when thinking cannot SOLVE your PROBLEM, REMEMBER a sincere DUA can.

Tuesday, September 27, 2016

Mungkinkah Untuk Tetap Taat Sampai Mati?

Bagaimana Saya kedepannya hanya Dia yang tahu. Dia yang sudah menuliskan, Dia Yang Maha Mengetahui. Yang saya bisa lakukan hanya istiqomah agar mendapatkan akhir kehidupan yang Khusnul Khotimah. Dipertengahannya entah terjadi apa, Saya tidak tahu. Terkadang Saya khawatir, khawatir berbalik ke belakang. Karena sesungguhnya hati manusia itu berbolak-balik. Kadang baik sekali, kadang (lupa) sampai bisa menjadi jahat sekali.

Memang seluruh amalan tergantung pada akhirnya. Tapi hal ini bukan menjadi alasan kita untuk mudah berbuat maksiat. sesungguhnya kita tidak tau kapan waktu akhir itu. Maka alangkah baiknya setiap detik kita anggap bisa saja sebagai “waktu akhir”, agar kita pun selalu berada dalam ketaatan kepadaNya. Sebagai manusia biasa yang mudah khilaf dan lupa, sangat sulit untuk bisa menjadi taat setiap saat. Terkadang masih suka berbuat maksiat meskipun sudah tau hukum syariat. Tapi Allah Maha Baik pada hamba-hambaNya dengan memberikan kesempatan untuk bertaubat. Selagi masih hidup, masih dikasi kemampuan untuk berdoa dan memohon ampunan kepadaNya, Maka beristighfarlah. Selalu muhasabah diri.

Saya pernah mendengar cerita orang yang dahulunya sangat taat, alim dan selalu mengajak orang pada kebaikan , sekarang malah menjadi orang yang tidak lagi berbuat demikian, bahkan ada yang kafir. Subhanallah. Kemana kebaikan-kebaikan yang dahulu selalu mereka sampaikan, kemana ilmu agama mereka, kenapa mereka sampai berani menjual keimanan mereka.

Cerita dari saudara Saya yang pada suatu kesempatan mengadiri reuni, dia bertemu dengan seorang temannya yang dahulu ketika masih sekolah sangat rajin mengajak mereka untuk shalat tarawih ketika Ramadhan, sekarang telah keluar dari islam. Subhanallah. Saya jadi melihat ke diri saya, ketika berhijrah ini saya memang sangat sering mengajak adik-adik saya untuk shalat, tidak berpacaran, dan mengingatkan mereka akan perintah & larangan Allah lainnya. Kisah teman saudara Saya ini menjadi pelajaran bagi saya agar saya ingat untuk istiqomah dan tidak menjadi sombong ketika Allah memberikan saya kesemptan untuk bisa berbuat baik. Karena setan ketika tidak bisa merayu seseorang berbuat maksiat maka dia akan membuat seseorang berbangga-bangga akan amalnya sehingga menghadirkan sifat ujub dan riya’.

Cerita lain lagi, seorang kerabat bertanya kepada saudaranya yang selama ini dipertanyakan keimanannya. Ketika ditanya agama apa dia sekarang, diapun menjawab dengan jawaban yang mengejutkan, dia berkata “ Kalau tetap islam, saya miskin”. Subhanallah. Semoga orang tersebut diberi hidayah. Aamiin. Saya yang mendengar ceritanya sampai tidak tega harus mendengar kata-kata seperti itu. Takut miskin karena memeluk agama islam? Sungguh tidak tahukah dia siapa yang memberinya rezeki selama ini? Dunia.. oh duniaa.. ketika dunia sudah memperbudak kita, kita lupa akan siksaan di akhirat. Padahal hidup di dunia ini tidaklah lama.

Bahagiakah mereka dengan keluar dari Islam? Kisah lain yang saya dengar tentang orang yang beralih dari agama islam, justru kehidupannya menjadi lebih sulit. Kalau saja dia menyadari, sebenarnya kesulitan itu bukan karena Allah membencinya tapi sesungguhnya itu sebagai penghapus dosa baginya. Karena Allah mengurangi dosa kita dengan memberikan musibah, bahkan tertusuk duri sekalipun. Sesungguhnya Allah masih sayang dan ingin dia kembali untuk beriman kepadaNya. Yang dikhawatirkan apabila seseorang yang sudah berani mendustakan Allah tapi diberi kenikmatan yang berlimpah, hati-hati Istidraj,  bisajadi Allah sudah tidak sayang lagi sama orang tersebut.

- Istidraj  , artinya suatu jebakan berupa kelapangan rezeki padahal yang diberi dalam keadaan terus menerus bermaksiat pada Allah-

Dari ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا رَأَيْتَ اللهَ تَعَالَى يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا مَا يُحِبُّ وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى مَعَاصِيْهِ فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِنهُ اسْتِدْرَاجٌ
Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah.” (HR. Ahmad 4: 145. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan dilihat dari jalur lain).


Semua kisah tersebut menjadi pelajaran bagi Saya untuk istiqomah, agar tidak sampai mengalami seperti yang dialami orang-orang tersebut. Saya harus terus muhasabah diri dan beristighfar. Saya harus belajar lagi dan menimba ilmu lebih banyak, terutama tentang tauhid, agar saya tidak terjerumus pada kesyirikan maupun kekafiran. Ada doa yang diajarkan Rasullullah Shallallahu ‘alaihi wasallam agar kita bisa Istiqomah :

Yaa Muqollibal quluub tsabbit qolbii ‘alaa diinika
(Ya Allah yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku agar senantiasa di atas agamaMu).
- H.R. Tirmidzi-

Doanya diamalkan terus ya, karena kita tidak tahu sekuat apa kita menghadapi godaan di zaman fitnah ini. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam saja selalu mengamalkannya masa kita yang “bukan siapa-siapa” ini enggan.  

Insya Allah, semoga tulisannya bermanfaat :)


#hijrahyok #muhasabahyok #istiqomahyok #jannahoriented
0

0 comments:

Post a Comment