when thinking cannot SOLVE your PROBLEM, REMEMBER a sincere DUA can.

Wednesday, February 11, 2009

Sampai juga akhirnya!

Di luar perkiraan, Bus sampai di Palembang lebih cepat. Otomatis sampai di Indralaya, dimana kosan Saya berada, juga lebih cepat dari yang diperkirakan. Sekitar pukul 02.45 bus yang Saya tumpangi bersama seorang teman Saya sampai di Palembang. Butuh waktu satu jam lagi untuk sampai di Indralaya. Berarti sekitar pukul 03.45. Benar saja jam-jam segitu Kami tiba di Indralaya. Belum ada kehidupan. Orang-orang masih pada tidur. Sepi. Sedikit gelap, hanya diterangi lampu jalan dari tugu Indralaya, sebuah patung yang menunjuk ke arah kanan dan ada air mancur di depannya.

Kami berhenti di Timbangan, tempat yang bisa dikatakan sebagai pusatnya di Indralaya, karena di sana semuanya lengkap. Tidak terlalu lengkap sih, tapi cukup lengkap untuk kebutuhan Mahasiswa. Ada warnet, wartel, counter pulsa, swalayan, terminal, pom bensin, kantor-kantor, photocopy & rental computer, hotel, Bank, puskesmas, dan tentu saja warung-warung yang menyediakan berbagai jenis makanan & minuman.

Di tempat yang tersedia berbagai fasilitas itulah Saya,Gebi, teman saya, dan salah seorang teman saya lagi, Dania, turun dari bis. Karena tidak mungkin bus tersebut mengantarkan kami langsung ke depan tempat kos kami masing-masing..(hehe)..
Beruntung kali si Dania kosannya di Timbangan itu, jadi tinggal jalan kaki saja. Sedangkan Saya dan Gebi memerlukan angkot atau bentor (sebutan orang Palembang untuk becak bermotor) untuk sampai di kosan kami. Tapi sialnya mana ada bentor dan angkot pagi-pagi buta begitu! Tapi enggak juga ding, kalau di Medan ada kok angkot atau becak sepagi itu beroperasi di jalanan. DI MEDAN. Mulailah kami, orang-orang yang pernah merasakan tinggal di Medan (heboh gitu..!) membanding-bandingkan Indralaya dan Medan..hahaha..
Yang kami bilanglah kalau di Medan uda banyak orang ke pasar sepagi itu, orang Medan rajinlah, ramelah, yaaah..semua yang baik-baik tentang Medan lah. Hwe ..

Setelah Dania ngangkutin barang-barangnya ke kosan, Dia bersedia menemani Saya dan Gebi. Terpaksa nih, nungguin bentor atau angkot. Kalau gak, gimana cara bawa barang-barang yang sangat banyak itu. Saya saja membawa 5 barang : 3 kardus, 1 tas ransel, dan 1 tas berisi pakaian. Kalau jalan matilah Saya.. : p ! sudah sepi,gelap, bawa-bawa kardus pulak.

Yang ada Cuma truk-truk dan bus-bus yang mau pergi ke arah P.Jawa. belum ada satupun bentor dan angkot. Sambil menunggu angkot dan bentor, kami duduk di depan salah satu warnet. Sambil nunggu,sambil cerita. kelupaan sama niat nungguin bentor atau angkot, keasikan cerita. Rupanya ada bentor lewat dengan kecepatan lumayan tinggi, wajar saja si mamang bentor gak liat kami. Yaaaaaaahhh..padahal sudah mau pukul 04.00. harus ke kampus lagi sekitar jam delapan buat ngurus KRS. Ngantuuuuuuukk!

Akhirnya kami mulai serius menunggu bentor dan angkot. Kami berdiri di pinggir jalan,malah sempat ke tengah jalan saking sepinya. Yang ada bukan angkot yang lewat, kami malah di tanya-tanya sama supir truk.
“mau kemana dek ?”
Terus bus-bus yang mau ke Jawa,kernetnya teriak-teriak ke arah kami.
“Jawo,Jawo dek ?”
Ahh...malas kali Saya kek gini. Apa yang di tunggu,tahapa yang datang!


Dipikir-pikir berani sekali Kami menampakkan diri (macam bukan manusia) di jalanan lintas itu, yang banyak truk-truk lewat. Belum ada yang bangun, ntahnya Kami di apa-apain sama supir truk itu..haha!
Sebenarnya Saya takut. Tapi kedua teman Saya, sepertinya di lahirkan sebagai seorang pemberani. Untunglah...hee..

Angkot atau bentor belum juga datang. Sepasang suami-istri yang rumahnya bersebelahan dengan warnet, tempat kami duduk tadi, sudah bangun dan kelihatannya mau pergi ke Pasar. Tiba-tiba ada angkot dengan warna yang tidak seperti warna angkot yang biasa beroperasi di Indralaya menghampiri kami, menawarkan diri untuk mengantar. Tak beranilah kami! Tak mau la kami! Mukak supirnya pun cem lapet mesum! Hiii.. cak-cak kanji gitu. Dua kali angkot itu lewat-lewat di depan kami. Tetap saja kami menolak dan menungu angkot Kuning bukan angkot biru tua yang dikemudikannya.

Biarlah Kami menunggu si angkot kuning lama-lama daripada naik angkot biru tua tapi bukan ke kosan, tapi malah ke P.Jawa..haha!
Suudzon kali Kami ya ! Tapi keknya itu angkot dadakan, punya pribadi, si supir ngeliat ada penumpang, dimanfaatkannyalah mobilnya itu.

Aha! Akhirnya ada juga angkot kuning lewat. Itupun Cuma satu. Untungnya si mamang supir mau nganter kami. Tapi ya, harganya ongkosnya lumayan mahal! Dari yang biasanya Rp. 1500,- jadi Rp. 5000,-/org. Tak apalah..yang penting selamat sampai kosan. Si Dania langsung balek ke kosannya.

Saya sampai lebih deluan di kosan. Sudah pukul 04.50, mendekati waktu subuh. Tapi orang-orang di kosan Saya belum pada bangun. Ibu kosnya juga belum bangun. Saya kan tinggal serumah sama ibu kos, jadi terpaksa menganggu tidur mereka lah Saya. Saya ngetok-ngetok pintu depan. Lumayan lama dan akhirnya dibuka. Huh! Lega rasanya sudah sampai di kosan. Saya angkutin barang-barang ke kamar Saya. Di tinggal dua minggu lebih , sudah membuat kamar Saya dipenuhi kecoak mati dan lawa-lawa di bagian atas ujung ruangan kamar saya. Kemudian Saya buka Bika Ambon dan Kue Kacang yang Saya bawa buat oleh-oleh ke teman-teman,biar gak berjamur. Bentangin tempat tidur, ngecas hape, ganti baju, nyemprot Bayfresh biar ruangannya segar, ngidupin kipas angin, dan barulah Saya tidur. Lumayan pulas. Sampai-sampai telepon dan sms dari teman Saya tidak kedengaran. Telepon dari mama akhirnya yang membangunkan Saya, tapi itupun belum sepenuhnya sadar. Hee!
Setelah sedikit sadar Saya melihat ada beberapa misscall dan sms. Waktu masih menunjukkan pukul 06.40, kebetulan Saya sedang tidak shalat, jadi Saya melanjutkan tidur Saya sampai pukul delapan lewat. Tidak apalah lama-lama, kan cuma ngisi KRS bae..hehe..

Sampai di kampus ada berita bagus. SANGAT BAGUS!
Selesai buka KRS on-line,tau semua nilai-nilai khan harus nemuin dosen PA (Pembimbing Akademik) buat minta tanda tangannya.
Nah..dia nyuruh kami nemuin dia di tempat kerjanya di Palembang dan kami enggak tau dimana tempat itu berada. Si ibu dosen PA enggak ngasi tau jelas alamatnya.
Adoo..baru sampe uda pergi lagi ke Palembang. CAPEEEEEK! NGANTUUUK!
Tapi kaaaaaaaannnn Saya dapet IP bagus..
Alhamdulillah..
0