memberikan musibah, bahkan tertusuk duri sekalipun.
Sesungguhnya Allah masih sayang dan ingin dia kembali untuk beriman kepadaNya. Yang
dikhawatirkan apabila seseorang yang sudah berani mendustakan Allah tapi diberi
kenikmatan yang berlimpah, hati-hati Istidraj, bisajadi Allah sudah tidak sayang lagi sama
orang tersebut.
- Istidraj , artinya suatu jebakan berupa kelapangan
rezeki padahal yang diberi dalam keadaan terus menerus bermaksiat pada Allah-
Dari ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا رَأَيْتَ اللهَ
تَعَالَى يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا مَا يُحِبُّ وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى
مَعَاصِيْهِ فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِنهُ اسْتِدْرَاجٌ
“Bila kamu melihat Allah memberi
pada hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam
kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj
(jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah.” (HR. Ahmad 4: 145.
Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan dilihat dari jalur
lain).
Semua kisah tersebut
menjadi pelajaran bagi Saya untuk istiqomah, agar tidak sampai mengalami
seperti yang dialami orang-orang tersebut. Saya harus terus muhasabah diri dan
beristighfar. Saya harus belajar lagi dan menimba ilmu lebih banyak, terutama
tentang tauhid, agar saya tidak terjerumus pada kesyirikan maupun kekafiran.
Ada doa yang diajarkan Rasullullah Shallallahu ‘alaihi wasallam agar kita bisa
Istiqomah :
“ Yaa
Muqollibal quluub tsabbit qolbii ‘alaa diinika ”
(Ya Allah
yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku agar senantiasa di atas
agamaMu).
- H.R.
Tirmidzi-
Doanya diamalkan terus ya, karena kita tidak tahu sekuat apa kita menghadapi
godaan di zaman fitnah ini. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam saja
selalu mengamalkannya masa kita yang “bukan siapa-siapa” ini enggan.
Insya Allah, semoga tulisannya bermanfaat :)
#hijrahyok #muhasabahyok #istiqomahyok #jannahoriented
0 comments:
Post a Comment